Enam

1.1K 248 11
                                    

"Tujuh puluh lima juta?" Winda mengulang tak percaya. Kang Arman, kakak sulungnya baru saja menelepon. Lelaki itu mengaku bahwa ia mendapatkan nomor baru Winda dari Yuni.

Dan siang itu, kakaknya menelepon Winda untuk mengatakan bahwa keluarga Tomi menuntut agar uang yang pernah diberikan keluarga mantan suami Winda itu dikembalikan.

Mereka menganggap bahwa keluarga Winda telah membuat malu keluarga Tomi. Padahal, keluarga Tomi telah banyak berjasa pada keluarga besar Winda.

Intinya, Tomi beserta orangtuanya menuntut agar uang itu dikembalikan. Yang Winda tidak habis pikir adalah mengapa jumlahnya bisa sebanyak itu. Tabungan Winda sendiri saat ini hanya tersisa sedikit. Mungkin hanya cukup untuk menutupi kebutuhannya seorang diri hingga tiga bulan ke depan.

Baru sepuluh hari ia bekerja di tempat Kemala. Meski pun gaji yang ditawarkan tergolong besar, namun tetap saja hal itu tidak akan bisa menutup hutang- hutang keluarganya dalam waktu dekat.

"Kok bisa sebanyak itu sih, Kang? Waktu nikahanku kan kita keluar biaya sendiri."

"Waktu itu keluarganya Tomi sempat nyumbang 25 juta untuk acara resepsi. Dan yang diberikan pada bapak buat tambahan modal 50 juta."

Winda berdecak. 25 juta? Dia tidak tahu hal itu. Pantas saja selama pernikahan itu, Tomi selalu mengungkit- ungkit pemberiannya kalau Winda mulai menggerutu soal Tomi yang seharusnya mencari pekerjaan untuk menghidupi rumah tangga mereka.

"Aku tuh sudah keluar banyak duit buat nikahin kamu. Seratus juta juga lebih. Jadi sekarang wajar kalau kamu menunjukkan bakti kamu sama suami. Aku sama keluarga udah habis- habisan. Masa tinggal kerja doang kamu mau banyak protes sih."

Ternyata Winda memang sudah dibeli. Dan di awal- awal pernikahannya, ia merasa diperlakukan sebagai budak gratisan. Karena tidak pernah bekerja seumur hidupnya, tentu Tomi tidak punya uang untuk membangun rumahnya sendiri. Atau untuk mengontrak. Yang sumbangan pernikahan sebagian Winda sisihkan untuk membeli perhiasan agar bisa dijual lagi semisal keadaan terjepit. Sebagiannya lagi ia beriklan pada ibu dan neneknya. Lalu sisanya dipakai Tomi entah untuk apa.

Setelah menikah, Winda praktis tinggal di rumah mertuanya. Seorang juragan beras dan punya sawah berhektar- hektar, juga punya penggilingan padi dan jagung. Tidak hanya itu, bapak Tomi juga mempunyai bisnis penyewaan alat pembajak sawah--- mesin combine---juga traktor untuk mengairi sawah.

Keluarga Pak Yitno dan Bu Yati, mertua Winda, hanya punya tiga anak. Anak pertama mereka adalah perempuan. Menikah dengan orang Cirebon dan karena jauh, jadi jarang merecoki Winda. Lalu anak kedua adalah Tomi. Karena dia adalah anak lelaki sematawayang, jadi sang ibu kelewat memanjakannya. Setelah lulus SMK, Tomi hanya nongkrong di warung- warung kopi, kumpul- kumpul sama teman motor Satrianya, dan merentengi perempuan. Lalu anak ketiga bernama Meggy. Gadis yang lebih muda setahun dari Winda itu seperti satu cobaan lain yang harus Winda hadapi.

Meggy kuliah keperawatan. Hobinya pergi pagi pulang malam jam sembilanan. Kalau libur kuliah kerjaannya hanya ngendon di kamar sambil main handphone. Kalau ibunya mulai ngomel- ngomel tentang kamar yang berantakan dan cucian yang menggunung tinggi, buntut- buntutnya Winda yang harus turun tangan untuk mencucikan baju- baju gadis itu.

Bahkan sering sekali Winda harus mencucikan baju- baju penghuni rumah yang berjumlah lima orang. Belum lagi setrika. Masak buat orang- orang yang kerja di sawah dan di penggilingan. Walau ada asisten rumah tangga bernama Bu Yayuk, namun ibu mertuanya seolah-olah merasa tidak rela kalau Winda cuma nenganggur sambil rebahan.

Belum lagi masalah uang. Karena Tomi tidak bekerja, praktis mereka makan ikut mertua. Bukannya Bu Yati dan Pak Yitno itu pelit. Bukan. Mereka malah cenderung royal karena melihat kerja Winda yang sudah mengalahkan kuda, mertuanya kerap membelikan Winda baju, atau memberinya uang saku yang sekedar untuk bisa jajan bakso atau beli sabun muka dan beli paket data.

It's Start With Broken Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang