7

409 54 2
                                    

Happy reading all ~!(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆


























(Name)'s POV



Hari ini aku berangkat lebih lambat dari biasanya, aku menyuruh Izuku untuk duluan karena aku mampir ke toko alat tulis.



Saat aku sampai di depan gerbang U.A, terlihat banyak wartawan yang datang penasaran dengan sosok All Might sang simbol perdamaian saat mengajar.



Aku malas meladeni yang namanya media, tapi aku tidak bisa lewat dengan teleportasi begitu saja.



Salah satu reporter bertanya padaku, "Hei kamu, bagaimana pendapat mu mengenai All Might saat mengajar?!" Tanya si reporter itu antusias.



"Entahlah, aku tidak tau. Aku kebelet, permisi." Jawabku. Ya memang tidak sopan, tapi aku malas meladeni yang namanya media.



Aku tidak melakukan teleportasi atau apapun, tapi aku menggunakan angin sebagai dorongan agar sedikit lebih cepat untuk menghindar dari media.



"Aku lelah, aku lapar..." Lirihku sembari berjalan masuk gedung utama. Aku sudah sarapan sebelum berangkat, tapi anehnya langsung terasa lapar setiap aku menggunakan quirk ku.



'apa ini efek samping quirk ku? Kenapa baru muncul sekarang?! Dari dulu baik baik saja!'batinku sedikit tidak terima.































Author's POV







Sekarang adalah jam pelajaran pertama, guru yang mengajar kelas 1A sekarang adalah wali kelas mereka.



"Aku sudah melihat rekaman video dan hasil latihan kemarin." Bebernya di hadapan para murid.



"Bakugo, kau ini kan murid yang berbakat, jangan kekanak-kanakan!" Bakugo merespon, "Sudah tau."



"Dan Midoriya," Midoriya Izuku merespon kaget. "Lagi-lagi kau mematahkan tanganmu." Midoriya menunduk "Jangan terus begitu, jangan beralasan kau belum bisa mengendalikan quirk-mu." Lanjutnya.



"Aku benci jika harus mengulangi ucapanku." Ucap si wali kelas. "Lagian kalau kau sudah bisa, kau akan bisa melakukan banyak hal." Midoriya memasang ekspresi tersenyum.



"Bergegaslah, Midoriya."



"Ha'i!" Ucap Midoriya semangat.



"Oh ya, Midoriya (Name). Entah itu suatu kemajuan atau justru kemunduran, kau menggabungkan 2 elemen sekaligus padahal belum sepenuhnya bisa mengontrol keduanya. Itu bisa saja mengakibatkan quirk mu tidak terkontrol dan lepas kendali." Yang di panggil cuma manggut-manggut. "Jangan ulangi itu sampai kau benar-benar bisa mengendalikannya." Lanjut wali kelas itu.



"Ha'i, sensei.." jawab (Name). Memang kebalikan dengan kembarannya yang antusias, (Name) suram dan ---umm, sengklek, ga waras.



"Sekarang mari kita kembali ke urusan kelas. Maaf agak terlambat, tapi kali ini kalian harus.." ucapan guru satu itu membuat satu kelas ovrthinking langsung.



"Tugas khusus lagi?!" Batin--gak semuanya juga sih-- murid murid 1A kompak.



"Memilih ketua kelas..!" Lanjut Aizawa.



"Itu mah sudah biasa!" Batin mereka kompak lagi.



Setelah itu, banyak sekali murid yang mengajukan dirinya untuk menjadi ketua kelas.



𝐒𝐄𝐕𝐄𝐍𝐓𝐇 || 𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang