Bila berjalan memasuki kampusnya setelah selesai dengan drama berpamitannya dengan Nando. Tanpa dia sadari dia tersenyum-senyum sendiri melihat paperbag berisi cheesecake yang diberikan Nando sebelumnya.
Dia memang tidak pernah kekurangan perhatian dari siapapun, bahkan saat tak memiliki kekasih sekalipun Bila tetap mendapatkan bekal dan aneka dessert yang selalu diberikan Mas Ferdi setiap hari.
Tapi untuk sekian lama, dia merasakan kembali hal yang asing dalam dirinya.
Ternyata walaupun kita sering mendapatkan hal yang sama setiap hari,
Tapi jika hal itu dilakukan oleh orang lain dengan maksud yang berbeda , hal itu tetap akan jadi bermakna lain untuk seseorang.Sebelum dia sampai ke kelasnya,
tiba-tiba Bila mendengar suara langkah kaki yang seperti mendekat ke arahnya.
Di liriknya ke belakang ternyata ada Raina yang sedang berusaha menyusulnya.
"Bil... " Ujar Raina sambil berusaha mensejajarkan langkahnya."Ehh Rain... " Jawab Bila
"Baru ke kampus lagi? " Tanya Raina.
"Iyaa.. Baru mau revisi lagi hari ini. " Jawab Bila ramah.
"Ohh gituu... Sama Pak Fero kan? " Tanya Raina.
"Iyaa... " Jawab Bila.
Dia sedikit merasa janggal dengan pertanyaan Raina, entah kenapa tapi Bila merasa ada maksud lain dari Raina yang tiba-tiba menghampiri nya seperti ini.
Mereka memang berteman dekat dahulu, dengan beberapa temannya yang lain juga.
Yaa tepat setelah Bila memang resmi untuk batal bertunangan."Bukan sama anaknya? " Tanya Raina tiba-tiba.
Bila tidak mengerti keberanian darimana Raina mengatakan ini padanya, meskipun mereka dulu memang sedekat itu tapi bukan berarti saat ini dia bisa tiba-tiba berbicara seperti itu padanya bukan? Lagipula memang apa yang dia ketahui soal dirinya dan Nando. Mungkin dia hanya kebetulan saja melihat Bila sedang bersama Nando beberapa kali di kampus, tapi darimana juga dia tau Nando ini anaknya Pak Fero, ujar Bila dalam batinnya.
"Sorry, maksudnya?" Tanya Bila dan menghentikan langkahnya menghadap ke Raina.
Raina sedikit tertawa sumbang menanggapi Bila. Yang tentu saja membuat Bila berpikir tak ada hal yang lucu sama sekali disini.
"Beberapa orang, atau mungkin justru memang udah bukan rahasia bukan Bil? Kalo kamu beberapa kali keliatan lagi bareng sama anaknya beliau?
Dan kamu gatau emang Mas Ernand itu pernah ikut kegiatan kampus kita juga?
Soo pasti penggemarnya banyak lah ya.
Dan Pak Fero juga bukan dosen yang jarang untuk tidak tersorot yaa... " Jawab Raina ambigu.Bila masih belum bisa memahami maksud temannya ini, sebenarnya kemana arah pembicaraannya.
"Aku ga ngerti, maksudnya gimana? " Tanya Bila.
"Iyaa kemarin-kemarin aku sempet denger juga yang lagi rame. Katanya Mas Ernand anaknya Pak Fero beberapa kali datang ke kampus. Dan yaa mungkin ada beberapa orang juga yang merhatiin kebersamaan kamu sama dia.
Aku gatau ya soal itu gimana bisa, aku cuman nyampein yang aku tau aja.. " Jawab Raina apa adanya."Okee.. Terus? " Jawab Bila
"Kamu inget kan Bil kadang kampus kita suka ngadain seminar, atau event tertentu yang kadang kebetulan anaknya Pak Fero itu juga ikut datang sebagai tamu undangan ataupun memang kesini aja ketemu Pak Fero.
He's is everyone crush.
Jadi yaa kedekatan kalian sedikit tersorot mungkin yaa.... " Jawab Raina."Ohh yaampun.... Orang-orang bukannya sibuk sama urusan sendiri, kok masih aja kepo sama yang terlihat sekilas.. " Keluh Bila.
"Yaa gatau juga sih gitu.
Tapi apa yang aku denger itu emang bener Bil? Pak Fero tau soal kalian emang?" Tanya Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'
Fanfiction"Aku tak akan membiarkanmu tenggelam sendirian, sekalipun kamu tak mempercayainya, akan tetap ku yakinkan. Kita bisa berdamai dengan semua keadaan, bahkan berjalan bersama kedepan". - Ernando. Haii ini cerita fanfiction pertamaku, awal aku mula...