Nando dan Bila kini sudah kembali berada di dalam mobil dalam perjalanan untuk mengantarkan Bila pulang ke rumahnya.
Ini memang belum terlalu larut malam, dan Bila memang sengaja meminta untuk pulang lebih awal untuk mencegah Mas Ferdi menyimpan rasa curiga atau mewawancaranya nanti ketika pulang, dan Nando tentu menyetujuinya tanpa bantahan.
Setidaknya, dia mengetahui alasannya sekarang.Dalam perjalanan pulang tidak ada lagi keheningan seperti sebelumnya, Nando yang awalnya memecah hening untuk bertukar beberapa cerita dengan Bila juga mulai mencari tau beberapa hal lebih jauh tentang gadis itu lewat interaksi mereka.
Suasana hatinya seperti menghangat,
Nando merasakan sesuatu yang seperti kembali terisi penuh dalam hatinya, begitupun dengan Bila yang kembali menemukan hal-hal yang membuatnya bisa merasakan begitu banyak hal dalam waktu bersamaan.
Nando hanya berharap dalam hatinya, situasi ini semoga bisa bertahan lama bahkan mungkin bisa selalu dia dapatkan nantinya di depan. Tidak masalah jika dia harus selalu berjuang untuk gadis disampingnya ini untuk menurunkan gengsinya dan menyembuhkan lukanya. Asalkan bukan Bila sendiri yang memintanya untuk pergi pikirnya."Ah iya ngomong-ngomong Bil...
Minggu depan saya ulang tahun loh.. " Ujar Nando tiba-tiba."Terus? " Beo Bila. Rasanya dia tidak mengerti mengapa dia harus mendapatkan pengumuman ulang tahun Nando, masalahnya ayolah pria itu bukan anak 17tahun lagi yang akan sibuk merayakan hal itu, atau memang Nando memang akan membuat undangan pesta perayaan pikirnya dalam hati.
"Saya mau minta kado sama kamu.. " Ujar Nando melirik Bila di sampingnya.
Tak lama dari dia mengatakan hal itu, spontan dia langsung memasang wajah jahilnya yang justru berhasil membuat Bila merasa geram."Apa maksudnya ngelirik-lirik gitu? " Tanya Bila begitu menyadari cara Nando melihatnya.
"Dan bentar, lah apa hubungannya sama aku? Ya kamu ulang tahun, ulang tahun aja lah.. Kaya anak sweet seventeen aja request kado-kado.. " Keluh Bila pada Nando."Ya gapapa dong, ini kan jadi kado pertama saya dari kamu... " Jawab Nando percaya diri.
Bila menaikkan satu alisnya mendengar pernyataan Nando. Dia rasa semakin lama pria ini semakin merasa mereka berdua memang sepasang kekasih menurut nya, dan itu tidak bisa dia biarkan begitu saja.
Begitu Nando menyadari Bila bereaksi seperti itu, tentu saja dia memberikan penjelasan berikutnya untuk menghentikan kesinisan Bila yang tergambar jelas menurut nya,
"Kado pertama kamu sebagai teman saya maksudnya... Tenang aja kenapa, tegang gitu wajahnya... " Ujar Nando mencoba menormalkan suasana.
"Lagian, baru juga diobrolin tadi.. " Ujar Bila yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Okeee, jadi boleh ya saya minta kado dari kamu? ". Tanya Nando yang masih berusaha.
" Yaampun, masih aja.
Mau kado apasih lagian? Nanti aku ucapin selamat deh..." Jawab Bila enteng."Yaaa itu saya pengen juga sih, tapi ya kali ini saya pengen kado yang saya inginkan sendiri. " Ujar Nando ambigu.
"Hemmm? Apaan emang?
Jangan macem-macem sama aneh-aneh ya! Awas aja! " Ujar Bila mencoba mengancam.
Dia bukan sedang menebak Nando ke arah hal buruk, sungguh bukan. Meskipun Bila masih bersikeras memasang jarak dan mengingatkan Nando tentang mereka, dia tak menyimpan pandangan buruk pada pria itu sekalipun. Dia hanya tidak bisa membayangkan jika mungkin Nando akan kembali membahas perasaannya pada dirinya lagi."Hemm... Minggu depan sepupu saya ngadain acara, kamu nemenin saya datang ya... " Ujar Nando yang langsung melihat ekspresi Bila di sampingnya.
Baiklah, Bila akui ini lebih ekstrem dibanding apa yang ada dipikirannya sebelum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'
Fanfiction"Aku tak akan membiarkanmu tenggelam sendirian, sekalipun kamu tak mempercayainya, akan tetap ku yakinkan. Kita bisa berdamai dengan semua keadaan, bahkan berjalan bersama kedepan". - Ernando. Haii ini cerita fanfiction pertamaku, awal aku mula...