Bila mencari mobil Nando di depan halaman kampusnya, dimana kira-kira pria itu memarkirkan mobilnya, dia juga memastikan mobil Pak Fero sudah keluar terlebih dahulu dan tidak menyadari keberadaan Nando disini.
Belum terlalu lama Bila mencari mobil Nando, sang pemilik mobil justru sudah menurunkan kaca mobilnya dan hendak turun untuk menghampirinya. Namun, sebelum sempat Nando untuk membuka pintu mobilnya Bila sudah lebih dulu menunjuk ke arahnya mengisyaratkan seolah "untuk tetap berada di dalam mobil. "
Dan Nando hanya mengikuti instruksinya, lucu sekali menurutnya. Bila menunjuk ke arahnya seperti seorang orangtua yang meminta anaknya untuk tetap diam disana.Bila sudah masuk ke dalam mobil Nando, kali ini pria itu tidak dia izinkan untuk membukakan pintu untuknya, karena dia memintanya untuk tetap diam di dalam mobil. Ketika Bila bernafas lega karena sudah berada di dalam mobil, Nando justru sedang asik menatapnya sambil tersenyum yang justru membuatnya menjadi takut dan salah tingkah.
"Kenapa? " Tanya Bila begitu menyadari Nando sejak tadi memperhatikannya."Gapapa... Lucu aja. " Jawab Nando tersenyum.
"Apanya? " Ujar Bila yang sedikit merasa ambigu dengan pertanyaan Nando.
"Kamu.." Jawab Nando yang masih setia dengan senyumnya.
Blush.....
Perona pipi yang sebelumnya sudah pudar di wajah Bila karena dia gunakan sejak pagi, kini justru lebih memancarkan warna pink alami di kedua pipinya.
Belum sempat dia mengalihkan salah tingkahnya, Nando sudah lebih dulu tertawa melihat wajahnya."Gapapaaa... Gausah ditahan gitu saltingnya.. " Ujar Nando yang kemudian baru mengalihkan perhatiannya dari wajah Bila.
"Apasih, siapa yang salting. " Alibi Bila.
"Iyaa engga deh... Gengsinya masih tinggi soalnya.. " Jawab Nando enteng.
"Ngapain sih ngide ngejemput lagi?
Hari ini aku gaada jadwal ke cafetaria kok.
Engga ada niat buat janji juga sama kamu. " Keluh Bila pada Nando."Iyaa gapapa dong, kan emang ga niat bahas kerjaan. " Jawab Nando.
"Iya justru itu, kita jadi lebih keliatan kaya orang pacaran sekarang. " Jawab Bila yang sepertinya dia tak menyadari akan berakhir kemana ucapannya.
Nando kembali melirik ke arah Bila,
"Nahh kan itu tujuannya. " Jawabnya optimis."Apasih." Jawab Bila yang kemudian membuang wajahnya ke arah lain.
"Yaa... Aku cuma mencoba jujur aja.. " Jawab Nando enteng.
"Aku serius Nand... " Keluh Bila yang terdengar mulai jengah.
"Aku lebih serius.. " Jawab Nando lugas.
"Nand kali ini beneran,
Janji nya kan cuman mau berteman ajaa..
Engga ada ya temen yang nganter-jemput setiap hari begini, apalagi sampe disamperin ke rumahnya dan ketempatnya yang padahal ga satu arah sama sekali. " Ujar Bila menjelaskan."Dan kayanya kamu juga tau alasannya. " Jawab Nando.
"Nand..... " Ujar Bila yang sepertinya mulai bingung menjelaskan pada Nando.
"Apaa sayang? ". Jawab Nando enteng.
Bila langsung membulatkan matanya, begitu mendengar ucapan Nando.
" Nando ih.. " . Refleks dia mencubit pinggang pria itu dari samping."Aduh... " Keluh Nando walaupun mungkin pasti, cubitan itu sama sekali tak begitu menyakitinya.
"Ngaco deh. " Ujar Bila.
"Yaudah, yaudah.. Maaf...
Okeee kalau gitu kamu bisa jelasin sama aku, aku harus gimana supaya tetep bikin semuanya nyaman dan aman..
Juga alasan ke khawatiran kamu sekarang,
Gimana? " Ujar Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'
أدب الهواة"Aku tak akan membiarkanmu tenggelam sendirian, sekalipun kamu tak mempercayainya, akan tetap ku yakinkan. Kita bisa berdamai dengan semua keadaan, bahkan berjalan bersama kedepan". - Ernando. Haii ini cerita fanfiction pertamaku, awal aku mula...