Part 4

572 74 5
                                    

Pagi ini Bila mulai kembali mengantarkan beberapa pesanan catering nya yang searah dengan kampusnya. Mas Ferdi sudah meminta Bila untuk tidak perlu mengantarkannya , namun Billa tetap keras kepala ingin melakukannya. Lagipula dia memilih tempat-tempat customer yang searah dengan arahnya ke kampus.
Karena hari ini Novan masih belum bisa masuk untuk bekerja, jadi terpaksa pekerjaan nya harus di back-up oleh yang lainnya termasuk Billa yang berinisiatif mengganti nya lagi.

"Bil nanti Aris beres nganterin pesenan snack box langsung nganter-nganter yang sarapan kok.. Kamu gausah nganter aja deh.
Kalo mau berangkat ke kampus ya langsung aja... " Ujar Mas Ferdi menghampiri Billa yang sibuk menyiapkan pengantarannya.

"Gapapa Mas, ini masih jam 7pagi . Billa ada kelas jam 10an kok.. Jadi pasti masih sempet, orang cuma ketiga tempat doang. Jadi nyantai juga kok Mas.... " Jawab Bila.

"Hemm yaudah, gimana kamu aja... "
"Nih buat ngemil di kampus.. " Ujar Mas Ferdi memberikan snack box pada Bila.

"Wihh apalagi iniii... Masih panas lagii, sayang banget kalo dimakannya ntar di kampus Mas... " jawab Bila membuka box nya dan mulai mencium aroma cinnamon dari sana.

"Cinnamon roll itu, tadi Mas bikin buat ntar foto produk. Yang kamu bawa itu disiram pake madu sama pake kacang walnut topping nya. " Jelas Mas Ferdi.

"Wahh.... Makasih yaa Mas..
Kalo gitu Bila langsung jalan dulu yaa...
Assalamu'alaikum... " Tutup Bila Menyalami Mas Ferdi untuk segera berangkat .

"Iyaa, Hati-hati Bil... Jangan lupa kabarin kalo udah sampe kampus. Tanda terima pengiriman juga jangan lupa yaa.. " Teriak Mas Ferdi yang sudah ditinggalkan Bila berlalu ke arah halaman menuju mobilnya.

Bila sudah selesai mengantarkan dua tempat pemesanan sebelumnya. Sekarang tinggal pengantarannya yang terakhir sebelum berangkat ke kampus nya.

"Pagii Pak.. " Sapa Bila pada Pak Maman yang kali ini sudah siap di meja jaganya di depan lobby.

"Ehh Pagi Mbak Bila... Nganterin lagi? " Tanya Pak Maman.

"Iyaa Pak, Novan masih sakit katanya. Kayanya lusa deh Pak baru bisa masuk. Ehiya Pak yang hari ini cuma menu sarapan biasa aja yaa... " Jelas Bila sambil menyerahkan kantong yang berisi beberapa box makanan didalamnya.

"Siapp, ini surat terima nya udah Bapak tanda tangan dulu, tinggal cek jumlah box nya yaa... " Ujar Pak Maman.

Belum sempat Pak Maman membuka dan mengecek kantong yang Bila bawa,
Tiba-tiba ada tangan yang membawa satu buah kotak makan yang Bila bawa tepat dihadapan wajahnya. Tentu saja, hal itu membuat Bila menatapnya heran, dan terkejut lagi pasti.

"Kamu? " "Mas yang kemarin kan? " Ujar Bila sambil menunjuk ke arah Nando.

"Loh kamu nganterin makanan lagi? ". Alibi Nando, padahal sebelum Bila datang dia sudah bertanya pada Pak Maman lebih dahulu jam berapa biasanya staff catering Bila mengantarkan pesanannya. Dan bertanya apakah Bila mungkin mengantarkannya lagi atau tidak.
Pak Maman hanya menjawabnya seadanya.
Dan Nando juga tentu masih memiliki gengsi didalam dirinya, daripada dia terlihat seperti sedang menunggu seseorang di depan. Lebih baik dia menunggu di kursi dekat meja receptionist di dalam, yang tentunya masih terlihat jelas pemandangan dari luar lewat kaca jendela kantornya.

Memperhatikan interaksi mereka berdua, Pak Maman hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menahan senyumnya sendiri.

"Iyaa saya hari ini nganterin lagi catering nya Mas. " Jawab Bila

"Gimana Pak udah pas ya? 20 box semuanya? " Tanya Bila pada Pak Maman.

"Iya siap Mbak Bila, pas yaa.. Ini suratnya" Ujar Pak Maman menyerahkan surat terimanya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang