(Malam Lantern Rite)

58 24 0
                                    

.

.

.

Boboiboy menghela nafas gusar, tatapannya tidak fokus dengan semua persiapan untuk pentas tarian Wushou nanti malam, yang mana itu disebabkan oleh temannya yang tidak kunjung memperlihatkan batang hidungnya sama sekali.

Harusnya dia tidak menyetujui perkataan Fang yang menyuruhnya untuk mencari kerjaan.

....

Langit pun mulai menunjukkan warna oranye, Reiva kini nampak berjalan di jalan setapak yang ada menuju Pelabuhan Liyue sekali lagi, meski tidak terlihat terburu-buru, dari dalam, dirinya jelas ingin segera sampai kesana.

Alasannya??

"Wahaha!! Seru!"

"Klee, jangan melompat terlalu tinggi."

"Sepertinya menyenangkan!!"

Melirik kebelakang, dirinya memperhatikan tiga orang dengan satu peri kecil itu berjalan dengan sedikit lebih pelan darinya, dan sebuah gelembung air buatannya nampak ditumpangi oleh gadis elf itu yang kegirangan.

Meski tidak ditanya, pemuda berambut blonde keabuan itu memperkenalkan dirinya sebagai Albedo, dan gadis elf itu adalah Klee, dua orang lainnya tak lain adalah Paimon dan Aether yang katanya datang kesana untuk mengundang Xiao ke Lantern Rite malam harinya.

Yah, sekalipun dia tidak menanyakan hal tersebut.

Pikirannya buyar saat sebuah tubuh menyergapnya dari belakang yang membuatnya hampir tersungkur kedepan, segera ia menyeimbangkan dirinya dan menahan Klee yang ada di punggungnya agar tidak jatuh.

"Klee! Sudah kubilang, jangan melompat terlalu tinggi."celetuk Albedo yang hampir jantungan melihat adik angkatnya itu terluka, kemudian ia bertanya pada gadis itu,"Kau baik-baik saja? Maafkan kecerobohan Klee."

"Tidak apa."balas Reiva menganggukkan kepalanya lalu menurunkan Klee dari punggungnya.

"Kau yakin?"kali ini Aether yang bertanya setelah menghampiri mereka.

Reiva menganggukkan kepala sambil berdehem, kemudian berjalan terlebih dahulu, Klee nampak masih antusias dan mengikutinya dengan bersemangat.

"Pengendalian elemen kakak sangat keren! Klee juga mau mencobanya suatu hari nanti saat dia sudah pandai menggunakan Vision-nya!"ujar gadis elf itu sambil tersenyum lebar dan memegang tali tas ranselnya.

Reiva meliriknya sejenak, kemudian memunculkan gelembung-gelembung air yang kemudian pecah, dan menjadi bunga-bunga yang mekar dihadapan gadis itu.

Melihat itu, Klee lagi-lagi terhibur dan mengulurkan tangannya untuk menggapai bunga-bunga itu, sementara Paimon nampak terbang menghampiri mereka dan melihatnya.

"Woah! Bisa mengendalikan elemen seperti ini, kau pasti sudah sangat ahlinya!"ujar Paimon tercengang.

Kedengaran polos dan biasa-biasa saja, namun Reiva menyadari niatnya mengatakan hal itu, jadi dia tidak begitu meladeninya dan fokus ke Klee saja.

Menyadari jika dua orang pemuda itu hanya diam dan tidak begitu memperhatikan mereka, Reiva sedikit menunduk kearah Klee dan berbisik sesuatu padanya.

Paimon yang ada disebelahnya tidak dapat mendengarkannya, seolah ada yang menghalangi suara itu sampai ke telinganya. Yang tidak dia sadari adalah semilir angin yang berhembus disekitarnya hingga ia tak dapat mendengarkan apa yang Reiva bisikan pada Klee.

"Paham?"bisik Reiva pada gadis itu.

Klee merenung sejenak lalu mengangguk dengan senyum lebar,"Paham!!"

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang