(Bertemu langsung)

75 23 0
                                    

.

.

.

Reiva memasang wajah datar sembari mendengarkan teman-temannya cekikikan selama dia merekam perjalanan Aether yang tertekan dengan sikap si Archon Geo yang tidak pandai namanya menggunakan uangnya dengan baik, dan lagi saat dia membuat parfum, perkataan wanita bernama Ying'er itu selalu mengganggu dan terkesan mencurigakan membuat mereka hampir tertawa keras.

"Capek pasti itu.. hihihi.."

"Kalau dilihat secara langsung lucu juga."

"Kasian si Aether.."

Memutuskan untuk mengabaikan mereka, Reiva kembali mengikuti Aether dan Paimon ke Patung The Seven, dimana Zhongli katanya menunggu mereka selesai membuat parfum bersama Ying'er.

Tiga jenis parfum, yang Reiva sendiri tidak tahu aromanya apa semua.

....

"Parfum ketiga?? Apa Rex Lapis itu seorang wanita tua??"tanya Paimon setelah melihat Patung The Seven dihadapan mereka merespon pada parfum ketiga yang mereka letakkan.

Zhongli terkekeh,"Itu bisa saja. Sepertinya ketertarikannya pada aroma semacam itu membawa memori lamanya."

"Hm. Paimon rasa kau ada benarnya."ujar Paimon sedangkan Aether nampak merasa aneh dengan perkataan Zhongli.

"Selanjutnya kita hanya memerlukan Cleansing Bell. Itu sangat gampang ditemukan, ada pada teman lama ku yang tinggal di Teras Yujing."

Setelah menyampaikan informasi tentang teman lamanya itu, Zhongli meminta tolong agar mereka pergi menemuinya dan memintanya secara langsung dengan kutipan kecil.

"Sudah waktunya."(saya lupa kawan tapi seingat saya kek gitu, hampir sama.)

Reiva memperhatikan kedua pihak itu sejenak, lalu memutuskan untuk mengikuti Zhongli karena kata Fang dia penasaran apa yang pria itu lakukan selama MC mengerjakan quest-nya.

Pria jangkung itu berjalan dengan tenang, Reiva sampai kebingungan kenapa dia terkesan menyatu dengan alam di sekitarnya dengan sangat baik.

Mungkin karena pengalamannya selama lebih dari ribuan tahun memerintahkan wilayahnya itu, pikirnya setelah beberapa saat.

Tak lama, ia melihat pria itu berjalan di sebuah ladang yang luas dengan beberapa bunga biru yang kuncup, kemudian berdiri di ujung tebing yang menghadap sebuah danau disana dengan kedua tangannya di belakangnya.

Reiva mendarat di belakang sebuah batu di antara pepohonan, lalu melihat kearah pria itu dengan tatapan bingung melihat tingkahnya.

"Fang, Zhongli ini selalu melamun atau tenggelam dalam pikirannya, ya??"

"Semacam mengingat masa lalu, dia merenung saat ini."

"... Kau yakin dia merenung?"tanya Reiva sembari menekuk keningnya melihat tombak emas yang sama muncul lagi ditangan pria itu.

....

Fang menatap layar hologramnya agak intens dan was-was ia tersentak kala pria yang ada dilayar itu mendelik tajam kearah mereka, atau lebih tepatnya Reiva dan sambungan layar dan kamera mereka tiba-tiba terputus.

"Rei?! Reiva!! Kau dengar aku??"

"D-Dengar.. ow.. mata ku.."

"Ada apa??"tanya Boboiboy cemas, dia bahkan sudah siap melompat turun dari gunung tinggi tempat mereka berkumpul untuk mencarinya.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang