.
.
.
♡
⬛⬛⬛⬛, ⬛⬛⬛, dan Splendens.
Disaat ia masih berdiri tegak diantara lawannya, dua lainnya harus pergi.
Jika bukan dia yang mengakhiri takdir mereka, maka mereka lah yang akan mengakhiri takdir itu.
The Lord of Splendens, yang telah mengakhiri pendosa-pendosa itu dan mengirim mereka kembali ke tempat dimana jiwa mereka berasal.
....
Mendengar suara mengerang di sebelahnya, pemuda berambut coklat itu menolehkan kepalanya kearah Reiva yang terbaring dikasur, entah kenapa dia tiba-tiba pingsan saat mereka masuk ke dalam kamar itu sekali lagi.
Dan secara mengejutkan, gadis kecil itu, Xin Rui tidak terlihat dimana-mana setelah mereka masuk ke dalam kamarnya, hanya menemukan teman mereka yang pingsan dilantai dengan wajah pucat dan jendela kamar yang terbuka lebar.
"Rei? Kau baik-baik saja?"tanya Boboiboy sembari menunggunya untuk membuka matanya.
"..... sedikit.."jawab Reiva tanpa membuka matanya, tapi wajahnya menunjukkan ekspresi tidak nyaman membuat Boboiboy bingung.
".... Silau anjay."lanjutnya sambil bangun dan menutup jendela yang terbuka di sebelahnya kasurnya.
"Oalah pantes."celetuk Qually sambil terkekeh melihatnya.
"Xin Rui sepertinya melarikan diri, aku dengar dari orang-orang, dia menuju ke gerbang keluar pelabuhan tadi."ujar Fang tidak ingin berlama-lama dan langsung to the point lalu menoleh kearah Reiva,"Apa kau ingat apa yang dia lakukan tadi??"
Sambil memegang kepalanya, Reiva mencoba mengingat apa yang barusan terjadi dan mengapa dia tiba-tiba pingsan. Hingga akhirnya dia teringat jika dia melihat sesuatu di punggung gadis itu dan segera mengambil sesuatu untuk menggambar.
"Aku melihat ini dipunggungnya.. lalu aku tidak sadar lagi."jawab Reiva sambil menunjukkan sebuah gambar pohon di kertas yang dia gunakan pada mereka.
Fang, Qually dan Boboiboy seketika tercengang melihat gambar itu, mereka saling melirik dan seolah berkomunikasi lewat tatapan mereka, sementara Reiva masih menambahkan sedikit detail di dalamnya.
'Bukannya ini yang ada di mural itu, ya?'
'Yang dilantai? Yap.'
'Apa kita harus memberitahunya?'
Mereka bertiga kembali menoleh ke kertas gambaran Reiva dan makin dibuat terkejut melihat detail daun-daun yang mereka lihat di mural itu beberapa hari yang lalu, jelas semua ini bukanlah sebuah kebetulan.
"Itu yang aku lihat."ucap Reiva sambil duduk bersila diatas lantai dan mengamati gambarannya yang acak-acakan itu,".. jika aku ingat dengan baik, pupil matanya.. mengingatkan ku pada warna mata elemen cahaya, Boboiboy."
"Oh, kau benar. Aku baru ingat tadi."celetuk Qually yang juga baru sadar akan hal itu,"Maksud ku, warna mata yang hampir mendekati warna putih itu jarang jika aku lihat-lihat selama ini."
"Xin Rui.. nama itu tidak pernah ada di game ini sebelumnya. Di Lore atau event, karakter itu belum pernah muncul."ujar Fang menarik atensi mereka bertiga,"Apa mungkin dia itu karakter beta yang belum dirilis?"
Boboiboy mengerutkan keningnya dan berkata,"Fang, bukankah sudah seharusnya kau berhenti menganggap semua ini hanyalah.. game?"
"Apa maksud mu?"tanya Fang, terdengar seperti dia tersinggung akan ucapan pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]
Fanfiction«𝕀❜𝕞 ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕..» ------------★ 𝔗𝔞𝔭𝔦 𝔞𝔨𝔲 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔡𝔦𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔡𝔞𝔫 𝔨𝔞𝔲 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔖𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤, 𝔞𝔨𝔲 𝔟𝔦𝔰𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔧𝔞𝔡𝔦 𝔟𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤𝔞𝔫𝔪𝔲, 𝔨𝔞�...