9

396 46 1
                                    

Hello all, happy reading ~! (⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆



















Author's POV









"Sudah kuduga, pendobrakan kemarin juga ulah mereka." Ucap Eraser Head alias Aizawa.




"Di mana dia? Padahal aku sudah mengumpulkan semua penjahat ini... All Might... Simbol perdamaian... Tidak hadir?"




"Jika kita membunuh beberapa muridnya, apa dia akan muncul?" Tanya nya




Rambut dan perban Aizawa melawan gravitasi bumi. Itu pertanda ia menggunakan quirk-nya.




"Apa?! Villain?! Mereka tidak mungkin bisa masuk ke sekolah hero!" Ujar Kirishima.




Yaoyorozu maju dan bertanya pada Thirteen, "Sensei, bagaimana dengan sensor nya?"




"Tentu saja bekerja, tapi..." Jelas Thirteen.




"Apa mereka hanya muncul disini, atau di lingkungan sekolah juga?" Todoroki bertanya. "Jika sensornya tidak berfungsi... Itu artinya mereka memiliki seseorang dengan quirk yang bisa mengacaukan sensornya. Tempat terpencil dan jauh dari gedung utama, di waktu kita seharusnya melakukan latihan. Mereka mungkin jahat, tapi mereka tidak bodoh. Penyerangan ini pasti sudah direncanakan matang-matang dengan tujuan tertentu." Lanjutnya.




"Thirteen, mulai evakuasi. Hubungi sekolah. Para villain ini memiliki sesuatu untuk mengelabui sensor. Kemungkinan seseorang dengan quirk intervensi yang melakukannya." -Aizawa




"Kaminari! Kau juga coba hubungi sekolah dengan quirk-mu." Perintah Aizawa pada muridnya yaitu Kaminari.




"Baik." Jawab Kaminari.




" Lalu bagaimana dengan Sensei?!" Tanya Midoriya. "Apa sensei akan bertarung?! Villain sebanyak itu. Meskipun sensei bisa menghapus Quirk mereka, gaya bertarung Eraser Head adalah menangkapnya dulu baru menghapus Quirk mereka. Pertarungan jarak dekat.." Lanjutnya.




Aizawa menengok, "Kau tidak akan bisa jadi hero hanya dengan satu gaya bertarung. Ku serahkan padamu, Thirteen." Thirteen mengangguk.




Setelah mengatakan itu, Aizawa terjun ke bawah untuk bertarung dengan para villain kelas preman biasa.




































(Name)'s POV




"Sugoi... Sensei benar-benar hebat dalam pertarungan satu lawan banyak." Bukannya mencari tempat berlindung, Izuku malah menganalisa Aizawa-sensei.




"Ini bukan saatnya untuk menganalisa, Izuku! Kita harus berlindung terlebih dahulu, biarkan pro yang melakukannya!" Ujarku sembari menarik tangan Izuku.




Sebenarnya bukan karena takut atau apa..




Tapi...





'aku kebelet!!! Apa disini tidak ada toilet?!!'




A : hahh.. pantesan keringet dingin, dikira beneran ketakutan eh ternyata kebelet, NEM emg beda:) kalo aku si pasti ngacir sedari awal yak:D




Saat kami akan menghampiri jalan keluar USJ, tiba tiba saja ada salah satu villain dengan warna gate nya.




"Tak akan ku biarkan." Ucap villain berkabut itu.




𝐒𝐄𝐕𝐄𝐍𝐓𝐇 || 𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang