Part 26

566 78 3
                                    

"Pak Ernand? " Ujar Mas Ferdi begitu menghampiri Nando di depan gerbang rumah.
"Pagii Mas... " Jawab Nando membungkukan badannya seperti seorang greeter di hotel dan restoran. Bila menggerutu sendiri melihatnya, kenapa pria ini begitu percaya diri sekali kelihatannya. Dan apa yang ada di pikirannya hingga terlihat begitu sumringah didepan Mas Ferdi.
Disisi lain ada Natya yang memberikan kode pada Bila seperti menanyakan "apa yang sedang terjadi sekarang? ". Karena tentu saja, sepupunya itu menduga jika Bila sudah mengetahui hal ini lebih dulu sebelumnya.

" Loh.. Sengaja kesini? " Tanya Mas Ferdi.

"Iyaa Mas.. Kebetulan...... " Ujar Nando terpotong.

"Kebetulan Mas Nando ini mau nganterin charger Bila yang ketinggalan di kantor nya kemarin, iyaa kan?
Yaampun... Repot-repot bangett loh...
Padahal Bila udah bilang gausah dianterin langsung, bisa pake ojek online aja.
Cuman emang Mas Nando ini seneng banget direpotin yaa... " Ujar Bila yang sengaja menekan akhir kalimatnya melirik tajam ke arah Nando dari samping.

Natya sudah berusaha menahan tawanya dari belakang Mas Ferdi, bagaimana tidak?
Saat Nando hendak menjawab kakak sepupunya itu, Bila yang semula berada disampingnya langsung terburu buru berpindah ke samping Nando dan menjawab pertanyaan Mas Ferdi dengan ide yang entahlah bagaiamana dia menjelaskannya.

"Charger? " Beo Mas Ferdi dan Nando bersamaan.
Jika Mas Ferdi mempertanyakan hal itu untuk memperjelas, berbanding terbalik dengan Nando yang sepertinya justru kebingungan. Harusnya dia mendapatkan briefing lebih dulu bukan? Salahnya sendiri datang tanpa undangan ke rumah Bila begitu saja.

"Iiii-Iyaaa.." Jawab Bila gugup.

"Iya kan Pak Ernand.... " Ujar Bila mencuri kesempatan untuk memberikan kode mata pada Nando diam-diam.

"Ohh iyaa Mas.. Saya..
Iya saya mau anterin charger Bila yang ketinggalan...
Gapapa kok Bil, saya seneng direpotin..
Ehh maksud saya, saya seneng bisa bantu dan ga ngerasa direpotin.. " Ujar Nando menyadari kode dari Bila. Dia sendiri tidak mengerti mengapa dia harus mengarang cerita pagi ini untuk alasannya.

"Kenapa? Kok jadi Pak Ernand yang anterin?
Tapi sorry sebelumnya, kok Pak Ernand bisa langsung tau kesini? " Tanya Mas Ferdi menunjukkan arah jalan.

"Oh iyaa jadii ginii Mas,
Kan waktu Bila ketinggalan charger itu dua hari lalu, nahh setelah itu kantor Pak Ernand ini libur kan..
Dan beliau yang notice duluan, terus ngabarin Bila dan emang bilang mau anter kemarin, cuman ga sempet kan yaa Pak?
Soalnya Bila juga bilang, gapapa Bila kirimin alamat Bila aja buat pake ojol aja gitu Mas..
Soalnya Pak Ernand juga tau Bila gaada jadwal ke cafetaria hari ini. " Jelas Bila berusaha meyakinkan.

Natya memberikan kode jempol sebagai reaksinya mendengar penjelasan Bila.
"Acting yang bagus" Ujar Natya dalam batinnya.

Nando sendiri mendengar penjelasan Bila langsung menatap ke arahnya, dia tak menceritakan apapun sama sekali tentang jadwalnya hari ini.
Tentu saja awal Nando mengira tujuan awalnya dia menjemput Bila hari ini adalah supaya mereka bisa berangkat bersama ke kantor dan cafetaria yang tak jauh dari kantor Nando. Dan kenapa Bila hari ini tak memiliki jadwal bekerja, tebaknya penasaran.

"Ohh gituu.. Yasudah...
Terimakasih sebelum nya yaa Pak..
Tuh Bil.. Jadi ngerepotin kan kamu.. " Ujar Mas Ferdi melirik Bila.

"Tapi ini maaf banget Pak, saya gabisa nawarin untuk mampir dulu ke rumah soalnya kebetulan ini kita mau langsung berangkat.. " Ujar Mas Ferdi pada Nando.

"Oh iyaa Mas gapapa, santai ajaa..
Langsung ke catering hari ini Mas? " Tanya Nando.

"Ohh engga, ini kebetulan saya harus nganter adik-adik saya dulu ini.
Bila dan sepupunya ini kan beda kampus, jadi yaa saya harus anterin dulu satu-satu sebelum ke catering... " Ujar Mas Ferdi.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang