Part 11

459 72 12
                                    

"Masih pagi kok udah sarapan junkfood? " Tanya Bila memperhatikan Nando didepannya.
Yang ditanya justru hanya tersenyum menanggapinya. Saat Nando mengajak Bila untuk sarapan di salah satu restoran fastfood yang ada disini, entah kenapa Bila tak memiliki alasan untuk menolak nya. Nando mengatakan akan membicarakan kerjasama mereka disana sebagai alasan ajakannya. Lagipula mereka masih ada di wilayah tempatnya bekerja. Jadi ini tidak dapat ditafsirkan sebagai pergi bersama dalam hal lain menurut Bila.
Bila memperhatikan Nando yang melahap dua paket combo fried chicken untuk sarapannya, sedangkan dirinya sendiri hanya memesan cream soup untuk sekedar menemani makanan Nando di mejanya. Mau bagaimana lagi dia sudah sarapan sebelumnya dirumah, ditambah matcha cheesecake yang disiapkan Mas Ferdi. Bila sudah jelas memiliki alasan untuk tidak merasa lapar sekarang.

Bila menunggu Nando untuk membuka suara membicarakan pekerjaan mereka. Tapi disini Nando justru seperti lebih sedang asik menikmati sarapannya. Bila heran sendiri dengan dirinya, mengapa dia tidak menolak ajakan pria ini pikir nya. Lagipula siapa yang akan membahas meeting saat sedang makan fastfood seperti ini, seharusnya dia menyadari itu sejak awal.

"Udah semester berapa kuliah Bil...? " Suara Nando memecahkan keheningan Bila yang asik mengaduk cream soup nya.

Bila menatap Nando terlebih dahulu sebelum menjawabnya, yang Bila harapkan pria ini basa basi untuk pekerjaan mereka. Bukan untuk mengetahui personal hidupnya. Tapi dia justru kini bicara seperti seorang teman yang sudah lama tak bertemu dengannya.

"Semester ini saya lagi nyusun skripsi". Jawab Bila.

" Wahh, mahasiswa yang lagi sibuk revisi-revisi yaa... " Jawab Nando yang masih asik dengan potongan fried chicken nya.

"Iyaa.. " Jawab Bila sopan.

Nando sebenarnya bukan tidak menyadari raut wajah Bila yang berbeda jika Nando bertanya atau berinteraksi dengannya diluar pekerjaan. Tapi Nando memilih untuk mengabaikannya meskipun sangat terlihat jelas olehnya. Entah apa yang mendorongnya untuk ingin lebih mengetahui tentang gadis di hadapannya ini. Jika awalnya dia hanya merasa bersalah pada gadis ini karena pernah salah paham , hubungan pekerjaan mereka, Nando rasa ada hal lain yang menariknya pada gadis ini. Nando sebenarnya tidak asing dengan perasaan ini, tapi Nando tau jika Bila  yang seperti menghindari nya ini adalah calon Mitra kerjanya dan dia harus lebih berhati-hati dengannya untuk menjaga sikapnya dan Nando juga tak ingin buru-buru menyimpulkan sesuatu di batinnya.

"Ga keberatan kan Bil, kalo saya nanya-nanya personal life? Agak gimana juga saya ini kalo sambil makan  enak gini langsung obrolin hal serius kaya meeting gitu... " Jelas Nando.

Bila ingin sekali menegur laki-laki ini,
Bukankah tadi dia yang mengajaknya untuk bicara disni? Sekarang mengapa dia yang justru menjelaskan dan menyesali rencananya sendiri.

"Iyaa gapapa, santai aja" Ujar Bila sambil mencoba mematri senyum diwajahnya.

"Okee, btw jadi udah berapa lama kerja disana Bil..? " Tanya Nando.

Bila menahan senyum mendengar pertanyaan Nando, dia ingat Nando sepertinya tidak mengetahui kalo catering ini milik Bila dan Kakaknya. Dan Bila juga tak berencana memberi tau Nando hal itu, biarlah dia mengira sesuai keinginannya.

"Ada Sekitar dua tahun mungkin.. " Jawab Bila sambil memasang wajah seolah mengira jawabannya.

"Ohh gituu, kamu tuh disini jadi marketing yaa? Emang kuliah jurusan apa? "

"Iyaa, saya ambil management.. " Jawab Bila.

"Ohhhh... Tapi kok kemarin ngegantiin kurir juga? " Tanya Nando penasaran.

"Gapapaa, kebetulan aja saya senggang.. "

"Hem... " Jawab Nando sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang