Part 9

488 64 2
                                    

"Dari sini terus kemana Bil? Udah perempatan ambil kemana arahnya? " Tanya Nando yang terlihat bingung di wajahnya.

Disisi lain Bila justru sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri, hari ini dia berhasil menghindari Rizky pikirnya. Lalu bagaimana dengan besok, lusa atau hari-hari berikutnya. Kenapa juga pria itu harus datang kembali saat ini, kedatangannya sungguh tidak akan mengubah apa-apa yang sudah berlalu dan menjadi luka menurut Bila.

"Bil...? " Ujar Nando sambil melambaikan tangannya di depan Bila.

"Ehiyaa, maaf gimana Pak? Eh Mas? " Jawab Bila refleks sedikit terkejut.

"Kita udah di perempatan ini, daritadi kamu belum jawab saya. Dari sini kita ke arah mana Bil? " Tanya Nando.

Bila terlalu asik dengan pikiran kalut nya sendiri, sampai lupa dengan rencana didepannya sekarang. Nando tidak mungkin mengantarkan nya sampai ke rumah, dia juga tidak tertarik untuk bicara soal pekerjaan di luar kantornya. Tapi untuk saat ini Nando sudah menolongnya, dan bagaimanapun Nando juga calon Mitra kerjanya. Dia harus membuat rencana dan alasan yang tepat untuk mengatasi situasi ini.

"Ahiya dari depan belok ke kiri aja, satu perempatan lagi langsung belok kiri aja.. " Jelas Bila.

"Okee.. " Jawab Nando.

"Nah.. Nahh... Udah berhenti dulu disini, berhenti dulu didepan ya.... " Ujar Bila yang membuat Nando memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Kita ini mau ngobrolin kerjaan dulu? Atau kamu langsung pulang Bil? Tapi rumah kamu daerah sini memang? " Tanya Nando heran. Karena saat ini mereka berhenti tepat di area dekat Mall dan beberapa Outlet perbelanjaan.

"Ahiya. Makasih yaa udah nganterin saya hari ini. Buat penawaran Mas Nando kerja sama itu, seperti yang saya bilang tadi besok kita bahas di kantor kamu besok. Kayanya besok rencana saya kesana sekitar jam 10pagi , bisa? " Tanya Bila

Nando masih sedikit bingung untuk merespon Bila,
"Emm iyaa bisa kebetulan besok saya gaada jadwal meeting yang lain... Oke kalo gitu kenapa kita berhenti disini sekarang? " Tanya Nando penasaran.

"Kebetulan juga saya ga mau ngerepotin kamu untuk anter saya pulang sampe rumah, dan saya ada keperluan dulu juga disekitar sini. Jadi sebelum nya saya minta maaf banget karena udah ngerepotin dan makasih karena udah nolongin saya. " Ujar Bila sopan.

"Loh.. Saya ga ngerasa direpotin kok Bil.. Gapapaa padahal, saya anterin aja beneran" Ujar Nando.

"Emm engga beneran, ini saya juga udah dianterin kok kesini. Kalo gitu saya duluan yaa.. Makasih sekali lagi... " Ujar Bila yang hendak keluar dari mobil Nando.

"Okeokeee bentar Bil... " Ujar Nando yang membuat Bila menahan tangannya membuka pintu mobil.
Bila menatap Nando bingung, apa pria ini akan meminta penjelasan lain pikir Bila.

"Saya boleh minta nomor kamu? Supaya lebih gampang aja komunikasi nya. Maksudnya komunikasi untuk kerjasama kita, jadi saya ga harus nyusulin kamu lagi. " Ujar Nando meyakinkan.

"Bisa langsung ke admin nya aja kok, sama.." Jawab Bila.

"Tapi kamu bukan adminnya kan? " Ujar Nando.

Bila sebenarnya tak ingin memberikan contact personalnya pada Nando, bukan karena dia mencurigai pria ini. Tapi memang karena dia ingin masalah pekerjaannya dibahas melalui admin nya saja. Tapi mau bagaimanapun alasan Nando juga bisa dibenarkan, lagipula mungkin Nando memang ingin lebih mudah untuk follow-up lagi kerjasama mereka dengan komunikasi personal.

"Okee, ini nomor saya.. " Ujar Bila memberikan scan barcode contact nya.

Nando tentu langsung mengeluarkan ponselnya. Dan menyimpan nomor Bila disana.
"Okee terimakasih Bil... "

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang