(The Raiden Shogun and The Reaper of Abyss)

38 16 0
                                    

.

.

.

⁠●

⁠♡

"Dihantui oleh bayang-bayang mereka yang gugur di tangannya, membasmi mereka hingga berjuta-juta kali, membuat jati diri sang Archon Electro perlahan-lahan goyah akan keinginannya yang ingin menciptakan keabadian untuk Inazuma yang telah dia dan sang kakak perjuangkan selama ini..

... Bukankah ini sudah pasti adalah balasan untuk mu, Raiden Shogun..?"

Meski nafasnya terengah-engah, sang Archon tidak terlihat gentar sedikitpun, meski tangannya yang telah menghabisi orang-orang yang sama berkali-kali mulai bergetar tak karuan menggenggam Musou no Hitotachi yang telah ia lumuri dengan darah korbannya.

'...itu bukanlah niat ku..'

Sama seperti mereka yang terus ia habisi seakan hidup kembali, luka yang diterimanya terus menerus muncul dan sembuh, rasa sakit yang ia rasakan berulang kali tidak membuat dirinya mati rasa sedikitpun.

Rasa sakit yang tidak bisa ia tahan hampir membuatnya kalah untuk berulang kali, namun pada akhirnya sebuah kekuatan yang asing kembali membawanya ke kondisi semula, mendorongnya untuk melakukan pembantaian yang sama berulang kali, seolah menginginkannya merasakan rasa sakit yang terus menerus seperti yang dia rasakan saat dia menghabisi mereka semua berulang-ulang kali.

"Tapi itulah yang terjadi, dan kau sama sekali tidak bisa mengubahnya seperti yang terus kau coba lakukan..

... Berapa lama sampai kewarasan mu tak dapat menanggungnya lagi..?"

Lagi dan lagi, kemenangan yang ia raih tak terasa seperti sebuah pencapaian yang dapat ia terima, yang dia rasakan hanyalah perasaan yang bergejolak antara takut dan bersalah.

Takut dengan apa yang akan menimpanya setelahnya, dan bersalah karena tak dapat menghentikan dirinya dari dosa tersebut.

"Kau gagal lagi.. kau tidak bisa mengubah masa lalu, bahkan dalam mimpi sekalipun.."

Raiden Ei hanya menundukkan kepalanya, ia berdiri dengan pedang serta tubuh lemah yang berlumuran darah dihadapan sosok bersurai hitam itu yang berjalan kearahnya sambil menggenggam pedang yang ia peluk.

"Berapa lama lagi.. kau bisa bertahan, huh..?"sosok gadis itu bertanya sambil berjalan melewatinya dan para mayat yang tak berdaya di sekitarnya.

"Berapa lama lagi hingga kau.. bisa membayar perbuatan mu, Beelzebub..?"

Dengan langkah yang lemah, Raiden Ei berbalik badan dan menghadap gadis itu yang lagi-lagi membelakanginya sambil menatap kearah sisa-sisa dari bangsanya sendiri.

'Kau.. tidak akan paham.. aku telah berusaha.. aku sangat berusaha untuk semua ini.. semuanya.. namun aku sia-sia.. semuanya sia-sia karena diriku sendiri.. karena perbuatan ku..'

Tenaganya yang seakan telah dikuras habis oleh pertarungan yang hampir beribu kali terulang membuatnya tak kuasa menahan beban tubuhnya sendiri, sehingga ia jatuh berlutut dengan menjatuhkan pedangnya.

"... Mengapa semuanya berakhir seperti ini..? Yang aku inginkan.. hanyalah yang terbaik, namun aku.. aku bahkan tidak mampu menghentikan perbuatan ku sendiri.."

Hembusan angin sama-sama menerbangkan helaian rambut kedua siluet itu yang sama-sama menanyakan hal yang sama.

Gadis itu berbalik badan, pedang yang ia genggam mulai memancarkan cahaya emas yang hangat, kemudian sambil mendekati wanita itu, ia pun berkata.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang