Part 21

450 71 8
                                    

Besok adalah hari pertunangan Sinta,
Ibu Bila sudah menginap sejak kemarin di rumahnya untuk berencana datang ke acara mereka. Sayangnya Ayahnya kembali berhalangan untuk hadir kali ini, ada alasan pekerjaan yang tak bisa dia tinggalkan disana. Entah itu event di kampus, ataupun urusannya yang lain mungkin pikir Bila menebaknya.
Namun ada satu kabar tidak baik lagi yang Bila juga dapatkan hari ini, kakaknya baru saja mengatakan kalau dia akan keluar kota untuk tiga hari kedepan. Karena dia mengikuti acara seminar food&beverage industry yang diselenggarakan oleh "Indonesian Chef Association" disana.
Ada pameran industri peralatan ataupun mesin-mesin canggih pengolahan food&beverage , dan beberapa aksi demo memasak dan seminar yang tak ingin kakaknya itu lewatkan.
Dia juga sudah membuat janji dengan rekan-rekan lama kampusnya. Apalagi ternyata tak ada dari mereka yang bisa menyediakan transportasi untuk datang kesana, dan Mas Ferdi juga menawarkan diri untuk memberikan tumpangan dengan mobilnya.

Bila awalnya merasa kesal dengan hal ini, namun Ibunya berhasil memberikan penjelasan lembut padanya. Tak lupa juga Mas Ferdi membujuknya dengan berjanji akan membawakannya oleh-oleh nanti saat pulang, lagipula malam ini Natya juga akan menginap disini agar besok bisa berangkat bersama ke acara Sinta.
Sedikit aneh Bila dengan sepupunya itu, seharusnya dia ikut serta dengan Ibu atau kakak perempuan nya saja untuk menginap dirumah Sinta, bukan membuat alasan mengatakan Bila membutuhkan bantuannya dan akan menginap di rumahnya lalu menyusul mereka besok. Natya yang memang sedikit dimanja oleh keluarganya tentu saja di-iyakan begitu saja keinginannya oleh mereka.

Begitu Natya berkumpul di ruang TV dan diberikan kabar Mas Ferdi oleh Bila.
Gadis itu menggaruk belakang kepalanya sebentar , dan menghela nafas berat.

"Kenapa Natt? " Tanya Mas Ferdi.

"Yahh.. Mas Ferdi gimanasih..
Kok bisa dadakan gitu... " Ujar Natya.

"Aku juga udah bilang tuh Natt.. " Ujar Bila menimpali.

"Iyaaa, maaf..
Mas tadinya mau nyusul lusa.
Tapi gimana kan kasian mereka, Mas gaenak juga... " Jawab Mas Ferdi.

"Terus kita gimana? " Ujar Natya

"Maksudnya Natt? " Tanya Bila.

"Aku juga gabawa mobil kesini. " Jawab Natya.

"Lah tadi kamu kesini naik apa? " Tanya Bila.

"Tadi cuma dianterin aja sama Kak Della sampe depan, dia juga izin kan gabisa mampir dulu tadi.. Yaa mobil aku dibawa dia lah... " Jawab Natya.

"Yah.... Terus gimana Mas? " Tanya Bila menatap kakaknya.

"Duh...gimana yaa..
Mas juga besok berangkat shubuh atau bahkan kayanya nanti malem jam 10an buat janjian dirumah temen dulu nanti.
Mas gabisa kalo nganterin kalian dulu besok pagi kayanya... " Jawab Mas Ferdi memelas.

"Terus gimana dong? Gamungkin dong..
Natya sama Bila bonceng tiga sama Tante juga kan? " Ujar Natya mengeluh.

"Udahh.. Udah... Besok kan kita bisa pake taksi online bukan? Nanti biar Bila yang pesen pagi-pagi.
Pasti ada juga, gapapaa...
Mas kalo mau berangkat malem ini hati-hati. Jangan terlalu tengah malam diperjalanan. " Ujar Ibu yang datang menghampiri mereka diruang TV.

"Emmm okeee Buu
Besok pagi Bila pesenin taksi online buat kita berangkat... " Jawab Bila

"Yaudah dehh... " Jawab Natya.

"Yaudah sekarang kalian istirahat sana...
Jangan pada rehat malem, besok ikut bantu-bantu juga acara disana.
Diminta Ibu buat duluan juga pada datang kesana , eh malah pada nginep disini... " Ujar Ibu.

"Ya kan ga mungkin Bila ninggalin Ibu sendiri disini, karena Ibu mau nemenin Mas Ferdi sampe berangkat dulu... " Ujar Bila.

"Kalo Natya yaa karena ngikutin Bila aja sii Tan.. Hehehehe... Kita kan sepaket.. " Ujar Natya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang