(Raiden Ei)

30 20 0
                                    

.

.

.

⁠♡

'Musou no Hitotachi.. bukanlah sebuah pedang biasa.. itu senjata yang sama yang digunakan oleh Archon Electro untuk menghabisi banyak dewa..' batin Fang terlampau panik melihat temannya itu berhadapan dengan pemegang senjata yang kuat itu.

Langkah demi langkah, Raiden Shogun mulai mempertipis jaraknya dengan Reiva yang was-was dengan keberadaannya.

"... Ck, persetan." Gerutu Reiva yang kemudian bersiap menggunakan elemen daunnya.

Namun sebelum dia bergerak, wanita itu terlebih dahulu mengibaskan pedangnya kedepan, dan ruangan disekitarnya tiba-tiba dibuat retak, seolah dimensi itu dipecahkan olehnya dan dibawa menuju ke tempat lain.

Setelah terombang-ambing di ruangan lingkup yang asing, Reiva mendarat diatas pasir yang aneh dengan suasana yang menegangkan.

Begitu dia bangun dan menoleh kedepan, disana dia melihat seorang wanita, yang tak lain adalah Archon Electro yang asli, tengah duduk bersemedi dengan posisi melayang di udara.

Raiden Ei membuka matanya yang terpejam dan menatapnya dengan tajam sebelum menapakkan kakinya ke pasir yang ia pijak juga.

"Dua ratus tahun lamanya.. sejak terakhir aku bertemu dengan bangsa kalian."ujar Raiden Ei dengan berjalan mengikuti lingkaran di tempat itu, begitu juga Reiva yang menjaga jarak dengannya.

"Aku bahkan tidak mengenal mu."balas Reiva sambil mengepalkan kedua tangannya,"Dan aku bukan salah satu dari mereka."

"Benar.. kau tidak mengenal ku."ucap Raiden Ei kemudian berhenti, dan Musou no Hitotachi muncul kembali ditangannya diikuti tatapan yang tajam padanya,"Tapi aku mengenal mu."

Dengan gesit wanita itu langsung melesat dan mengarahkan tebasan pedangnya pada gadis itu. Reiva dengan segera menghindar dari serangan tersebut dan mengeluarkan sulur tanamannya yang kemudian melilitkan mata pedang itu dan menariknya ke samping dengan maksud melepaskannya dari genggaman wanita itu.

Namun Raiden Ei menggenggamnya dengan erat, hingga mereka berdua saling tarik menarik. Kemudian dengan memutar tubuh yang ke samping, wanita itu dengan mudahnya menarik Reiva dan membantingnya ke pasir dengan mengayunkannya menggunakan sulur tanamannya sendiri.

Tidak terima dengan serangan itu, Reiva langsung menghempaskan tangannya ke pasir lalu memunculkannya terjangan batang pohon yang melesat kearah wanita itu.

Dengan gerakan yang cepat bak berpindah tempat, Raiden Ei menghindari terjangan itu dan dalam sekali ayunan pedang, batang-batang pohon itu seketika terbelah dan lenyap begitu saja menjadi abu tepat dihadapannya.

Melihat itu Reiva menggertakkan giginya dan mengambil posisi lagi untuk menyerang.

"Aneh sekali.."ujar Raiden Ei sambil menatap kearah telapak tangannya dengan ekspresi kosong,"... Kenapa kau lemah..? Ini bukan pertama kalinya kita bertarung.. lalu mengapa kau begitu lemah..?"

".... Ck. Lemah begini, aku pernah memukul mundur Archon Geo, tahu."balas Reiva dengan kesal dan keceplosan.

".... Memukul mundur Morax.. benarkah begitu?"ujar Raiden Ei sekali lagi, dan seketika suasana di tempat itu berubah menjadi mencekam dan menegangkan.

"Kalau begitu.. aku perlu menyerang mu dengan kekuatan yang lebih."

.....

Di luar alam bawah sadar itu, mereka sendiri tengah berhadapan dengan Raiden Shogun yang menyerang mereka kecuali Reus yang tidak tahu harus berbuat apa disana.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang