Bila sebelumnya menolak tawaran Nando yang menawarinya tumpangan ke kampus, meskipun dengan alasan memang kebetulan mereka akan pergi ke tempat yang sama .
Namun Nando tetap menawarkan nya dengan meyakinkannya supaya Bila tidak menunggu lebih lama jika menggunakan ojol, tentu saja karena Nando ini akan menjadi calon Mitra kerjanya Bila berusaha menghargai tawarannya.Nando berjalan mendahului Bila untuk menuju mobil. Dia masuk dan membereskan isi mobilnya yang sebelumnya sedikit berantakan menurut nya, karena kesibukannya yang sering berada di luar rumah, dan kunjungan di luar kantor Nando terkadang menyimpan banyak barang di mobilnya entah itu stok pakaiannya, alat memasak portable, dan masih banyak lagi. Katanya ini bentuk persiapannya agar semua yang dibutuhkan nya tidak sulit dia dapatkan saat diperlukan. Bila mulai berjalan mendekati mobil, melihat Nando yang sebelumnya membereskan kursi belakang membuat Bila berpikir jika mungkin dia diberikan tumpangan di kursi bagian belakang nya. Saat Nando sudah selesai dengan merapihkan kursi disamping pengemudi dan hendak keluar untuk membukakan pintu samping untuk Bila. Betapa terkejut nya dia melihat ternyata Bila sudah duduk di kursi belakang lewat pintu samping yang tidak dia sadari kapan itu terjadi.
Nando menatap Bila heran.
"Bil...? ""Iyaa Pak? Eh maksud saya iyaa? " Jawab Bila.
"Ehh tadi jadi nawarin saya tumpangan ke kampus kan? " Tanya Bila yang sedikit bingung dengan tatapan heran Nando."Iyaa, tapi sejak kapan kamu disitu? Kenapa duduk di belakang? " Tanya Nando
"Ohh tadi saya liat kamu kaya nyiapin kursi belakang gitu , iya kirain emang buat saya duduk.. " Jawab Bila dengan sedikit menahan rasa malu.
" Hahaha engga Bil, kamu keberatan ga kalo pindah ke depan? Takutnya saya dikira supir taksi nanti kalo kamu duduk di belakang.. " Gurau Nando.
"Iyaa sorry, sorry... " Ujar Bila yang kini keluar dan pindah untuk duduk di bagian depan, tepat setelah Nando juga membukakan pintu mobil untuk nya.
"Makasih" Ucap Bila sekilas sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil.
Dan hanya dijawab senyuman oleh Nando.Tak ada yang memecahkan hening selama awal perjalanan di dalam mobil.
Jika Bila memang sengaja tak berbasa-basi, berbeda dengan Nando yang memang sedang bingung sendiri. Nando sebenarnya tipe orang yang mudah memulai topik pembicaraan bahkan dengan klien-klien nya ataupun Mitra kerjanya selama ini Nando sangat mudah untuk nyambung dan berinteraksi dengan mereka. Namun kali ini seperti ada sesuatu yang menahan suaranya, mengingat bagaimana cara Bila merespon ya saat tak sengaja bertemu di kampus, Nando berpikir jika gadis di samping nya ini mungkin memang tidak suka berbasa-basi dan selalu berbicara to the point, atau mungkin juga mungkin memang memiliki tembok privasi yang tinggi yang membuat nya bersikap seperlunya.Namun Nando tak tahan dengan keheningan ini, meskipun Bila tak jadi duduk di belakang kursi pengemudi. Jika hening seperti ini dia tetap merasa seperti seorang supir angkutan umum hendak yang membawa penumpangnya.
"Jadii masih kuliah Bil? " Tanya Nando memecahkan keheningan.
"Iyaa.. " Jawab Bila mengalihkan pandangannya dari jendela sekilas.
"Ambil jurusan apa? "
"Bisnis management" Jawab Bila.
"Program S1? " Tanya Nando
"Iyaa"
"Jadi kuliah sambil kerja part time? " Tanya Nando lagi.
"Engga jugaa, ya kerja normal aja. Tapi ya memang kebetulan masih kuliah. " Jawab Bila.
"Ohgituu, syukurnya tempat kamu kerja ngizinin itu yaa.. Kan banyak juga sekarang kalo untuk posisi kamu gitu, jarang yang emang ngizinin staff nya bener-bener masih masa melanjutkan pendidikan. Rata-rata kan kebanyakan nyari yang emang udah lulus kuliah aja kan dan fokus ke pekerjaan aja." Jelas Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'
Fanfic"Aku tak akan membiarkanmu tenggelam sendirian, sekalipun kamu tak mempercayainya, akan tetap ku yakinkan. Kita bisa berdamai dengan semua keadaan, bahkan berjalan bersama kedepan". - Ernando. Haii ini cerita fanfiction pertamaku, awal aku mula...