Let me know if you find any mistake karena ini tanpa revisi sama sekali.
-o0o-
Seruan mengudara dari bibir kumpulan orang Utsmani pada hari meriam akan dicetak. Tak hanya pimpinan proyek dan para tukang, tetapi juga ikut andil komandan pasukan artileri, mandor kepala, imam, serta muazin. "Allah! Allah!"
Tungku mulai dijejali kayu dan dipanaskan. 24 jam kemudian, panas yang menyengat tak akan mampu ditahan para tukang dan pemasok bahan yang terlibat dalam pembuatan meriam raksasa tersebut tanpa menanggalkan pakaian. Barangkali tungku menjadi sebuah gambaran neraka paling nyata kala itu.
Biji tembaga mulai dimasukkan ke dalam wadah tatkala suhu dirasa sudah cukup, bersama pecahan perunggu--yang menurut Evlia Chlebi*--berasal dari pecahan lonceng-lonceng gereja. Proses berbahaya yang bisa saja memakan nyawa para pekerja ini tak berhenti di sana. Permukaan logam yang mendidih dan membentuk gelembung harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, mereka menyendokinya dengan sendok logam. Bertarung dengan asap dan risiko menguapnya air dari cairan logam yang dapat memecahkan tungku dan merusak segalanya. Sebuah proses pembuatan meriam raksasa abad ke-15 yang mengerikan.
"Sebentar, Mbak. Bukannya Murat sudah pernah mengepung Konstantinopel dengan meriam raksasa dan gagal? Tujuh puluh peluru bahkan nggak mampu meninggalkan kerusakan berarti pada menara tembok. Jadi, apa yang membuat meriam raksasa masa Sultan Mehmet ini istimewa?" Satu alis Dree terangkat tinggi, ia berpikir bahwa meriam di mana-mana memiliki bentuk fisik yang serupa, tak seperti senjata api laras yang memiliki perubahan tiap generasi.
"Sejujurnya Murat pernah berhasil menembus tembok Konstantinopel, Dree, dalam kurun waktu 24 tahun setelah kegagalan penyerangan tahun 1422 yang kamu maksud itu. Sayangnya, kaisar Konstantin juga masih berhasil menyelamatkan hidupnya.
"Kenapa, karena sepanjang kurun waktu itu, pasukan artileri Utsmani nggak mau kalah dari bangsa lain di daratan Eropa yang pada masanya sedang berada di titik puncak perkembangan pembuatan meriam dan bubuk mesiu." Chiza meraih mug berisi cairan kecokelatan yang beberapa saat lalu diisi ulang. Malam ini akan menjadi malam yang panjang baginya.
Sepanjang 1420-an, meriam-meriam raksasa memang mulai banyak diproduksi dengan kualitas lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja, bubuk mesiu yang dihasilkan masih mudah lembab dan tidak mudah terbakar. Baru pada awal abad ke-15, dilakukan uji coba pembuatan bubuk mesiu dengan cara dikeringkan yang justru melahirkan bubuk mesiu baru yang lebih baik secara kualitas dan ketahanan.
"Aku menyebut ini sebagai sebuah privilege yang diwariskan Murat pada Mehmet, Dree. Karena sejak runtuhnya Tembok Borgues tahun 1412 oleh meriam Dulle Griete dari Ghent, Utsmani bisa mengambil banyak keuntungan berkat kecakapan Murat, aku yakin. Selain karena berantakannya Eropa karena perang, kerajaan Utsmani yang terbilang luas memudahkan mereka untuk memanfaatkan situasi. Mereka dapat memperoleh para ahli melalui penaklukan dengan mudah dan menjadi yang terbaik dalam hal logistik pertempuran dalam waktu singkat."
Untuk beberapa saat Dree hanya mengerjap, bagaimana perempuan di depannya ini begitu hafal dengan runtutan kejadian ini? Meskipun Chiza seorang dosen, tetap saja rasanya terlalu aneh, kecuali memang perempuan itu tergila-gila pada Utsmani dan kisah panjangnya.
"Perkembangan teknologi meriam masa Murat ini mencapai puncak saat 1440-an, tepatnya 1446, yang aku bilang berhasil nembus tembok Konstantinopel itu. Meriam yang sebelumnya diangkut apa adanya ke tempat pengepungan, pada masa ini sudah bisa dibongkar pasang, diperbaiki jika pecah, dan dipakai lagi. Bahkan, kaliber laras meriam bisa disesuaikan dengan besar peluru yang ada."
Chiza bangkit, kali ini menuju kabinet atas dapur dan mengambil stok camilan yang sengaja disimpannya untuk anak-anak kos lain. Membawa kembali dua jenis camilan, Chiza menyerahkan sebungkus nori pada Dree. "Kamu suka ini, kan? Aku sering lihat kamu makan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Define
Ficción GeneralDefinismu tentang banyak hal adalah subjektif, lebih sering persuasif, pun tak jarang manipulatif. Inginmu semua orang percaya, cara apa pun kauraba, termasuk lewat amarah juga memutarbalik fakta. Benar yang saling berbentur tak membuatmu kalah dala...