(Menonton part 2)

75 23 0
                                    

.

.

.

".... Dari semua elemen, kenapa harus aku..?"

Reiva mengangkat bahunya lalu memberikan kacamata yang mempunyai kamera pengintai itu pada Ice, sedangkan Blaze dan Halilintar nampak gembira dalam diam karena bukan mereka yang akan pergi.

Singkat saja, Boboiboy berpencar tiga dan hompimpa, ternyata yang kalah Ice jadi dia yang akan pergi menjadi kameraman.g

"Kau kalah hompimpa, ya kau lah yang harus pergi."balas Reiva lalu menghubungkan kamera itu dengan layar hologram di jam tangannya,"Yosh. Sudah terhubung."

"Ini toh kerjaan kalian kalau tidak ada yang lain."celetuk Qually menatap datar mereka semua.

"Ya terus? Ikut campur langsung jadi babu merepotkan, bro."balas Fang diangguki oleh yang lainnya kecuali Ice yang masih keberatan dia harus pergi.

"Tidak punya hati nurani.."gumam Qually. Ya, dia sudah tahu alurnya dan merasa mereka tidak punya simpati.

"Jangan gitu lah! Nanti juga ada masa kita bisa bantu! Tapi tidak sekarang!! Kita nonton aja dulu!"ujar Blaze merangkulnya dengan aura yang positif.

"Apa serunya nonton penderitaan orang lain??"

"Koreksi: Perjuangan."balas Reiva sembari mengangkat jari telunjuknya seolah tengah mengajari,"Kita perlu menyaksikan perjuangannya agar kita bisa punya pelajaran hidup kedepannya."

"Lebay. Bilang saja bosan."celetuk Halilintar memutar bola matanya dengan malas.

"Yeuu, diem lu, dasar banteng."gumam Reiva, seketika ia ketar-ketir melihat pemuda itu mengeluarkan pedang halilintarnya.

"Apa kau bilang?"

"...teng, saya bilang ganteng."

"Oh."

"Pura-pura ngga denger, e??"

Setelah persiapan, Ice dengan ogah-ogahan mulai berjalan kaki menuju lokasi ceritanya.

"Ice, jangan terlalu terbuka."ujar Reiva lewat earphone yang terhubung.

Dari layar hologramnya, mereka melihat dari sudut pandang Ice, dia menunduk dan menatap penampilannya membuat mereka kebingungan.

"Tertutup gini aku.."

"BUKAN ITU TOLOL!!"teriak Halilintar yang naik pitam tiba-tiba di dekat telinga Reiva.

Ice sampai harus membuka Earphone-nya dan mengusap telinganya,"Ya maap_-.. lagian Reiva tidak lebih spesifik."

"Kok aku lagi.."gumam Reiva sembari mengusap-usap telinganya setelah membuka earphone-nya, Halilintar masih kelihatan kesal sementara Blaze dan Qually sebisa mungkin menahan tawa mereka.

"Sudah sudah. Lanjutkan."

....

Ice tiba di Paviliun Liuli, kemudian bersandar di tembok di dekat jendela ruangan yang ada MC beserta beberapa karakter lainnya di dalamnya.

....

"Biar aku perkenalkan, dia adalah Tuan Zhongli. Dia bekerja sebagai sekretaris sekaligus rekan Fatui dalam kegelapan."ujar Childe mengenalkan pria berambut panjang itu pada Aether, dan Paimon tentunya.

"R-Rekan Fatui dalam kegelapan?? Apa itu artinya.."tanya Paimon ragu-ragu.

"Itu memang benar. Aku bekerja sebagai sekretaris untuk pemakaman."

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang