(Firide)

53 21 0
                                    

.

.

.

".... Guys, tulung."

"Udah kek monyet."

Di sebuah tempat pemukiman yang terpencil, Boboiboy en de geng dihantar kesana oleh seorang gadis yang mengaku sebagai penduduk dari Klan Firide bernama Par.

Dan tanpa menutup-nutupinya, gadis itu jelas melempar tatapan sinis pada Reiva yang berjalan disebelah Qually, Par seolah-olah mengenalinya dan membencinya sampai ke ubun-ubun.

Karena itu, setibanya di pemukiman Klan Firide, banyak penduduknya langsung menyergap Reiva yang reflek melarikan diri dan melompat naik ke atas sebuah pohon tinggi dan duduk di dahannya.

Melihat raut wajah yang penuh amarah para suku itu membuat Reiva enggan turun, dia tidak mau melukai mereka jika sampai emosinya kelepasan.

"Euhh.. Par, bisakah kau melerai mereka? Teman ku ketakutan diatas sana."tanya Qually yang menatap cemas kearah temannya yang ada diatas pohon.

"Hmp. Kita bisa membahasnya setelah berbicara dengan Tetua klan."balas Par nampak acuh tak acuh lalu mengajak mereka menuju sebuah rumah berukuran lebih besar dari rumah lainnya.

Fang dan Boboiboy saling melirik lalu menoleh kearah Reiva yang nampak masih anteng diatas pohon.

"Bicara dengan Tetua klannya dulu, baru datang kemari."ujar Reiva mengangkat jempolnya,"Aku bisa mengatasi ini.. mungkin."

"Tidak meyakinkan tapi oke lah."balas Fang lalu dia dan yang lainnya segera menyusul Par.

Setelah mereka pergi, Reiva menunduk dan melihat orang-orang suku yang memiliki ciri-ciri seperti Par masih menatapnya dengan tajam, dan siap menusuknya kapan saja jika dia turun.

Sembari memangku dagunya Reiva kemudian bertanya,"Kalian kenal Kubu Splendens, ya?"

"Bangsa terkutuk itu telah membunuh Tetua dan orang-orang  kami, sudah sepantasnya mereka musnah!!"salah satu anggota itu berkata dengan lantang menarik perhatian Reiva.

".... Kalian tahu tentang kemusnahan orang-orang itu?"tanya Reiva, entah sejak kapan dia merasakan amarah yang bergejolak di dadanya.

.....

Di dalam kediaman itu, mereka disambut oleh banyaknya lukisan tua di dinding yang, sebuah lukisan yang menyampaikan kemunculan Klan Firide disana.

Sampai akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan yang ditutupi oleh kain sutra yang berlapis-lapis, dan semakin mereka masuk ke dalamnya, mereka bertiga merasakan banyak pasang mata yang mengintip kearah mereka.

"Tuan ku, Par telah kembali dari pohon Kabut."ujar Par sambil menunduk, karena tidak mau dicap tidak sopan, mereka bertiga juga melakukan yang yang sama.

Tak lama kemudian, terdengar suara kekehan dari balik kain yang menghalang, lalu perlahan-lahan, kain-kain sutra itu ditarik dari samping menguat seisi ruangan terlihat dengan jelas.

Disana mereka kecuali Par terkejut melihat sesosok kakek tua dengan ciri-ciri yang sama dengan Par, tengah duduk bersila diatas tatami yang dikelilingi lilin yang disusun secara simetris.

Diatas kepala pria tua itu juga terdapat semacam ahoge daun yang sudah mengering, sama seperti Qually yang masih segar, seolah menandakan dirinya seorang sepuh.

Kakek tua itu membuka matanya, kemudian menatap mereka satu persatu sebelum tersenyum ramah.

"Par.. Par, anak ku yang manis.. terimakasih sudah membawakan tamu-tamu ini ke hadapan ku.."

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang