Pada Jumat malam, Ardha dan anak istrinya mampir ke Kembang Lawang cabang Kemang. Cabang ini termasuk yang paling lama dan juga berhasil survive melewati pandemi. Hingga kini berkembang menjadi semakin besar.Menempati bangunan berlantai tiga, tempat itu kini tak hanya menarik minat para pelanggan berumur saja, melainkan juga para anak muda.
Kantor Giri sendiri terletak di lantai tiga. Cabang Kemang ini juga dijadikan kantor pusat Kembang Lawang, setelah dulunya berada di Pamulang.
"Lo di mana? Gue di bawah nih. Sengaja datang bareng sama anak bini gue." Suara Ardha terdengar dari ujung sambungan.
"Lo langsung ke lantai dua aja, Ar. Ntar gue nyusul ke situ."
"Beneran ya?"
"Ya. Ini gue lagi di atas kok. Lo pesan aja. Pastiin Maura sama Intan nyaman ya?"
"Oke. Thanks, Man."
Giri pun memutuskan sambungan telepon. Beberapa hari ini ia lebih banyak tinggal di Jakarta dan belum sempat untuk menjenguk kakaknya di Pamulang.
Padahal, jarak dari Kalibata, tempat tinggalnya yang sekarang, ke Pamulang, walau memang bisa memakan waktu dua jam lebih, tapi tetap bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. Giri bisa menyambangi kakaknya kapan saja. Hanya saja belakangan ini dia sedang tidak ingin mendengarkan sang kakak mengoceh tentang jodoh lagi karena sungguh dia sudah bosan sekali.
Untung saja, kesibukan Giri bisa dijadikan tameng oleh lelaki itu. Dengan dalih merasa tak cukup mempunyai banyak waktu, ia bisa menghindar untuk sementara waktu.
Untung saja asisten yang dibicarakan oleh sang kakak sudah mulai bekerja semingguan ini. Walau Giri belum melihat langsung orangnya, namun sejauh ini tidak ada keluhan dari kakaknya, yang artinya segalanya pasti berjalan baik-baik saja sekarang. Bahkan, beberapa hari belakangan ini, Mala jarang merecoki dirinya dengan pertanyaan-pertanyaan dan wejangan yang membuat Giri sejujurnya sudah bosan mendengarkan.
Kalau bukan tentang jodoh pasti tentang upaya sang kakak untuk memperkenalkan perempuan entah dari perkumpulan mana lagi.
Terakhir kali, Mala malah menjodoh- jodohkan Giri dengan Nindi, sekretaris lelaki itu sendiri. Tentu saja lelaki itu menolak mentah-mentah. Selain karena sepertinya Nindi sudah punya kekasih, gadis itu juga terlalu muda bagi lelaki itu. Giri juga tidak mau kehilangan sekretaris sekompeten Nindi, karena bisa saja sebagai pasangan, hubungan mereka akan memburuk.
Dan dia juga punya prinsip, bahwa sebaiknya tidak menjalin hubungan dengan rekan kerja.
Belakangan memang tidak banyak terjadi dalam hidupnya. Melitha akhirnya membesarkan anaknya sendiri, karena Rukmini benar-benar tidak mengizinkan putrinya itu untuk menikahi si pelukis. Dan baru-baru ini, Ananta, kakak Melitha juga akhirnya menikah dengan temannya yang memberikan proyek resort di Derawan itu.
Sama halnya seperti Giri, Ananta sempat kembali ke Jakarta, hanya untuk menghadiri acara pernikahan Davinshayang diselenggarakan di dua tempat. Jakarta dan Bali.
Ananta sama menyesalnya dengan Giri. Sinyal yang buruk di Derawan serta pekerjaan yang menuntut untuk cepat diselesaikan membuat lelaki itu jadi mengabaikan Davinsha, hingga perempuan itu akhirnya disambar mahluk dari antah berantah.
Nama Kennan Raffandra Hadibratha memang tidak asing lagi dalam dunia bisnis. Berulangkali sosoknya ditampilkan dalam majalah bisnis dan gaya hidup bersama kakak lelakinya, Ezra Natanegara Hadibratha, lalu juga ada beberapa teman mereka seperti Alfian Gasendra Prajapati atau Endrasuta Wiratsana, dan Gusti Randika Adjinatanegara sebagai bujangan paling diminati atau daftar pewaris perusahaan yang bertampang di atas rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Start With Broken
RomanceSetelah perceraiannya dengan mantan suami yang abusive, Arawinda Niwatasari berjuang untuk memperbaiki hidupnya lagi. Dia menjadi seorang asisten pribadi bagi seorang perempuan di kursi roda. Hanya saja, sang perempuan mempunyai adik yang sangat men...