(Mimpi Aster)

28 16 0
                                    

.

.

.

⁠●

⁠♡

Di sebuah pemukiman rumah yang sepi dan kumuh di bagian Inazuma yang jarang diketahui banyak orang, sebuah suara perabotan pecah dan bentakan nyaring memenuhi setiap sudut pemukiman tersebut.

"TIDAK!! ITU BUKAN MILIK SUAMI KU, ITU MILIK PUTRA KU!! AMBIL SAJA DIA! SUAMI KU SEDANG SAKIT, AKU MOHON!"

Ditengah keributan antara sang ibu dan Shogunate yang datang, seorang anak laki-laki dengan kimono birunya hanya bisa terdiam sambil memegang sebuah Vision di tangannya.

Sang ibu terus menerus mendorong anaknya agar dia yang dibawa oleh mereka dan bukan sang ayah sekaligus suaminya, dan betapa beruntungnya dia bahwa hal itu berhasil.

Dengan Vision di tangannya, pemuda itu dibawa oleh Shogunate menjauh dari pemukiman kumuh itu untuk dibawa kehadapan Raiden Shogun yang akan merampas kekuatan itu dari tangan nya sebelum dipenjarakan.

Ditengah perjalanan, langkahnya terhenti saat dari barisan terdepan Shogunate yang membawanya, terdengar seseorang tengah berbicara dengan mereka.

Secara tiba-tiba, para Shogunate itu berjalan pergi tanpa membawanya, mereka meninggalkannya ditempat itu bersama dengan seorang wanita yang cantik dengan telinga runcing khas elf nya itu.

Sambil bertekuk lutut dihadapannya, wanita itu menatap Vision yang ada di tangan pemuda itu, kemudian tersenyum sambil menatapnya,"Siapa nama mu, anak manis..?"

"... S-.. Shino, nona.."jawab pemuda itu dengan sedikit terbata-bata melihat kecantikannya sekaligus kebingungan dengan situasinya saat ini.

Masih dengan senyum diwajahnya, wanita itu memperkenalkan dirinya,"Aku Sasha, seorang pengembara."

Pemuda bermanik saphir itu terdiam sejenak, kemudian bertanya,"Apa yang terjadi..? Bukankah mereka akan membawa ku pergi..?"

"Itu karena aku yang memintanya, mereka tidak akan membawa mu karena Vision ini."jawab Sasha dengan intonasi yang tenang,"Tapi aku tidak bisa membawa mu kembali ke rumah mu, atau hal yang sama akan terjadi."

"... Terimakasih.."

Wanita itu terkekeh dan berdiri lalu mengelus pucuk kepala pemuda itu yang membuatnya perlahan-lahan merasa nyaman.

"Kau sangat manis, tapi.. ucapan 'terimakasih' tidak cukup untuk ku."

Kelopak mata pemuda itu seketika terbelalak, ia mendongak dan melihat senyum manis wanita itu menyiratkan hal lain selain ketulusan.

"Sekarang.. kau adalah milik ku, Shinomiya..."

.....

Pemuda bermanik saphir itu disadarkan dari lamunannya saat dia mendengar suara seorang pria yang membentak seseorang.

Begitu menoleh, ia menemukan pria bertelinga runcing itu menatap kearah gadis bersurai gelap itu yang duduk di atas tumpukan kotak kayu sambil menyilangkan kedua tangannya kedepan.

"Kau lagi, kau lagi!! Berani-beraninya kau masih bisa menunjukkan wajah mu di hadapan ku?! Aku muak melihat mu dimana-mana!"

Mendengar bentakannya, Reiva hanya terlihat biasa saja tanpa ingin membalas ucapannya. Shinomiya yang melihat itu hanya bisa sweatdrop dengan sikap bodo amatnya.

Yang awalnya kebingungan, dia jadi paham kalau pada akhirnya pria itu atau Teva akan diam juga karena lehernya yang kering. Buktinya sekarang dia sedang batuk-batuk karena terlalu banyak meneriakkan kekesalannya.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang