"Pak.. Saya minta maaf banget yaa sebelumnya jadi ngerepotin lagi...
Saya ikut buat balik lagi ke kantor aja kok ini.. " Ujar Bila mengawali pembicaraan di mobil."Loh kenapa Bil? Bukannya tadi kamu ada keperluan langsung kan dari sini? Tadi minta anterin kesana kan? Gapapa kok.. Saya ga keberatan... " Ujar Nando.
"Hemm... Gapapa kok Pak, saya bisa berangkat sendiri nanti dari kantor. " Jawab Bila ragu.
"Udahh, kamu kan tadi udah minta tolong sama saya. Nah kalo tiba-tiba jadi gajadi kaya gini justru jadi saya yang ngerasa gaenak. Jadi kali ini kamu saya anterin yaa.. Kita mau kemana arahnya ini? " Tanya Nando menunjuk arah ke jalan.
"Maaf yaa Pak.. Kita ke daerah Mall yang kemarin saya kebetulan ikut pulang bareng waktu pulang dari kampus. " Jawab Bila dengan suara melemah.
"Gapapa, kali ini kebetulan juga kan saya bisa anterin kamu? Jadi santai aja ya.. " Jawab Nando menenangkan.
Bila rasanya seperti sedang menerima sarkasnya sendiri sekarang, tadi dia sendiri yang menyindir tentang kebetulan itu pada Nando. Dan sekarang pria ini membicarakan hal yang sama padanya. Perbedaan nya saat ini Bila sendiri yang meminta langsung ditemani nya.
Sungguh, jika bukan karena ingin menghindari Rizky untuk yang kesekian kalinya, Bila tentu tidak akan meminta bantuan Nando untuk ini. Bila sendiri heran mengapa Rizky bisa berada disana tadi, meskipun itu adalah tempat umum. Tapi mengapa mereka harus tak sengaja bertemu disana. Jika saat Rizky menunggu nya dikampus itu sesuatu yang disengaja. Maka kali ini ketidak sengajaan ini sungguh tidak dia harapkan sama sekali.
Bila juga baru menyadari mengapa sudah beberapa kali saat dia berusaha menghindari Rizky, Nando hadir disana dan selalu menjadi alasannya untuk bisa menghindari nya. Ini seperti banyak kebetulan yang menjebaknya.Nando dan Bila sudah berada di area sekitar Mall sekarang. Bila terlalu sibuk dengan isi kepalanya sendiri, hingga tak menyadari Nando saat ini bukan sedang mengantarkan nya di depan Mall. Tapi justru sedang memarkirkan mobilnya di area bassement.
Nando belum mengambil jam istirahat nya hari ini, tentu saja karena posisinya dan tempat dimana dia bekerja, Nando sebenarnya memiliki lebih keleluasaan dengan jam kerjanya sendiri. Itu salah satu alasan mengapa dia terkadang bisa keluar ataupun pulang diluar jam normal kantor biasanya. Peraturan pertama yang diterapkan pamannya padanya adalah pekerjaannya hanya harus selesai tepat waktu, itu saja. Dan memberikan ruang untuk Nando mengatur management waktu nya sendiri, entah bertemu dengan klien, ataupun jam kerjanya."Bil.. ? " Tegur Nando yang menyadarkan Bila dari lamunannya.
"Ehh iyaa.. Maaf... "
"Loh kita udah sampai? Tapi Kok ini kaya di bassement ya? " Tanya Bila menyadari sekitarnya."Iyaa , saya udah parkir di bassement nya.
Beneran kesini kan tujuannya? " Tanya Nando."Ah iyaa bener kok, duhh saya malah jadi tambah gaenak lagi... " Keluh Bila.
"Kalo gitu gausah kamu terlalu pikirin biar ga ngerasa gaenak. " Jawab Nando.
"Kamu ada janji sama sepupu kamu kan tadi ya? " Tanya Nando.
"Iyaa.. " Jawab Bila.
"Dia udah dateng? Atau kamu mau nunggu dia dimana? " Tanya Nando.
Bila sebenarnya bukan merasa tidak sadar dengan pertanyaan Nando yang lebih terdengar seperti perhatian menurut nya .
Tapi kali ini Nando memang sudah menolongnya lagi, jadi dia rasa semua ini akan di wajarkannya saja."Nanti saya langsung hubungin dia lagi kayanya, Bapak mau langsung balik ke kantor lagi ya? " Tanya Bila sambil membuka seatbelt nya.
"Saya lagi gaada keperluan lain di Mall ini sih sebenernya. Tapi tadi kata kamu kan ponsel kamu lowbatt, kamu bisa emang ngehubungin sepupu kamu itu? " Tanya Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'
Fanfic"Aku tak akan membiarkanmu tenggelam sendirian, sekalipun kamu tak mempercayainya, akan tetap ku yakinkan. Kita bisa berdamai dengan semua keadaan, bahkan berjalan bersama kedepan". - Ernando. Haii ini cerita fanfiction pertamaku, awal aku mula...