(Tak seharusnya untuk dilihat)

29 15 0
                                    

.

.

.

⁠♡

"Siapa mereka..?"

"Mereka adalah kakak-kakak ku! Lebih tepatnya, murid-muridnya papa! Sekarang aku tidak tahu mereka ada dimana, tapi ku harap bisa bertemu mereka dan pergi dari sini!!"

Pemuda bermanik saphir itu menatap sendu kearah gadis kecil yang rambutnya dikuncir dua itu dengan senyum lebar memperlihatkan banyak foto dari benda yang dia panggil 'ponsel' itu kepadanya.

"Aku tidak bisa membantu mu bebas dari sini, tapi aku bisa membantu mu mencari mereka. Apa kau setuju..?"

"Benarkah?! Kalau kakak bisa mencari mereka, maka mereka pasti bisa membantu! Khususnya kak Rei! Pipi yakin dia tidak akan ragu!"

.....

*Srettt!*

Kini, lelaki jangkung dengan surai biru pudar itu  hanya menatap lantai dengan tatapan kosong yang tersirat ketakutan, sementara wanita bersurai coklat dihadapannya itu terus menggunting satu persatu kelopak bunga yang dipegangnya menggunakan gunting.

"Aku dengar dari penjaga, kalau kau berbicara dengan gadis itu lagi."ujar wanita elf itu, lalu melirik pemuda itu dengan tatapan tajam,"Dan sekarang aku penasaran. Apa kau menggunakan kekuatan yang telah ku pinjamkan untuk melanggar aturan ku..?"

"... Tidak, Nona. Aku tidak bermaksud demikian."

"Lalu apa maksud mu melakukan semua itu, Shinomiya..? Apakah begini cara mu membalasbudi terhadap orang yang telah membantu mu membebaskan diri dari tempat itu..?"

Pemuda itu lagi-lagi menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penolakan,"Tentu saja tidak. Tolong, percayalah."

Setelah beberapa saat terdiam, wanita itu meletakkan bunga yang tidak berkelopak itu ke atas meja dan berdiri sembari berkata kepadanya.

"Kalau begitu, aku akan memberikan mu tugas, dan kau harus menyelesaikannya."

"Atau konsekuensinya akan lebih buruk dari bunga ini yang tidak memiliki anggota tubuhnya yang lain lagi."

.....

Ingatan itu terus menghantuinya, pemuda itu, Shinomiya, menatap kosong kearah genangan air yang tercipta akibat bocornya langit-langit goa yang ia jadikan tempat persinggahan sementara.

Kemudian, manik redupnya melirik kearah gadis bersurai gelap itu yang tidak sadarkan diri itu tengah bersandar pada dinding goa tanpa perlu diikat sama sekali.

Itu karena dia tahu apa yang harus dia lakukan.

.....

Reiva yang belum sepenuhnya sadar mendengar suara tetesan air yang menggema, kemudian indera perabanya merasakan kelembapan pada tanah yang ada dibawahnya.

Hingga tak lama kemudian, ia pun sepenuhnya sadar dan membuka kedua matanya, hanya untuk menemukan dirinya berada di tempat yang berbeda dari yang dia ingat terakhir kali dia berada.

Lantas ia mencoba untuk berdiri, namun sebuah suara menarik perhatiannya.

"Siapa nama mu..?"

Ia kemudian menoleh, dan menemukan seorang pemuda jangkung dengan surai biru pudar dan manik saphir menatapnya dari arah pintu masuk goa.

[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang