Part 41

397 81 23
                                    

Bila keluar dari caffe dengan wajah menunduk yang membuat Mas Ferdi yang sejak tadi menunggunya di luar merasa khawatir dan gelisah.

"Bil..??? Udah selesai??
Are u okay? " Tanya Mas Ferdi begitu menghampiri Bila lebih dulu.

Terlihat senyuman tipis diwajah Bila.
"Udah kok Mas, kita langsung pulang buat packing berangkat yaa.. " Jawab Bila dengan tenang.

"Syabila..
Bener gaada apa-apa? " Tanya Mas Ferdi yang masih penasaran.

Belum sempat Bila kembali menjawab, Rizky juga sudah menyusul Bila berada di luar  caffe dan menghampiri mereka yang kebetulan berada tepat dekat pintu.

"Fer... " Sapa Rizky tersenyum tulus.

Mas Ferdi masih tak memiliki minat untuk menjawab Rizky, sebaliknya dia justru ingin sekali menarik kerah kemeja pria itu sekarang.
Entahlah sejak hari dimana dia hampir menghajarnya habis-habisan. Rasa marah dan kecewa alam dirinya tetap saja tertinggal dalam hatinya.

"Long time no see yaa.. " Sambung Rizky lagi.

Bila rasa laki-laki satu itu memang sangat aneh, sudah jelas Mas Ferdi terlihat sama sekali tak ingin melihatnya dia malah melanjutkan basa-basi nya yang tak penting sama sekali.

"Gimana sekarang Fer? " Tanyanya lagi yang masih belum menyerah bertanya.

"Kalo lo lupa rasanya, gue bisa ingetin lagi rasanya waktu muka lo ungu kemarin." Jawab Mas Ferdi dengan nada dingin.

"Mas Ferdi... " Tegur Bila pelan,

Rizky hanya tersenyum tipis mendengarnya, dari gelagatnya tak terlihat emosi sama sekali. Yang Bila baca tampaknya dia memang tau sebelum nya respon apa yang akan dia dapatkan dengan menyapa kakaknya itu.

"Anyway, Thanks yaa Fer,
Udah izinin gue ketemu lagi sama adik lo..
Gue tau itu bukan hal yang gampang buat lo, dan gue juga minta maaf untuk itu.
Dan juga sekali lagi gue minta maaf buat... "

"Kita pulang sekarang Bil? " Potong Mas Ferdi yang enggan melihat ke wajah Rizky.

"Iyaa, boleh Mas.." Jawab Bila, lalu mengikuti langkah kakaknya itu yang sudah berjalan lebih dulu menuju mobil.

Rizky hanya kembali tersenyum dan menundukkan kepalanya sesaat.

Begitu Mas Ferdi sudah sampai lebih dulu di depan pintu mobil yang terparkir tepat di depan caffe. Bila justru kembali memutar langkahnya dan menghampiri Rizky.
Tentu saja bukan hanya Mas Ferdi yang terkejut dan hendak kembali menghampiri Bila dan mencegahnya, namun juga Rizky merasakan hal yang sama.
Bila memberikan kode pada kakaknya itu untuk tetap diam disana dan menunggunya.
Berbeda dengan Rizky yang kini melihat ke arahnya dengan heran.

"Bil..? " Beo Rizky.

"Aku lupa bilang ini tadi.
Semua penjelasan Mas Rizky tadi tetap ga akan mengubah apa yang udah terjadi namun tetap akan berpengaruh sama masing-masing langkah kita didepan.
You have your option before,
Now it's my turn.
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk bicara sama aku hari ini,
If i ever hurt you, iam so sorry for thats.
Bukan karena aku jadi menganggap kamu ga bersalah sebelumnya. Tapi aku gamau menanggung hal yang sebenernya cuma alasan fiktif yang dibuat-buat.

Aku harap dari sini tujuan kamu selesai, karena alasan kamu masih mengganggu aku dari kemarin sudah kamu capai.
Aku pamit.
Permisi.. " Ujar Bila tanpa membiarkan Rizky sempat menjawabnya dan kembali melangkah ke arah mobil yang sudah siap pergi dari sana.

"Udah selesai? " Tanya Mas Ferdi mempertegas.

"Udah, kita berangkat sekarang. " Jawab Bila lalu kembali melihat sekilas kebelakang.
Terlihat disana Rizky masih memandangi nya dari kejauhan.
Tatapannya masih sama, sama seperti dia pernah melihatnya ketika Mas Ferdi menghampiri nya untuk membuat perhitungan dengannya namun Bila dan Ayahnya hentikan lalu meninggalkannya sendirian dengan luka lebam.
Perbedaannya kali ini, lukanya tak terlihat fisiknya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang