46

195 39 10
                                    

💚🐢こんばんわ、みんな さん!💨💚

WANR!
chapter ini mengandung adegan berdarah yang mungkin tidak cocok untuk sebagian pembaca. harap bijak dalam membaca chapter ini!

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

(Name)'s POV.

"Sudah kuduga, kamu tidak bisa menggunakan Quirk-mu dengan baik." Dia melepaskan secara paksa pisau yang menancap di kaki ku. Aku meringis kesakitan.

Aku berdiri lalu menjauh darinya, kaki ku akan sembuh dengan sendirinya saat aku mengaktifkan Quirk!

"Kau ini gila apa bodoh?" Tanya nya sembari melancarkan serangan padaku.

Aku menghindar, kaki kananku sudah tak terasa. Rasanya seperti tak punya kaki sebelah kanan. "Tidak, aku masih waras. Hanya saja aku sedikit bodoh karena tak menyadari keberadaan mu."

"Hah," dia menyeringai. Dan JLEB. Pinggang ku tertusuk.

"Ohok..!!"

"Bagaimana mungkin untukmu yang payah seperti ini menjadi Hero yang melindungi masyarakat? Racun di tubuhmu itu sudah menjalar, kamu akan mati sekitar setengah jam lagi. Kalau perlu, aku mengambil Quirk-mu, tapi aku harus meminta bantuan Moyang Tua itu. Jangan berpikir untuk kabur, karena bergerak apalagi mengaktifkan Quirk membuat racunnya menyebar lebih cepat." Dia meninggalkan ku sendirian di ruangan ini setelah menghilang tiba-tiba.

"Uhh..." Aku memegangi betis ku yang berdarah. Tak hanya betis, pinggang ku juga tertusuk. "Untung saja aku meng-custom  Hero Costume ku sedikit lebih tebal. Setidaknya tusukan tadi tak mengenai ginjalku, bisa gawat kalau sampai kena."

Aku segera mengambil perban di mini pouch, lalu melilitkannya di sekeliling perut serta betis kanan ku. Aku mengedarkan pandangan, berusaha mencari jalan keluar. Aku tersenyum, "bergerak mati, kalau tak bergerak pun mati. Daripada tak mencoba sama sekali kan lebih baik berusaha, walau pun belum tentu berhasil."

Saat aku mencoba berdiri, tubuhku terjatuh sendirinya. "Hah! Apa aku berbuat hal buruk padanya sampai-sampai dia serius ingin membun*hku?!"

Kepalaku terasa berat, aku ingin munt*h rasanya. Selain kepala, tubuhku juga terasa berat, apalagi dengan kaki kananku yang sudah tak terasa. Aku tak bisa melangkahkan kaki ku. Seluruh badanku rasanya kaku dan membuatku tak bisa bergerak sama sekali. "Uhh...!"

"Dia bilang tadi setengah jam? Yang benar saja hei!"

Aku memegangi kepalaku yang serasa sudah ulangan Matematika, berat dan sakit sekali rasanya.

Mulutku bahkan tak bisa mengeluarkan suara, apakah semua orang yang di bun*h nya selama ini mengalami sakit yang luar biasa seperti aku saat ini?

Bruk...

Tubuhku ambruk, mulutku terus mengeluarkan darah. Martin kayaknya otw kesini deh.

Di jemput Katsuki: hmm, y ok,😐
Di jemput Martin: ALAMAKK!☠️

"Kalau kau sudah hilang harapan, ingat kembali apa tujuan mu datang. Seperti itulah aku dapat merelakan nyawaku demi menyelamatkan mu dulu." Ah, aku jadi teringat kata-kata Hinata. Apakah saat ini dia sedang melihatku? Kalau ya, dia pasti kecewa dan menyesal.

"Kalau ada sesuatu yang membuatmu kurang nyaman itu bercerita, bodoh!" Kenapa kata bodohnya harus ku ingat juga dari perkataan si Katsubom..?

"(Name), kalau kau merasa kurang baik, bilang padaku dan ceritakan semuanya." Todoroki ... Apa kali itu terakhir kita bertemu...?

𝐒𝐄𝐕𝐄𝐍𝐓𝐇 || 𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang