Part 33

612 110 14
                                    

Nando sudah kembali dengan es krim nya dan kini duduk di samping Bila.
"Nih... " Ujar Nando memberikan satu wadah ice cream yang berisi satu scoop rasa vanila dan satu scoop rasa matcha.

"Makasih.. " Ujar Bila begitu menerimanya.

Nando tidak berbohong saat mengatakan suasana hati Bila akan membaik setelah mereka berada di sini. Karena itu benar adanya, rasa tenang kini mulai ada dalam benak Bila. Entah itu karena ice cream yang dia coba atau karena sedang duduk berdampingan dengan seseorang disebelahnya .

"Feeling more better? " Tanya Nando melirik Bila. Dia rasa gadis itu cukup menikmati ice cream yang dia berikan tadi, buktinya dia sibuk menikmatinya tanpa berbicara sepatah kata apapun lagi setelah menerimanya.

"Yaa... More better...
Makasih... " Jawab Bila lalu kembali menekuk wajahnya setelah ice creamnya habis.

"Ada apa Bil...? " Tanya Nando penasaran.

Bila melirik ke arah Nando. Entahlah, ada perasaan aneh yang dia rasakan.
Ingin sekali rasanya berterus terang dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Tapi sesuatu seperti masih menahannya untuk melakukan itu.

"Engga ada, gapapaa. Kenapa emangnya? ". Jawab Bila tenang.

"Kalo gaada apa-apa, ga mungkin tadi kamu mengakui sekarang udah lebih more better dibandingkan sebelum nya.
You know, you can tell me anything... ".
Ujar Nando meyakinkan.

" Iya ngerasa lebih baik karena tadi capek aja, yaa agak mumet sedikit doang.
Udah gitu aja...
Ya disini kan jadi lebih rileks, santai gitu.. ". Jelas Bila.

" Hemm gituu.. " Ujar Nando sambil menganggukkan kepalanya.
Dan Bila hanya mengangkat bahunya atas reaksi Nando.

"Skripsi kamu tadi gimana? Lancar? ". Tanya Nando.

" Alhamdulillah, baik.. Udah selesai kok, udah final revisi juga.. " Jawab Bila.

"Ohyaa? Syukurlah kalau gitu,
Berarti tinggal siap-siap sidang dong ya?
Aku kira kamu bahkan bakal ngadepin drama revisi skripsi lagi tadi. " Ujar Nando.

"Kenapa emangnya? " Tanya Bila heran.

"Papa tuh terkenal cukup perfeksionis,
Yaa aku cukup sering dulu denger keluhannya soal cerita mahasiswanya yang kadang sedikit bikin dia agak kesel karena terus revisi ulang skripsinya. " Jelas Nando.

"Akuu ga denial hal itu sih.. " Ujar Bila menerawang. Apa yang dikatakan Nando memang benar adanya, Pak Fero memang cukup sangat detail mengkritik skripsinya. Dia juga cukup detail dan hati-hati saat bertanya pada Bila tentang hal lain setelah memberikan tanggapan atas skripsinya.

Ah, membahas kembali Pak Fero , Bila jadi teringat kembali kejadian di kampusnya sebelumnya.

"Tapi gaada masalah kan Bil?
Gaada masalah selama ngerjain skripsi dan dibimbing sama dosen perfeksionis itu? ". Tanya Nando iseng.

" Hemmm??
Engga ada kok.. " Ujar Bila lalu tersenyum ragu setelahnya.

"Kenapa? " Tanya Nando yang penasaran dengan raut wajahnya Bila.

"Engga, gapapa.. "
"Ah iya aku boleh tanya sesuatu? ". Ujar Bila.

Tentu saja Nando antusias mendengarnya, ini pertama kalinya Bila sepertinya terlihat ingin mengetahui sesuatu tentangnya. ini sebuah kemajuan bukan?

" Boleh dong, kenapaa? Apa yang kamu mau tanyain?" Ujar Nando percaya diri.
Ekspresi wajahnya sedikit menyebalkan jika dilihat menurut Bila.

"Jangan GR, aku cuma mau tanya-tanya aja." Ujar Bila lalu menepuk lengan Nando setelahnya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang