Part 2

745 76 9
                                    

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri gitu? Serem gue liatnya" Tanya Rion yang memperhatikan Nando melihat kotak makannya dan tersenyum-senyum sendiri di mejanya.

"Apasih lo.. Siapa yang senyum-senyum". Ucap Nando memutar bola matanya malas.

" Yeuu... Ga nyadar aja emang. "
"Bawa apaan tuh? Bagi dong... " Ucap Rion yang hendak mengambil salah satu pastry dari kotak makan Nando.

Nando menepiskan tangan Rion sebelum Rion bahkan menyentuh kotak makannya saja .
"Ehh ini punya gue ya, lo punya jatah sendiri. Gausah ganggu punya orang". Ujarnya.

" Dihh lebay banget lo.. Mau nyicip doang lagian. Tapi kok itu kaya bukan lunch box biasa kita, mesen di luar lo? Atau emang sengaja bawa dari rumah? " . Tanya Rion penasaran.

"Ini catering kantor kok, katanya sih ini menu baru pengajuan mereka. Ya gue nyoba ajasih, tapi enak lumayan. Menu ini pas lah mereka pilih buat breakfast". Ujar Nando yang tengah asik menyantap makanannya.

" Ya gue mana tau karena ga boleh nyoba" Gerutu Rion.

"Hehehe sorry sorry, tuh deh lo cobain.. " Ujar Nando menyodorkan kotak makanannya.

"Apaan tinggal potongan sama remahannya doang. Dasar lo...
Ohiya Tadi Om Ricky ketemu gue di depan, titip jangan lupa hari ini lo presentasi katanya". Ujar Rion.

" Iyaiyaa gue udah prepare kok, tenang.. "
Jawab Nando santai.

"Iyadeh terserah, gue ke bawah dulu bentar. Ketemu ntar di ruang meeting jam 10 ya gausah nungguin gue balik sini dulu". Ujar Rion.

"Okee" Jawab Nando dan mengacungkan jempolnya ke arah Rion.

Rion dan Nando memang bekerja di satu ruangan yang sama, karena mereka berada di divisi yang sama Nando sebagai kepala marketing, dan Rion sebagai staff digital marketing. Jadi jangan heran jika mereka akan begitu akrab dan dekat, selain itu mereka juga teman semasa kuliah. Dan kini sama-sama bekerja di perusahaan properti milik pamannya Nando.

*******

Siang ini Bila sudah selesai dengan semua tugas pengantaran. Dan dia kembali ke rumah produksi nya. Catering yang didirikan oleh kedua orang tua Bila memang tidak memiliki tempat yang mewah ataupun terlihat seperti pabrik industri.
Tempat ini bermula dari rumah lama kedua orang tuanya yang mereka manfaatkan untuk memulai usaha kecilnya pada saat itu, dan kini sudah berkembang menjadi rumah produksi nya dan disulap menjadi strategis dan nyaman untuk kegiatan produksi cateringnya dimana di berbagai sudut ruangan ditata menjadi ruang produksi yang diisi beberapa peralatan memasak, ppengemasan, gudang, ruang admin . Dan juga menyisakan dua ruangan privasi tempat Bila dan Kakaknya Mas Ferdi.

"Huhhhh" Keluh Bila saat duduk di depan meja admin dan menyerahkan semua surat tanda terima nya hari ini.

"Capek banget ya Mbak... " Ini suara Asri sang admin yang kini memeriksa surat-surat yang tergeletak di meja nya. Entah surat catering dari Bila ataupun surat terima dari pemasok bahan baku.

"Lumayan... Agak banyak juga hari ini, ohiya aku juga udah ambil beberapa surat yang kemarin lupa ya. Udah lama ga anter-anterin gini jadi agak ga inget deh, maaf yaa... " Ujar Bila.

"Gapapaa Mbak, ohiya tadi Mbak ditanyain Mas Ferdi pas belum pulang. Tadi saya jawab Mbak belum balik lagi, coba Mbak tanyain lagi takutnya ada keperluan. " Ujar Asri.

Jangan heran jika sistem kerja di tempat ini seperti lebih fleksibel terlihat. Karena memang catering yang didirikan keluarga Bila lebih bersifat kekeluargaan dan sederhana . Asri yang kini sedang berbicara pada Bila pun sudah cukup begitu dekat dengan Bila, bahkan saat Bila hanya ke sini untuk mencoba-coba makanan saja saat pulang sekolah semasa SMA. Karena Asri sudah bekerja selama 4tahun dengan keluarga nya. Berulang kali Bila memberitahu nya untuk memanggilnya Bila saja, namun dia tetap saja menambahkan "Mbak" saat memanggilnya sekalipun Asri lebih tua darinya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang