.
.
.
♡
"Biar ku beritahu, Teva, atau yang kalian panggil Ino itu tidak dungu seperti yang kalian duga."ujar Enjou mendengarkan rencana mereka yang dibuat secara terburu-buru.
"Kau mengenalnya, Enjou?"tanya Ying mewakili teman-temannya.
Sambil mencampur ramuannya, Enjou menjawab dan menjelaskan,"Memang benar, Teva adalah seorang elf yang bergabung dengan Abyss Order sejauh yang ku ingat. Dari yang aku tahu, dia memiliki kemampuan dan kelebihan untuk meramal dan pengetahuan yang membuatnya langsung diterima ke dalam organisasi itu."
"Awal mula pertikaian Bangsa Splendens dan Vishap juga dimulai darinya. Dia mendapatkan sebuah ramalan, kemudian memerintahkan pasukan Abyss untuk menghasut mereka yang memiliki niat yang mereka incar untuk rencana mereka itu."Enjou melanjutkan, kemudian menghampiri Reiva yang masih terbaring tak sadarkan diri diatas kasur dan meminumkannya ramuan yang dia buat.
"Kalau kau tahu semua itu sedari awal, kenapa kau tidak melakukan sesuatu, Enjou?"tanya Caera menatap pria itu dengan kecewa.
"Itu adalah sesuatu yang perlu, Nyonya."balas Enjou kemudian meliriknya sekilas,"Sama seperti Teva, aku juga mendapatkan ramalan dari salah seorang gadis di Splendens."
"Hm? Ramalan?"
Setelah meminumkan Reiva ramuannya, Enjou menghampiri lemari yang ada di ujung ruangan, membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah gulungan dan membukanya melebar dilantai ruangan tersebut untuk mereka lihat.
"Ini mirip sebuah mural.."ujar Boboiboy dan yang lainnya memperhatikan lukisan di dalam gulungan tersebut.
"Gadis itu, aku masih ingat raut wajahnya saat dia memberikan ku kertas ini."celetuk Enjou dengan raut wajah yang tersirat sendu,"'Aku yakin kau bisa melakukan sesuatu untuk membantu mereka', katanya. Dan sepertinya, yang dia maksud sudah ada di hadapan ku sekarang."
"Dua bangsa akan bertarung melawan sahabat mereka sendiri, kemudian ditimpa kemalangan yang Dia manfaatkan. Kaum kami akan mendapatkan hukuman yang tak seharusnya kami terima hanya karena sebuah hasutan sesuatu yang lebih buruk dari iblis, orang terpercaya. Yang Mulia telah menunjukkannya pada ku, meminta ku untuk menyampaikan ini kepada orang yang mengkhianati kepercayaan Tuan-nya demi keadilan yang sepatutnya."
Tatapan Caera melembut membaca itu, sedikit kemarahan di dadanya kian menghilang, digantikan dengan kesedihan dan penyesalan karena baru menyadari semuanya sekarang.
Reus juga akhirnya memahami maksud dibalik tulisan dan lukisan yang ada dalam gulungan kertas itu, kemudian melirik kearah gadis itu yang terbaring dengan tatapan bersalah atas apa yang dia katakan padanya sebelumnya.
Setelah beberapa saat merangkum semua itu, mereka langsung menyusunnya satu persatu.
"Teva, atau Ino adalah orang yang sama, yang meramal masa-masa itu dan memanfaatkannya untuk suatu bayaran yang dia inginkan, bahkan bekerja sama dengan Fatui untuk mengusik Klan Firide sekaligus."Enjou menunjuk kearah salah satu lukisan yang ada di gulungan, kemudian melirik kearah Boboiboy,"Dan dengan menghasut Tetua klan, dia berhasil membuat Raiden Shogun turun tangan."
Boboiboy menganggukkan kepalanya dan memutar rekaman di jam tangannya.
"Sesuatu yang tidak pernah aku ceritakan jika tidak ditanya. Leluhur kami, Tetua klan pertama sudah tahu jika dirinya akan mendapatkan balasan atas apa yang telah dia perbuat hingga Bangsa Splendens dimusnahkan dari Inazuma. Alasan dibalik ide untuk menyangkut pautkan Yang Mulia Shogun adalah hasutan serta desakan dari Penasehat Ino, hingga fia menuliskannya di sebuah buku yang hanya bisa didapatkan oleh Tetua klan selanjutnya melalui orang terpercaya mereka. Di dalam buku itu juga, kami jadi tahu jika kematian Tetua klan pertama adalah suatu takdir, yang hanya dirinya yang akan menerimanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]
Fanfiction«𝕀❜𝕞 ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕..» ------------★ 𝔗𝔞𝔭𝔦 𝔞𝔨𝔲 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔡𝔦𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔡𝔞𝔫 𝔨𝔞𝔲 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔖𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤, 𝔞𝔨𝔲 𝔟𝔦𝔰𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔧𝔞𝔡𝔦 𝔟𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤𝔞𝔫𝔪𝔲, 𝔨𝔞�...