(Dendam tak terbalaskan)

50 19 0
                                    

.

.

.

""Menunggu mu..untuk balas dendam.."" 

Menyadari bahaya, Reiva langsung mengeluarkan pedang halilintarnya dan menodongkannya kearah dua bayangan besar itu, yang kemudian menunjukkan dirinya sebagai dua ekor Vishap raksasa dengan elemen Cryo dan Electro, sebuah kombo yang sangat bangsd.

Si biru, atau Vishap yang Cryo meraung keras selagi yang ungu atau yang Electro menggeram. Mereka lalu menyatukan energi elemen mereka yang ada di ekor, kemudian menembak Reiva dengan energi tersebut.

Begitu energi berwujud kristal itu berada tepat dihadapannya, ia langsung memutar mata pedangnya keatas dan langsung menariknya, seketika serangan itu terbelah menjadi dua yang tak satupun berhasil mengenainya, hanya meledak dan kedua sisinya.

Si biru menggeram sekali lagi lalu melesat kearah Reiva, yang ungu sendiri nampak melompat naik keatas sebuah tembok, dan mulai menembaki Reiva dengan bola Electro.

'Kalau mereka terpisah seperti ini, susah menentukan yang mana terlebih dahulu diurus.' batin Reiva melihat serangan itu dan juga si biru yang bersiap menerjangnya.

'Kalau begitu..' "Mode: Kuasa Dua!!"

Tepat saat cakar si biru dan bola Electro si ungu hampir mengenainya, kedua serangan itu berhasil ditangkis secara bersamaan dan sebuah tendangan bebas mengenai dada si biru yang membuatnya langsung mundur menjauh.

'Dia ada dua?!' 'Hoh..'

Mengambil ancang-ancang, Solum, atau si elemen tanah melirik kearah Glacies, si elemen es yang memompa meriamnya dengan tatapan dingin tertuju pada si ungu yang masih nemplok di tembok.

"Hati-hati. Aku akan segera membantu setelah ini."

"Aman."balas Glacies lalu menembak si ungu dengan meriamnya.

Mendengar raungan, Solum menatap kedepan lagi dan melihat si biru berlari kearahnya dengan penuh amarah, kemudian ia segera menghantam kedua tangannya ke lantai.

"Gorila Solum!"

Tanah bergetar, dan seketika makhluk berwujud gorila itu muncul, dan langsung beradu kekuatan dengan si biru yang mengaum ke wajahnya.

Solum mengepalkan kedua tangannya yang juga berusaha menahan cakar si biru. Dia kemudian menggunakan kekuatan dan cengkeramannya yang kuat pada cakar Vishap biru itu, menariknya ke arahnya, lalu menggunakan bahunya untuk mengangkatnya dan membantingnya ke lantai.

Si biru kemudian meledakkan wajah Gorila Bumi dengan esnya dari mulutnya, dan menusuknya dengan ekor kristalnya yang tajam di area punggungnya, kemudian menariknya menjauh dengan membantingnya kearah yang berlawanan.

Solum melangkah mundur dari jangkauan Vishap itu, lalu menghempaskan tangannya sekali lagi ke lantai. Namun gorila-nya tidak bereaksi, dan saat dia menoleh kearahnya, dia melihat makhluk tanahnya itu terkurung karena bongkahan es yang membekukannya tepat setelah dia terlempar tadi.

Si biru lagi-lagi menembakkan esnya, dan Solum yang hampir lengah langsung membuat tembok berlapis untuk melindungi dirinya dari serangan tersebut.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang