Part 8

505 62 5
                                    

Bila hari ini berangkat bersama dengan Mas Ferdi ke catering. Kebetulan sekali sebelum Mas Ferdi lebih dulu hendak meninggalkan nya untuk berangkat lebih awal, justru Bila yang sudah siap menunggu kakaknya itu karena khawatir di tinggal duluan.
Biasanya memang jika Mas Ferdi sudah mengatakan sebelum nya akan menggunakan mobil untuk berangkat, Bila sudah pasti memasang alarm pada dirinya sendiri untuk bersiap lebih awal.

"Bil mau sarapan apa? Mau beli? Atau itu liat di kitchen sisa packing catering pesenan pagi ada kayanya, atau mau Mas bikinin dulu? " Tanya Mas Ferdi pada Bila begitu sampai di ruangan nya.

"Yang ada aja deh Mas, tadi katanya ada pesenan Katsu yaa ntar Bila cek ke kitchen deh minta makan hehehehe... " Jawab Bila.

"Gausah Mas bawain aja, kamu tunggu sini yaa... Ohiya Mas udah bikin proposal kemarin. Kamu tolong cek sama rapihin ya." Ujar Mas Ferdi yang hendak membawakan Bila sarapan.

"Okee Mas.. " Jawab Bila yang sudah menyiapkan laptopnya di meja sekarang.

Bila membaca satu persatu syarat atau kesepakatan kerja sama yang diajukan Mas Ferdi, juga merapihkan data file nya. Bila rasa jika proposal ini sudah rampung dia bisa segera menghubungi Nando untuk memberikan konfirmasi penawaran kerjasamanya ini dan untuk progres berikut nya.
Bila berniat untuk menghubungi Nando via email catering nya saja nanti, atau mungkin juga tak masalah juga jika lewat email pribadinya. Saat hendak membuka email masuk untuk mencari email file yang dikirim Nando sebelum nya, satu pesan masuk dari email pribadi Bila berhasil menurunkan semangatnya pagi ini.

"Dear Bila,
Ini Mas Rizky Bil.
Aku gaada personal contact apapun lagi yang bisa terhubung sama kamu selain email ini.
Tolong kasih aku waktu kesempatan untuk bicara sama kamu ya.
Iam waiting for your time. "

Bila sempat melirik sekitarnya saat membaca pesan email ini. Saat merasa aman tak ada siapapun di ruangan ini selain dirinya, Bila dengan segera menghapus email itu. Apalagi pikirnya yang diinginkan pria itu, Bila sudah mencoba bersikap tegas dan sopan saat dia berusaha ingin bicara padanya. Bila takut jika situasi ini justru jadi membuatnya terpaksa melibatkan Mas Ferdi untuk kenyamanannya kedepannya.

"Nih Bil... Mas bawain Nasi Goreng Katsu.. " Ujar Mas Ferdi saat datang mengejutkan Bila.

"Eh iya Mas... " Jawab Bila yang langsung menutup laptopnya dan mengalihkan perhatiannya.

"Udah beres revisi nya? "

"Udah kok udahh amann.. " Jawab Bila gugup.

"Coba Mas liat... " Ujar Mas Ferdi yang hendak membuka laptop Bila.

"Ahh engga gausah, Bila udah revisi dan rapihin semua kok Mas. Nanti tinggal bilang sama Mbak Asri buat hubungin Mas Nando aja buat meeting lagi. Mas percaya kan sama Bila?" Ujar Bila panik dan menghalangi gerak Mas Ferdi.

"Kamu gapapa Bil? " Tanya Mas Ferdi heran.

"Engga kok, kenapaaa? "

"Gapapaa, yaudah kalo menurut kamu gitu.
Bilang sama Pak Ernand nanti untuk ketemu lagi sama kamu besok. Jangan lupa jelasin semuanya secara rinci" Jawab Mas Ferdi tegas.

"Iyaaa Mas... " Jawab Bila. Menurut Bila sepertinya Mas Ferdi punya sensi tersendiri pada Nando saat dia memanggilnya lebih fleksibel tanpa kata "Pak" Atau nama kantornya. Namun Bila lebih memilih untuk mengabaikannya.

"Yaudah kamu sarapan dulu, nanti Mas anterin ke kampus sekalian nganter pesenan. Pulangnya ntar kalo Mas agak telat kamu pake ojol aja dulu yaa... " Jelas Mas Ferdi.

"Okee Mas, makasih ya... " Jawab Bila.

*****

"Kok belum ada kabar apa-apa yaa dari catering itu? Tadi itu kurirnya juga ga nyampein apa-apa selain kabar Bila yang mulai ga nganterin lagi.
Apa mereka perlu waktu lebih buat ngambil keputusan kali yaa...
Gue lupa lagii ga minta kontaknya Bila langsung, masa mau nanya adminnya langsung yaa... Di brosur ini kan nomor adminnya doang... " Ujar Nando yang terlihat sedikit gelisah di mejanya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang