33

199 21 12
                                    

Author's POV.

Matahari baru terbit, dengan tumben nya (Name) bangun jam segitu. Rupanya dia tidak bisa tidur semalam. Tidur pun selalu terbangun.

Bukannya mandi, (Name) malah terus memandangi langit pagi. Indah katanya, tapi dia 'kan harus sekolah.

Angin berhembus kecil, ranting pohon bergoyang, hal itu menampakkan senyum lega di wajah (Name). Ia merasa lega karena semua sudah berakhir.

Walaupun nanti, suatu saat, “pasti” rintangan yang lebih besar akan datang pada dirinya dan kawannya.

(Name) menghela napas, setelahnya ia langsung pergi ke lantai 1 untuk mandi. Tak lupa membawa baju seragam dan tas yang sudah siap isinya. Malas kalau harus bolak balik lantai 4 katanya.


"Apa perasaan ku saja atau memang benar (Name) makan lebih sedikit dari biasanya. Tapi kau makan dengan sangat semangat..."

(Name) menoleh ke Ashido, "aku sulit tidur hari ini. Padahal kalau di rumah sekali memejamkan mata langsung tertidur." Keluhnya.

"Wajar saja kalau (Name)-san merasa kurang nyaman dan susah tidur. Lingkungan tempat kita tinggal sekarang ini masih lingkungan asing." -Yaoyorozu.

"Ngomong-ngomong, kenapa (Name)-chan sudah memakai baju seragam sekolah dari sekarang, kero? Padahal waktunya masih cukup untuk sekedar istirahat." -Asui.

"Aku 'kan sulit tidur. Nah, biasanya kalau begitu aku selalu mandi pagi-pagi buta. Tapi jarang karena dirumah aku biasa bangun satu jam sebelum berangkat sekolah, sih." (Name) menjawab.

Setelah selesai makan dan mengobrol beberapa saat, (Name) beserta kawan yang lainnya segera menuju gedung utama yang letaknya tak jauh dari asrama Meraka tinggal.

"Kemarin aku sudah menjelaskan nya, kelas 1-A dari jurusan pahlawan akan berfokus untuk mendapatkan surat izin pahlawan sementara." -Aizawa.

"HAI'!" Jawab para murid serentak.

"Dalam surat izin pahlawan terdapat tanggung jawab besar. Tentu saja, ujian untuk mendapatkan surat izin itu sangat sulit. Meski surat izin sementara, tingkat kelulusannya 50% setiap tahunnya." Aizawa menjelaskan.

"Padahal hanya surat izin sementara, sampai sesulit itu?" Mineta yang di belakang (Name) bergumam.

Mata Aizawa menatap tajam, "karena itulah, hari ini kami ingin kalian memiliki satu atau dua..."

Pintu ruangan kelas terbuka, menampilkan tiga orang guru yang masuk. Midnight, Cementoss, dan Ectoplasm.

"...Jurus pamungkas!" Aizawa melanjutkan ucapannya tadi.

"Jurus pamungkas?!" Pekik Kaminari.

"Akhirnya keluar juga istilah kerennya!" Seru Kaminari dan Ashido bersamaan.

"Pahlawan banget!" -Kirishima dan Sero.

"Pamungkas, itu berarti gerakan ini akan menjadi kunci kemenangan mu!" -Ectoplasm.

"Gerakan yang tidak mungkin bisa ditiru oleh orang lain. Bertarung itu saling memojokkan lawan dengan keahlian masing-masing." Timpal Cementoss.

"Jurus yang akan menjadi identitas kalian. Saat ini tak ada pahlawan pro yang tak memiliki jurus pamungkas, loh." -Midnight.

"Supaya lebih mudah dipahami, sembari jalan kami jelaskan detailnya." -Aizawa. "Pakai kostum kalian dan setelah itu berkumpul lah di gedung olahraga Gamma."

~———————―——————~

(Name)'s POV.

𝐒𝐄𝐕𝐄𝐍𝐓𝐇 || 𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang