Dua Puluh Lima

4K 559 87
                                    

Winda yang dibuat terheran-heran dengan sikap Giri hari ini yang terlalu manis, sehingga berpeluang bikin diabetes, agak sedikit syok begitu melihat sosok cantik dalam balutan blus sutera dan cigarettes trousers. Anggun dan mahal. Elegan dan menawan. Setara kecantikan Davinsha. Membuat Winda minder.

Entah apa tujuan Giri membawa Winda ke kantornya. Lelaki itu bilang ada urusan mendadak. Winda sebenarnya tidak keberatan sama sekali. Mungkin saja cara ini bisa mendekatkan mereka berdua. Biar bagaimana pun, mereka ini kan menikah. Tidak bisa selamanya saling cuek atau diam- diaman.

Tidak ada salahnya bagi Winda untuk menyambut baik pendekatan tersebut. Wanita itu hanya pragmatis saja. Sesederhana bila Giri mendekatinya, dia juga akan menyambut pendekatan tersebut.

Seperti yang terjadi hari ini. Winda tidak pernah bermimpi akan dibawa Giri ke supermarket ataupun ke mal. Dengan lembut dan penuh perhatian, lelaki itu menanyakan pendapat Winda tentang jus produk- produk Juxe Juice. Sebab rupanya Giri sudah berinvestasi di sana.

Winda mengira ada masalah dengan manajemen Kembang Lawang atau apa. Rupanya begitu berada di lantai dua, ia melihat seorang perempuan yang sangat cantik. Berpenampilan mahal, walau wajahnya memperlihatkan kekalutan. Sementara Giri tetap dengan wajah datarnya.

"Ada apa, Mel?" tuntut Giri, begitu melihat perempuan itu duduk di sofa ruang tunggu. Bukan di dalam ruangan Giri.

Melitha melemparkan pandangan menilai dengan terang- terangan ke arah Winda yang tegak di belakang tubuh tinggi dan besar milik Giri. "Aku mau ngomongin soal Gibran, Gir."

"Ngomong aja." Ujar Giri. Acuh tak acuh. "Atau kita pindah ke ruanganku saja."

Melitha mengangguk, kemudian bangkit. Giri berbalik menghadap istrinya. "Kamu ikut."

"Tapi, Gir. Aku mau ngomongin hal yang penting sama kamu. Kita nggak mau ada orang asing..."

"Dia istri aku sekarang, Mel." Giri menyambar kata- kata Melitha dengan tegas. "Jelas dia bukan orang lain."

Melitha tercengang mendengar ucapan Giri yang terbilang tegas tersebut. Sejak dulu Melitha tahu, bahwa Giri memang punya sifat tegas dalam dirinya. Terbukti, dia masih memikirkan Davinsha setelah bertahun- tahun lamanya sahabat Melitha itu menghilang.

Melitha tahu, Giri pernah berhubungan intim dengan sahabatnya. Hal itu membuatnya gila setengah mati. Mati- matian Melitha mengejar- ngejar Giri. Mengambil perhatian lelaki itu, namun dengan seenak perutnya Davinsha menggunting dalam lipatan. Tidur dengan Giri dan menganggap Melitha bodoh.

Tentu saja dia tahu kalau Davinsha telah mendapatkan lebih banyak dari yang seharusnya bersama Giri. Melitha pernah menemukan sketsa- sketsa wajah dan tubuh Giri di dalam tas Davinsha. Waktu itu mereka masih kuliah dan Melitha memaksa sahabatnya itu untuk menginap di rumah Melitha.

Sewaktu Davinsha sedang terlelap, Melitha menggeledah isi tas perempuan itu. Betapa luluh lantak hati Melitha ketika menemukan sketsa- sketsa gambar Giri.

Lalu berdasarkan penemuannya itu, Melitha mulai menumbuhkan kebencian pada sang sahabat. Namun rupanya Davinsha masih mempunyai urat malu. Semester dua belum habis ketika Davinsha mendadak menghilang. Selama bertahun-tahun.

Lalu kemudian muncul kembali bagaikan hantu yang bangkit dari kematian. Tentu saja Giri kembali tertarik padanya. Maka dari itu, Melitha mulai membuat rencananya. Seolah-olah dia mendorong supaya Giri kembali dekat dengan Davinsha. Padahal aslinya, perempuan itu hanya ingin menjebak sahabatnya sendiri.

Melitha tak pernah mengira bahwa cinta Giri pada Davinsha waktu itu sebegitu besarnya, sehingga lelaki itu nekat memutuskan hubungannya dengan Melitha.

It's Start With Broken Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang