Duduk di angkringan pinggir jalan, keduanya sibuk tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sesekali mengamati kendaraan yang hilir-mudik di depan mata, pun setengah khidmat menikmati seduhan kopi hitam tanpa gula. Tak seperti biasa memang, cengkerama mereka kali ini harus ditemani kafein pekat untuk mengusir masing-masing penat.
"Masa depanku kira-kira bakal gimana ya, Ja?" Tanpa mengalihkan pandang dari jalanan, Gati bertanya lirih. "Hubunganku sama Ibuk nggak baik, sama keluarga yang lain juga banyak kontradiksinya. Pendidikan ... malah ruwet yang satu itu."
Di sampingnya, Janggan terkekeh ringan, masih tak ada niatan menjawab.
"Kamu pernah nggak sih, Ja, khawatirin masa depan sendiri? Kayak ... kamu bakal sukses atau nggak di track-trackan kamu itu, atau bakal dapat jodoh yang kayak gimana, bakal mati dalam keadaan kayak apa."
Kekehan Janggan semakin kencang, kali ini sampai membuatnya menoleh dan menatap Gati dengan sorot geli. "Kamu bilang track-trackan kesannya ilegal banget, Gat."
"Ya itu kan biar aku gampang ngomongnya aja," balas Gati tak mau kalah.
Janggan lantas berselonjor kaki, menopang tubuh dengan dua tangan ditumpu ke belakang. Pandangannya kembali lurus ke depan. "Aku inget omongannya Sujiwo Tedjo, khawatir sama masa depan itu sama aja dengan menginjak-injak Tuhan. Aku setuju, buat apa kita khawatir sama hal-hal yang udah diatur sedemikian rupa oleh sebaik-baiknya Pengatur."
Embusan napas panjang lolos dari bibir Gati. Gadis itu mengubah posisi duduk, menjadi bersila menghadap Janggan. Keduanya terpisah oleh dua cangkir kopi serta 5 bungkus nasi kucing yang sudah kosong.
"Tapi kan wajar aja kalau kita mikirin masa depan," kilah Gati.
"Nggak ada yang salah dari mikirin masa depan, tapi buat khawatir ... kesannya kita terlalu menyepelekan rencana Tuhan atas kita." Janggan memutar kepala 60 derajat ke arah Gati. "Gat, daripada khawatirin masa depan yang masih abu, kenapa kita nggak fokus aja mikirin hari ini, mikirin apa yang terjadi sekarang? Kita nggak hidup di masa depan, pun nggak di masa lalu."
Gati tertawa getir. "Tetep aja aku takut semuanya nggak akan sesuai sama ekspektasi aku. Banyak hal yang ingin aku wujudin, Ja. Tapi dengan masalah sekarang ini, rasanya aku pesimis."
"Kamu inget sama obrolan kita tentang Izrail di parkiran kampus?" tanya Janggan tiba-tiba. Begitu mendapati anggukan Gati, lelaki itu melanjutkan, "Aku jadi mikir, kenapa kamu harus sampai ngugemi ekspektasi kamu dan berakhir overthinking sedangkan Izrail selalu membersamai? Maksudku gini Gat, muluk-muluk nyusun ekspektasi dan ngabisin waktu buat mikirin itu, iya kalau besok kita masih hidup, kalau Izrail sudah ngucapin salam perpisahan, sia-sia rasa khawatir kamu."
Gati memberengut. "Jadi maksudnya, aku nggak usah berekspektasi, gitu?"
"Jalanin aja. Kita bisa berekspektasi, tapi jangan terlalu terpaku sama itu. Alih-alih cuma mikirin, kenapa nggak berusaha perbaikin apa yang salah hari ini? Sederhananya, fokus aja sama prosesmu hari ini, masalah hasil serahin sama Tuhan. Dalam kasus kamu, kamu bisa mulai dengan memperbaiki hubungan sama keluarga kamu. Pelan-pelan aja, dan misal kamu rasa belum mampu, nggak usah dipaksain, semua emang butuh waktu."
Kali ini kekehan lolos dari bibir Gati. "Kamu jadi kayak Mas Langgeng. Biasanya kalau jelasin sesuatu ke aku kamu jadi tengil banget, tapi ini nggak."
"Ini emang hasil ditatar sama dia." Janggan ikut tertawa. "Oh iya, tumben banget dia nyuruh aku ajak kamu cari makan keluar. Biasanya juga gerak sendiri, atau nggak nyuruh temen kosnya itu."
Santai Gati menjawab, "Malam ini dia ada pertemuan keluarga gitu, katanya sih ketemu calon. Andri juga keluar dari sore urusan tugas."
Mata Janggan melebar. "Kamu udah tau kalau Mas Langgeng dijodohin?"
![](https://img.wattpad.com/cover/360648863-288-k430302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Define
General FictionDefinismu tentang banyak hal adalah subjektif, lebih sering persuasif, pun tak jarang manipulatif. Inginmu semua orang percaya, cara apa pun kauraba, termasuk lewat amarah juga memutarbalik fakta. Benar yang saling berbentur tak membuatmu kalah dala...