.
.
.
♡
Sambil menatap langit-langit kamar yang mereka tempati, Reiva mendengarkan Fang yang menjelaskan rencana mereka, Boboiboy berbaring disebelahnya dan sama-sama memandang ke atas sambil fokus mendengarkan teman mereka itu menjelaskan.
"Dan yang terpenting adalah, pastikan kalian memakai topeng untuk menjaga identitas kalian.
Sontak itu menarik atensi mereka, dengan kompak mereka bangun dan Boboiboy langsung bertanya,"Tapi, klan Firide kan sudah tahu siapa kita, sekalipun kita menutup wajah kita, Shogun akan tetap tahu jika mereka menjawabnya."
"Tenang saja, kita hanya akan bertanya dan mencari beberapa informasi di Tenshukaku, dia tidak akan bertanya siapa kita pada mereka."balas Fang dengan yakin,"Kecuali kita membuat perkara, dan sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan kekuatan kita. Kalau dia sampai tahu kekuatan kita, khususnya kalian berdua yang menggunakan tujuh elemen berbeda, sudah pasti kita akan dianggap sebagai ancaman Keabadian seperti yang dia lakukan pada Aether."
Mereka berdua mengangguk paham, sekali-kali tidak menggunakan kekuatan mereka terdengar menantang, sekalipun mereka hebat dalam pertarungan tangan kosong.
Murid Hang Kasa dan Cikgu Papa nih bos, senggol dong!
Qually yang sedari tadi juga diam mendengarkan nampak melirik kearah pintu kamar mereka, dan tindakannya itu seketika membuat mereka bertiga terdiam sesaat.
"Sudah malam. Semuanya beristirahat, kita akan berangkat awal besok, semoga saja Shogunate tidak terlalu banyak nantinya."
"Oke."
"Selamat malam!"
"Rei, kemari."
Setelah pelita dimatikan, dalam keheningan malam yang gelap, Reiva yang masih belum tidur menatap kearah jendela yang tirainya terbuka sedikit. Posisinya yang paling ujung kiri membuatnya jauh dari pintu, di sebelah kanannya ada Boboiboy, lalu ada Qually dan terakhir Fang.
Mendekati tengah malam, matanya yang sedikit terpejam kembali terbuka lebar sesaat dia melihat sebuah bayangan berdiri tepat di depan jendela.
Ia kemudian bangun dan menatap kearah jendela itu lebih jelas, dan yang dilihatnya itu bukanlah khayalan semata, memang ada seseorang yang berdiri diluar jendela.
Diliputi rasa penasaran dan tanpa kecurigaan sama sekali, ia kemudian berdiri dan menghampiri jendela itu, tirai yang tipis menjadi penghalang antara dirinya dan orang dibalik jendela itu.
Dari tinggi badannya, Reiva menduga itu adalah seorang anak-anak yang tidak lebih dari 10-9 tahun.
Penasaran siapa dibaliknya, ia pun membuka tirainya dengan lebar dan melihat keluar jendela.
Namun anehnya, sesaat setelah dia membuka tirai jendela, orang itu telah menghilang. Segera dia membuka jendela dan melihat sekeliling, dan memang tidak ada siapapun disana kecuali keheningan.
Merasa janggal, Reiva kembali menutup jendela dan tirainya, ingin kembali ke tempat tidurnya.
Secara mengejutkan, begitu dia berbalik badan, dia terbelalak merasakan sesuatu yang menembus dadanya dari depan.
Perlahan-lahan, Reiva mengangkat kepalanya kedepan, seketika kelopak matanya melebar melihat sosok berambut hitam yang panjang itu memegang gagang pedang yang menusuknya.
Dan sebelum dia bisa melakukan apa-ap--
"Rei!!"
Dengan nafas terengah-engah, Reiva langsung terbangun dari mimpi buruknya sambil memegang area dadanya yang dia lihat ditusuk tadi, lalu menoleh kesamping dan melihat ekspresi cemas Boboiboy selaku orang yang membangunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]
Fanfiction«𝕀❜𝕞 ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕..» ------------★ 𝔗𝔞𝔭𝔦 𝔞𝔨𝔲 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔡𝔦𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔡𝔞𝔫 𝔨𝔞𝔲 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔖𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤, 𝔞𝔨𝔲 𝔟𝔦𝔰𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔧𝔞𝔡𝔦 𝔟𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤𝔞𝔫𝔪𝔲, 𝔨𝔞�...