41

109 17 4
                                    

maaf udh lama ngga up, awaa lagi sibuk nontonin vtuber. kalo vote nya melebihi 40 vote, awaa bakal usahain tripel update, gimana? YOKK BISAA!

Oiyaa, disini ceritanya Hero costume (Name) udah siap yaak. ntar ilustrasi nya awa kasih di next chap aja ya mantemann


Author's POV.

"Soal studi kerja pro hero, atau yang bisa dibilang magang tapi versi lebih seriusnya, saat kalian pergi ke tempat kerja Pro Hero dan membantu mereka ... Kami sudah membicarakan nya saat rapat kemarin, dan hampir semua guru, termasuk kepala sekolah, sependapat kalau kalian seharusnya tidak melakukan itu." Beber Aizawa di depan kelas, tentu pengumuman itu bisa meredakan pusing (Name) yang bingung mau magang di agensi mana lagi.

"EH!?" Pekik para murid, terkecuali yang pendiam dan (Name) yang juga sedang ingin diam. Amjay jadi cool dulu bozz. *Plakk

"Padahal sudah dijelaskan panjang lebar begitu!" -Kirishima

"Tapi karena kita harus masuk asrama, kurasa itu ada benarnya juga." -Kaminari.

Bakugo menggebrak meja lalu berdiri dan berkata, "RASAKAN ITU!" Sembari tersenyum puas. Ya, hanya karena ia tidak berpartisipasi.

"Tapi," ada tapinya juga ya Aizawa-sensei. "Dengan kebijakan kami saat ini, ada yang menganggap kami takkan bisa melahirkan Hero yang kuat. Jadi kami putuskan kalau murid kelas 1 hanya di perbolehkan magang di agensi yang memiliki catatan bagus saat menerima murid magang."

Oke, (Name) mulai bingung lagi. Syukur-syukur kalau ada 1 agensi saja yang meliriknya saat ini, tapi boro-boro. Dengan kebijakan sekolah yang baru saat ini, (Name) pasti akan lebih sulit untuk menemukan tempat magang.

Tapi kata Aizawa, nanti akan ada agensi yang memiliki catatan bagus akan menghubungi pihak sekolah kalau ada murid yang mau dijadikan murid magang. (Name) berharap ada yang mau menjadikannya murid magang.

"Kak jangan terlalu berharap kak. Author udah pernah berharap banyak dan ujung-ujungnya malah dikasih harapan palsu, jadinya kit heart." Suara retaknya hati Author *krakk*😔


(Name)'s POV.

*Jam istirahat*

Aku sedang memainkan pena dan buku tulis, seperti biasa, mencoret-coret halaman terakhir di buku sekolah. Padahal sudah tahu itu buku untuk belajar di sekolah, huh.

*Ngaku gak kalian para readers, pasti kalian juga pernah gitu kan?! Padahal sudah dilarang sama mama kalian, huh.

Nyut

“KAU TIDAK BERHAK DIAM DAN DUDUK TENANG BEGITU! SETIDAKNYA BANTULAH AKU SEDIKIT!”

'Ukh! Ingatan ini ...!'

Aku memegangi kepalaku, membiarkan pena yang terjatuh ke lantai. “kasihan sekali, kau sebenarnya ingin menggunakan Quirk mu dengan bebas, 'kan? Tapi kamu tidak bisa mengendalikannya~”

Kepalaku terus berdenyut, rasanya sakit hingga pengelihatan ku buram. Semuanya berubah menjadi gelap. Karena takut buta, aku pun mencoba memanggil Izuku di bangku depanku, tapi dia sedang tidak ada di tempatnya.

“lepaskan saja Quirk mu itu. Biarkan keluar perlahan dari tubuhmu.”

Sakit!

“sedikit demi sedikit, Quirk anak ini pasti akan melahap dirinya dan semua orang di sekitarnya. Lebih baik kita tidak terlibat dengannya sedari awal.”

Tidak! Aku bisa mengendalikannya!

“Quirk nya sangat dahsyat! M-manusia normal pada umumnya tidak mungkin bisa memiliki Quirk seperti itu! Ini sudah seperti sang pengendali elemen!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐄𝐕𝐄𝐍𝐓𝐇 || 𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang