"Darimana lo? " Ujar Rion saat melihat Nando kini sudah kembali di ruangannya.
"Dari luar.. " Jawab Nando datar.
"Luar kantor maksudnya? Nganterin yang kemarin nitipin makan, terus sekarang dapet special box lagi? " Tanya Rion jahil melirik kotak snack box di meja Nando.
"Apasii lo.. Sebenernya arah pembicaraan lo ini kemana? " Tanya Nando.
"Iya pasti lo juga tau arahnya kemana, lagian tumben amat klient atau Mitra kerja kita dianterin sampe segitunya banget. Mana lo ternyata masih ngantor dan balik lagi kesini lagi... " Jelas Rion.
"Gue kira emang nganterin tuh karena lo ada keperluan lagi di luar.. " Sambung Rion.
"Ih gue gaada niat buat nganterin doang ya.
Tadinya mau jemput Papa di kampusnya sekalian cuma gajadi, ya yaudah gue balik lagi ke kantor lah.. " Jawab Nando."Lah? Jadi lo tadi nganterin ke kampusnya? Gue kira cuma sampe depan kantor doang.. " Jawab Rion yang terkejut dengan pengakuan Nando.
Nando memejamkan matanya sebentar, saat mendengar respon Rion. Tau jika sahabatnya ini tak mengetahui jika dia mengantar Bila ke kampus nya lebih baik dia tak menceritakan nya sama sekali. Karena Nando sudah paham betul arah pembicaraan dia nanti kemana.
"Apasih ah gausah mulai deh loo.. Inget ya ini calon Mitra kerja. Ga boleh lo macem-macem ngisengin dia, atau bikin hal aneh-aneh. Om Han's percayain ini langsung sama gue. Jadi plis lo gausah usil sekarang.. " Tegas Nando.
"Idih... Yang ada lo yang jangan macem-macem. Ingett terakhir kali pendekatan sama cewek, loo selalu berakhir sama. Ini calon Mitra kerja lo jangan banyak tingkah... Meskipun gue liat kayanya yang ini agak beda dari standar-standar cewek yang pdkt sama lo selama ini.. " Ujar Rion sambil menerawang.
"Apasih loo ah... "
"Tuh kerjain revisi kemarin, nanti besok diminta keteteran lagi lo.. Sibuk mulu ngusilin gue emang. " Ujar Nando sambil melirik meja Rion seolah mengarahkannya untuk duduk disana, dibandingkan duduk didepan mejanya sekarang dan seolah melakukan interogasi padanya."Hemmm dasar lo... " Ujar Rion dan berlalu ke meja kerjanya.
Nando memilih untuk mengabaikan Rion, dan kini menikmati makanan yang diberikan Bila. Sebenarnya Nando jadi penasaran, Bila ini bekerja sebagai apa di tempat catering itu pikirnya. Karena pertama dia bisa kuliah dan bekerja secara fleksibel disana, dia juga yang mengantarkan cateringnya saat yang biasa bertugas mengantarkan nya tidak bisa melakukannya, dalam sosial media mereka juga Bila selalu hadir dalam setiap postingan promosinya, apa mungkin dia juga yang sudah membuat makanan ini pikir Nando.
Ditengah segala praduga nya tentang Bila, Nando jadi teringat saat tadi mengantarkan nya ke kampus dan bertemu dengan Papanya, Nando jadi malu sendiri mengingat Papanya yang menegurnya karena dia beralasan ada disana untuk menjemput Papanya. Meskipun alasan itu memang benar adanya, tapi sebenarnya itu bukan alasan utama Nando pergi kesana."Jangan keasikan ngelamun lo..
Cepet beresin kerjaan lo, sama special box itu.. Bentar lagi jam pulang kantor.. " Ujar Rion yang diam-diam memperhatikan Nando dari mejanya.Nando memutar bola matanya malas.
"Iyaiyaa, ribet banget deh lo perasaan... "Dan Rion hanya mengangkat bahu nya menanggapi Nando.
****
"Jadi gimana tadi Bil meetingnya? " Tanya Mas Ferdi ketika mereka sudah duduk santai di ruang tamu.
"Ohiyaa, sebentar Bila ambil proposal nya dulu Mas.. "
Ujar Bila yang hendak mengambil Map dari tas-nya."Inii Mas, tadi Nando sempet jelasin beberapa pointnya sih sama aku, cuma baiknya kayanya Mas baca dulu penjelasan dan rinciannya disini.. " Ujar Bila menyerahkan proposal nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'
Fiksi Penggemar"Aku tak akan membiarkanmu tenggelam sendirian, sekalipun kamu tak mempercayainya, akan tetap ku yakinkan. Kita bisa berdamai dengan semua keadaan, bahkan berjalan bersama kedepan". - Ernando. Haii ini cerita fanfiction pertamaku, awal aku mula...