(Persiapan)

67 24 0
                                    

.

.

.

"Ah! Reiva!"

Dengan keringat dingin mengucur di pelipisnya, Reiva hanya diam saja saat pemuda bersurai perak itu menghampirinya dan memeluknya seperti kawan dekat, sementara dua orang berinisial F dan B menatap kearahnya seperti ingin menusuknya dari belakang menggunakan pisau dapur yang ada dalam tas Qually saat ini.

"Lama tidak jumpa, Huan."ujar Reiva dengan menepuk punggung pemuda itu sekedar formalitas.

Huan menjauh sedikit dan tersenyum cerah padanya, bahkan Gaming yang merupakan teman dekatnya jarang melihatnya tersenyum seperti itu kecuali pada adiknya, Jian.

"Sudah sangat lama. Aku baru melihat mu setelah terakhir kali kau- Maksud ku kalian membantu ku. Terimakasih banyak."balas Huan nampak lebih terbuka.

"Sama-sama."bukan Reiva, melainkan Fang yang menarik temannya itu menjauh dari Huan setelah merasa pemuda itu terlalu dekat.

Reiva melirik kearah Qually dan Gaming sambil memberikan mereka isyarat agar dia tidak terjebak lebih lama dalam situasi perang dingin ini.

Kecuali Qually yang mengangkat jempolnya karena tidak tahu harus apa, Gaming akhirnya menengahi agar semuanya lebih tenang.

"Huan, kau mengajak adik mu, kan, untuk Lantern Rite kali ini?"Gaming bertanya menarik atensi si Surai perak.

"Hm. Kau benar. Dia saat ini ada di Bubu Pharmacy milik Baizhu-sensei dengan ibu ku."jawab Huan yang terlihat lebih kalem saat menjawabnya.

"Bagus! Aku ingat saat dia mengunjungi Lembah Chenyu, dia menyukai tarian Wushou ku dan ingin menonton ku pentas, jadi aku tidak sabar malam Lantern Rite nanti."ujar Gaming dengan antusias lalu menoleh kearah teman-teman barunya,"Kalian juga akan datang, kan?? Aku benar-benar tidak sabar untuk memperlihatkan hasil latihan ku selama ini!"

"Kami akan datang, tapi mungkin kau tidak akan bisa melihat kami diantara kerumunan."balas Boboiboy dengan senyum memaklumi keantusiasan pemuda itu.

"Kau benar! Tapi tidak perlu cemas, aku pasti akan menemukan kalian, sekalipun sekecil semut!"balas Gaming, namun dia nampak mengatakan hal itu hanya menatap kearah satu orang saja diantara mereka.

Hal itu menghadirkan beberapa reaksi yang berbeda. Boboiboy menghela nafas gusar, Fang sedikit cemberut, Qually keheranan dan Huan menatap datar kearah pemuda itu.

"Kedengarannya kau hanya antusias untuk pamer pada Reiva."celetuk Huan sambil melipat tangannya kedepan dengan seringai tipis.

Seketika Gaming terdiam, dia menatap temannya itu sejenak lalu terkekeh dengan pipi merona tipis,"Apa sejelas itu, ya?"

"Kenapa memangnya?"Reiva bertanya mewakili mereka yang ada disana.

"Eh? Bukankah aku sudah bilang akan menunjukkan tarian ku pada mu saat kita pertama kali berkenalan? Kau bilang saat itu, kau tidak sempat menonton sampai habis, jadi aku ingin menunjukkannya pada mu dan juga Jian yang menyukainya!"jawab Gaming yang mana terkesan blak-blakan, dan entah bagaimana mereka merasa itu patut dimaklumi setelah mengenalnya.

"... Terimakasih."ujar Reiva menganggukkan kepalanya membuat pemuda itu tersenyum makin lebar.

Sementara itu, Qually nampak memperhatikan kelima orang itu dengan memakai kacamata hitam dan senyum di wajahnya.

'I like how this is going.'

Malam harinya pun tiba, tim Kokotiam kembali ke penginapan untuk beristirahat, Gaming dan Huan juga kembali ke rumah dan tujuan mereka masing-masing.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang