(Rite of Decision)

72 24 3
                                    

.

.

.

[Fang POV]

Akhirnya hari ini tiba juga.. aku sudah menantikannya sejak dua Minggu yang lalu untuk Arc ini dimulai.

Sayangnya dua orang ini ada saja caranya ingin menguji kesabaran ku.

"Fang! Fang, di buku ini mengatakan bla bla bla bla-"

"Lapaaaar.. makan.. Faaaaaaaaaaaaang..!"

Siapapun, tolong adopsi dua anak ini agar mereka menjauh dari ku.

Aku terpaksa menyeret mereka untuk ke Teras Yujing agar tidak kelewatan scene Morax jatuh dari langit, lalu terjadi keributan dan semacamnya.

Terlalu bersemangat hingga rasa kesal ku terhadap dua orang ini hilang begitu saja. Semoga saja tetap begitu.

Ngomong-ngomong kami sampai lebih awal dan berdiri diantara kerumunan, orang-orang di sekitar kami juga terlihat antusias menunggu kedatangan Dewa yang mereka agung-agungkan selama ini.

Tunggu, si Morax Archon sekaligus Adepti, kan?? Ah bodo lah.

Kalau dilihat-lihat, Ningguang tinggi juga, Ganyu sama Keqing belum muncul disini...

Oh! MC-nya datang!

Aku langsung menarik Boboiboy dan Reiva sedikit lebih menjauh dari dua orang itu, Aether dan Paimon yang baru tiba.

Entah apa yang mereka lakukan selama dua Minggu ini, tapi mereka berdua kelihatan lebih lelah dari yang yang di game.

Mungkin karena perbedaan waktunya.

Akhirnya, yang ditunggu-tunggu pun dimulai..!

[Author POV]

Reiva melihat ke sekelilingnya kala dia merasakan seseorang menatap intens kearah mereka bertiga, dan menemukan pemuda berambut emas yang dia kenal sebagai pemeran utama di cerita ini menatap kearah mereka dengan tatapan curiga dan seolah menginspeksi mereka satu persatu.

Merasa tidak nyaman, dia menggunakan elemen daunnya untuk mengendalikan sulur tanaman yang dia keluarkan dan perlahan-lahan mendorong orang di sekitar mereka untuk menghalangi pandangan pemuda itu dari mereka.

Setelah merasa lebih baik, ia kembali fokus ke depan, dan malah dikejutkan dengan sesuatu yang jatuh ke atas sebuah meja batu di tengah teras Yujing.

".... Fang what the fuck??"tanya Boboiboy sembari menoleh kearah temannya yang berambut ungu.

"What the fuck indeed."Reiva menimpali, shock melihat mayat seekor naga di hadapan mereka.

"Alurnya sudah dimulai."balas Fang sembari menatap kesal kearah mereka berdua, khususnya Boboiboy,"Dan berhenti bicara kasar, dia ikut-ikutan jadinya."

"Dia yang ikut-ikutan aku yang kena marah, agak lain emang."

"Diam kau pendek."

"Dari chapter kemarin lagi kau mengatai ku pendek!! Aku tidak sependek itu!! Kita hanya beda beberapa sentimeter saja!"

"Weh, orang sedang berduka dan terkejut, kalian malah debat."tegur Reiva.

Benar, orang-orang di sekitar mereka menatap mereka dengan tatapan aneh, begitu juga dengan wanita bersurai putih yang berdiri di hadapan semua orang.

"Rex Lapis telah terbunuh!! Tutup semua jalan keluar!"perintah sang Tiangquan pada Millelith yang berjaga di sekitar Teras Yujing.

Fang melarang kedua temannya bergerak dari posisi mereka dan membiarkan diri mereka diinterogasi, mereka juga diam-diam memperhatikan Aether dan Paimon mulai mengendap-endap meninggalkan tempat itu agar tidak dikaitkan dengan masalah itu.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang