(Tujuan)

31 20 0
                                    

.

.

.

"Hah?!? Jadi naga itu muncul tiba-tiba saja??"pekik Paimon setelah mendengarkan cerita asisten Kediaman Kamisato itu yang menjelaskan asal-usul sosok naga yang tertidur diatas Tenshukaku dalam wujud berbentuk pohon raksasa.

Asisten itu, Thoma, menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan peri kecil itu,"Itu memang benar. Saat kami keluar dari Komore Tea house, itu sudah ada disana. Tapi Tenryou Commision memasang poster beberapa orang buronan yang diduga dalang dibalik semua itu."

".. boleh kami melihatnya?"Aether bertanya karena dia memiliki sebuah firasat, lalu mereka menuju sebuah papan pengumuman untuk melihatnya.

"Karena situasi ini, Putra klan Firide juga ikut serta dijadikan seorang buronan. Kalian pasti sudah tahu siapa itu Firide, kan?"ujar Thoma dalam perjalanan mereka.

Dan setibanya disana, firasatnya mengatakan hal yang benar.

"Eh?? Dia ini.."Paimon menunjuk kearah poster dua orang yang memakai topeng berwajah datar,"Ini dia, kan?! Yang membantu kita saat di Jade Chamber dan Golden House?!"

Aether juga terkejut melihatnya karena ciri-ciri yang ditulis di poster itu sama persis dengan yang dimiliki oleh orang itu.

"Itu dia.."

"Oh Archon, kalian mengenal mereka, ya?"tanya Thoma sambil tertawa canggung,"Aku rasa mereka akan berada dalam masalah besar, jadi sebaiknya kalian tutup mulut soal mereka agar tidak ikut-ikutan, ya?"

"Yah.. itu lebih baik."balas Aether menganggukkan kepalanya, kemudian menatap kearah sosok naga itu yang berada diatas atap Tenshukaku, nampak tidak bergerak, tapi angin yang berhembus menerbangkan kelopak bunga-bunga yang mekar ditubuhnya tanpa henti.

'Apa yang sebenarnya dia rencanakan kali ini..?'

.....

"Bagaimana perasaan mu?"tanya pria dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu sambil menggantikan perban gadis itu yang ada di lengannya.

"... Mual.. pusing.. lapar."jawab Reiva dengan nada terkantuk-kantuk.

"Lapar? Baguslah kalau begitu. Kondisi mu mulai membaik kalau itu terjadi."ujar pria itu masih dengan nada yang datar dan acuh,"Tunggu disini, aku akan memanggil teman mu untuk mengganti perban di pinggang mu."

"Mhm.. terimakasih."

"Sama-sama."

Sambil menunggu kedatangan temannya, Reiva memperhatikan mural yang ada di ruangan itu. Dari kondisinya, tempat yang tempati saat ini adalah bekas reruntuhan kuno, dan penemunya adalah pria itu, Enjou.

"Rei!! Aku sudah datang!"seru Ying berjalan memasuki ruangannya dirawat,"Ayo ayo, balik badan sana."

Reiva menganggukkan kepalanya dan berbalik badan mengarah ke tembok, lalu membuka kemejanya agar Ying bisa mengganti perbannya yang dipinggang.

"... Sudah lima hari, harusnya Aether sudah sampai di Inazuma, kan?"tanya Reiva selagi Ying melakukan pekerjaannya.

"Dari yang Fang katakan lewat pesannya, Pengembara sudah membantu tiga orang yang Vision-nya dirampas paksa, dan juga sudah menemani Ayaka pergi ke festival. Seharusnya tinggal bagian membantu Yoimiya, baru arc utama dimulai."jawab Ying dengan detail.

Lima hari lamanya dia tidak sadarkan diri, dua hari sebelumnya Boboiboy, Fang, Qually dan Reus memutuskan untuk kembali ke permukaan untuk menemui klan Firide, meski sampai sekarang belum ada berita apapun. Selain itu, Fang terus mengirimkan informasi tentang kemajuan alur ceritanya yang sudah lumayan dekat dengan titik konfliknya.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang