Bagaimana rasanya menjadi kembaran dari Midoriya Izuku dan memiliki Quirk mengendalikan 7 elemen?
Midoriya (Name). Ia memiliki Quirk yang cukup berguna di pertempuran. Namun ia merasa tidak adil karena hanya dirinya saja yang memiliki Quirk. Sedangk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
↷✦; s e v e n t h c h a p t e r 4 9 ❞
Author's POV.
"Kerjakan dengan serius, (Name)." Ucap Aizawa dengan penuh penekanan. Muridnya yang satu ini entah mengapa sedang susah sekali diberi tahu, sampai-sampai Aizawa sendiri geram melihatnya.
"Ya, sensei." Sudah berkali-kali Aizawa mendapat jawaban yang sama, tapi hasilnya (Name) tetap saja tak fokus
Aizawa hanya menghela nafas, untuk saat ini Ia masih bisa mengendalikan emosinya. Entah kedepannya, "Oh ya, Midoriya, Eri ingin bertemu denganmu."
"Eh? Aku?!" Ucap Midoriya terkejut.
"Eri-chan ingin bertemu dengan Midoriya?" -Asui.
"Ya. Jujur saja, dia mengkhawatirkan kondisi Midoriya dan Togata. Sepertinya, ini adalah permintaannya yang pertama setelah masuk rumah sakit." Jelas Aizawa.
"Izuku doang, Sensei? Apa Aku nggak di khawatirkan juga? Jadi sedih ..." (Name) bercanda, Ia tidak begitu berharap akan langsung akrab dengan Eri.
"Ah, sebenarnya Eri bilang Kakak yang bajunya sobek-sobek, serta penampilan acak-acakan dan yang ada luka di pipinya. Mungkin itu Kau." Aizawa menjelaskan kembali.
"Kakak yang bajunya sobek-sobek serta penampilan yang acak-acakan..? Apa hanya itu bagian dariku yang diingatnya..?" Gumam (Name), "Padahal kan Aku secakep ini, ugh... Eri-chan salah lihat saja kali." Lanjutnya, yang membuat seluruh atensi tertuju padanya dengan tatapan geli.
"(Name) jangan emot..."
"Kamu butuh kaca..?"
"Apasih padahal kalian juga ikut muji kecantikan ku pas di kelas, loh..!" Ucap (Name) pada Uraraka dan Asui. "Sudah kuduga kalian tidak jujur... Sial, di dunia ini memang sudah tidak ada yang bisa dipercaya kecuali diri sendiri..."
"Kata-kata hari ini, dari seorang opake."
"Heh, itu lambe. Kasian my mom udah lahirin susah-susah, kalian dengan gampangnya ngomong gitu... Hidoi." Ucap (Name), tak berselang lama Ia kena timpuk penghapus board oleh Aizawa. Sekaligus harus beresin ruangan kelas tambahan tersebut sehabis jam selesai.
Oh kasihan sekali nak gadisnya Mama Inko ini.
Sebuah pintu di salah satu ruangan di rumah sakit terbuka, menampakkan dua orang laki-laki dan satu orang perempuan.
"Eri-chan!" Panggil ketiga orang tersebut serentak. Tak lain tak bukan mereka adalah Togata, Midoriya, dan (Name).
"Maaf Kami baru bisa mengunjungi mu." Ucap Midoriya sembari tersenyum hangat.