.
.
.
♡
Mendengar langkah kaki bergema, Reiva membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berdiri di depan sebuah pohon besar berwarna emas yang memiliki daun kristal berwarna ruby.
Aneh, pikirnya sambil berbalik, hanya untuk tertegun ketika dua anak tiba-tiba muncul dan berlari menuju pohon itu dengan melewatinya.
Dia segera berbalik dan melihat ada anak-anak, berdiri di depan pohon seperti dia sambil berbicara satu sama lain.
"Ketika kita sudah cukup dewasa, mari kita melakukan perjalanan melintasi langit!" Kata gadis berambut coklat itu sambil melompat-lompat dengan semangat.
Anak laki-laki itu mendengus dengan dingin dan membalas,"Itu berbahaya, tapi buatlah aku tertawa. Apa asyiknya jalan-jalan, hm?"
"Itu loh, kita bisa melihat banyak hal di luar 'Dunia'!! Terutama mereka yang disebut 'Dewa' dan 'Abadi'! Nona Sasha sudah memberitahumu, bukan??" Kata gadis itu sambil tersenyum lebar saat Reiva mulai mendekati dia dan temannya perlahan.
Anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya dan berbalik badan untuk pergi,"Tidak tertarik. Lagipula semua ceritanya tidak masuk akal."
"Tapi, bagaimana jika itu benar?! Apakah kau tidak ingin melihat bagian luarnya juga?? Aku yakin 'yang lain' setuju dengan ku dan Nona Sasha!" Gadis itu bersikeras dan berlari mengejarnya, sementara Reiva berhenti dan menatap ke belakang mereka.
Berkedip perlahan, dia lalu menoleh ke arah pohon itu sekali lagi dan menatapnya sejenak.
"... Sekali.. kita bermain sebagai Dewa.."Dia bergumam begitu matanya perlahan menjadi gelap dan pikirannya melayang ke tempat lain.
Tepat dibelakangnya, jejeran pasukan dengan baju baja berdiri dengan rapi yang kemudian menyerukan sebuah kalimat.
"SEPERTI HARI KERAJAAN KITA DATANG!"
.....
Reiva sekali lagi membuka matanya dan terengah-engah sambil menatap langit yang sudah merah oranye menandakan dirinya ketiduran di atas bukit.
Ia segera bangun dan duduk diam selama beberapa saat sembari melamun memikirkan apa yang baru saja ia lihat di mimpinya.
Saat dia sedang berpikir keras, sebuah tepukan di bahunya membuatnya berbalik dan melihat sahabatnya, Boboiboy, tersenyum padanya lalu duduk di samping kanannya.
"Insomnia lagi? Sudah berapa lama kau di sini, hm?" tanyanya santai.
"... Mungkin dua jam." Jawab Reiva sambil menoleh ke pelabuhan dan menatap kosong ke kota di depan tebing yang dia duduki.
Boboiboy berkedip sejenak, lalu mengulurkan tangannya ke arahnya dan mengangkat dagunya sehingga ia menatapnya sekali lagi.
"Apa yang ada di pikiranmu? Apakah kau tidak akan memberitahuku..?"
Pada awalnya, Reiva terdiam sambil menatapnya, sebelum menghela nafas dan menoleh ke depan sekali lagi dan berkata, "Aku baik-baik saja."
"Hm.. tapi tawaranku tetap. Tidakkah kau ingin memberitahuku ada sesuatu yang dalam pikiranmu..?"tanya pemuda itu yang kemudian memeluknya dari samping, mencoba mencari ketenangan darinya.
"Tidak ada apa-apa, sungguh." Reiva berkata dengan nada meyakinkan sebelum menepuk kepalanya dengan helaan nafas, "Ngomong-ngomong, siapa lagi yang keluar bersama mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝕱𝖔𝖚𝖓𝖉 𝖒𝖊 𝖇𝖊𝖋𝖔𝖗𝖊 𝖎 𝖉𝖊𝖛𝖔𝖚𝖗 𝖒𝖞𝖘𝖊𝖑𝖋]
Fanfiction«𝕀❜𝕞 ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕.. ℍ𝕒𝕦𝕟𝕥𝕖𝕕..» ------------★ 𝔗𝔞𝔭𝔦 𝔞𝔨𝔲 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔡𝔦𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔡𝔞𝔫 𝔨𝔞𝔲 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔥𝔞𝔫𝔱𝔲𝔦.. 𝔖𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤, 𝔞𝔨𝔲 𝔟𝔦𝔰𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔧𝔞𝔡𝔦 𝔟𝔞𝔶𝔞𝔫𝔤𝔞𝔫𝔪𝔲, 𝔨𝔞�...