Part 16

478 58 6
                                    

Bila sudah berada di halaman parkir kampus bersama dengan Mas Ferdi di dalam mobilnya. Seperti yang kakaknya tadi sebutkan, pagi ini dia kembali diantarkan oleh kakak tersayang nya itu.

"Mas.. Padahal gapapa loh kalau Bila berangkat sendiri ke kampus, biasanya juga gitu kan... Motor dirumah nanti kelamaan nganggur kasian.. " Ujar Bila sebelum hendak turun dari mobil.

"Mas juga kasian, udah bangun lebih pagi nyiapin sarapan terus nganterin aku dulu sebelum ke catering, kan repot.... " Sambung Bila dengan suara merendah.

Mas Ferdi mengusap pucuk kepala adiknya pelan,
"Siapa sih yang repot, gapapaa..
Selagi Mas ada disini ya... Selama Mas bisa nemenin kamu, ya pasti semua hal tentang kamu Mas usahakan.. " Ujarnya sambil tersenyum hangat menatap Bila.

Bila merasa seperti ada sesuatu yang tiba-tiba masuk ke dalam bola matanya, ada sesuatu yang hangat namun sedikit menyakitkan di hatinya. Membuatnya refleks menjadi genangan air mata yang mulai sedikit mengganggu penglihatan nya dan sedang dia coba tahan untuk tidak jatuh membasahi pipinya.

"Makasih yaa Mas... " Jawab Bila sambil tersenyum manis. Entahlah mendapatkan firasat darimana, tapi Bila merasa sikap kakaknya ini seperti karena suatu alasan khusus yang dia belum ketahui apa sebenarnya. Bukan Mas Ferdi jarang menunjukkan perhatiannya, tapi kata-kata yang kakaknya tadi ucapkan seolah-olah mereka akan segera berpisah jarak atau berjauhan. Apa mungkin Mas Ferdi sudah mengetahui rencananya yang belum sempat dia utarakan? Tapi darimana dia mengetahuinya, dan Mas Ferdi sendiri tidak berbicara apapun dengannya soal itu.
Tidak mungkin jika kakaknya itu sudah mengetahui hal ini, namun tidak membahas nya bersama Bila.

"Ohiya nihh.. Mas bikinin salad buah..
Engga ada matcha cheesecake gapapa yaa,
Semoga ini bisa bikin kamu fresh nyusun skripsinya... " Ujar Mas Ferdi sambil memberikan kotak makan berisi salad pada Bila. Kakaknya ini sepertinya selalu menggangap adiknya ini seperti anak sekolah yang masih perlu dititipkan bekal setiap berangkat untuk sekolah, setiap Bila bekerja diluar ataupun kuliah , dia tak pernah melewatkan satu kotak makan pun yang sudah disiapkan kakaknya itu. Kecuali saat kakaknya itu memang sedang tidak ada dirumah. Bila sendiri tak pernah keberatan dengan itu, siapa yang tidak merasa senang dengan perhatian yang mungkin tak semua orang bisa dapatkan ini? Jadi meskipun dia tak memiliki kekasih, Bila tak pernah kekurangan perhatian-perhatian menggemaskan seperti ini. Kadang dia membayangkan betapa beruntung nya nanti calon istri kakaknya ini, mungkin dia tidak perlu repot belajar memasak bahkan bisa jadi setiap hari paginya disambut oleh dessert-dessert menggoda buatan kakaknya ini.

"Okee, makasii yaa Mas... Langsung semangat 45 pasti ini dapet amunisi gini... " Jawab Bila saat menerima lunch box-nya.

"Bagus dongg, kamu fokus aja sama skripsi kamu hari ini yaa.. Soal kerjaan yang lain-lain biar Mas yang handle okee.. Pokoknya gaada telpon ataupun email kerjaan hari ini yang akan ganggu kamu.. "

"Hahahaha.. Engga perlu segitunya juga Mas... Yaudah kalo gitu Bila turun dulu yaa..
Kalo nanti Mas gabisa jemput, gapapa Bila naik umum aja.. Assalamu'alaikum... " Ujar Bila yang berpamitan pada kakaknya.

"Waalaikumsalam... " Jawab Mas Ferdi dan memperhatikan adiknya itu hingga masuk ke dalam area kampus.

*****
Siang hari ini Bila kini sedang berkutat dengan buku dan laptopnya di perpustakaan. Setelah selesai dengan kelasnya, dia kembali menyambungkan bahan materi skripsinya. Rencananya hari ini dia akan kembali menemui dosen pembimbing nya untuk bertanya dan mendapatkan masukan tentang susunan dan isi skripsinya.

Saat sedang asik dengan pekerjaan nya.
Satu iklan masuk dalam pemberitahuan nya tentang program studi S2 di luar negeri yang sudah dia cari tau sebelumnya.
Disana tertera update dan persiapan untuk pendaftaran yang akan segera dibuka mendatang tidak lupa juga daftar-daftar kampus yang sudah dia cari tau sebelum nya. Bila sendiri sebenarnya masih meragukan niatnya, walaupun dia sudah memikirkan ini cukup lama tapi saat berbicara dan mendapatkan perhatian dari kakaknya seperti tadi, entah mengapa dia merasa seperti jahat pada kakaknya itu.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang