CHAPTER 16

39 4 0
                                    

Hari Minggu setelah ujian tengah semester selesai, study tour diadakan oleh SMA Ksatria Baja Ungu untuk para siswa kelas 10, 11, dan 12. Setidaknya ada dua belas bus yang membawa semua siswa dan siswi ke Taman Impian Jaya Ancol. Persiapan sudah dilakukan sejak tiga hari sebelum hari H. Semuanya benar-benar dilengkapi, agar tak ada yang kekurangan apa pun. Mulai dari operasional, konsumsi, dan juga keperluan medis, agar jika ada yang terluka--ditakutkan ada siswa atau siswi yang mencoba tok-tok challenge atau mencoba untuk menemui malaikat maut dengan cara melompat dari roller coaster--bisa segera diobati oleh para anggota PMR yang ikut.

Tepatnya tujuan mereka adalah Seaworld dan beberapa permainan yang tidak membahayakan. Contohnya, bermain bersama ikan hiu, bertarung bersama ikan pari dengan ekornya yang beracun, dan juga mengabsen ikan-ikan ganas lainnya di dalam laut Pantai Marina.

Bus yang mereka tumpangi tiba di sana tepat jam sepuluh pagi. Semua orang begitu bersemangat dan mencari soulmate mereka masing-masing, sebelum berjalan masuk ke Seaworld. Berjalan bergandengan tangan, saling merangkul, membelit, menikung. Semua mereka lakukan dengan penuh suka cita. Begitu pula dengan geng sayur asem, kali ini.

"Ay!!!" teriak Farhan.

"Farhan!!!" teriak Ayu.

Mereka berdua berlari di antara kerumunan banyak orang. Sambil merentangkan kedua tangan seperti yang selalu terjadi di film-film India, apabila sepasang kekasih sedang bertemu di tengah laut.

DUNG!!!

Alden membenturkan dua buah botol air mineral yang isinya tinggal setengah. Iqbal bersiap menyanyi dan tangan Denis telah siap dengan kecrekan yang terbuat dari tutup botol bekas.

"Tujhe dekha to yeh jaana sanam ...."

CRIINGG ... CRIINGG ... TAK ... DUNG ...!!!

CRIINGG ... CRIINGG ... TAK ... DUNG ...!!!

"Pyaar hota hai deewana sanam ...."

Karena perasaan malu yang begitu menggebu, Daira buru-buru menutup wajahnya agar tak satu amuba pun bisa melihat sosoknya bersama para sahabatnya yang gila. Rafa sendiri hanya bisa memasang wajah datar sambil menggeleng-gelengkan kepala akibat frustrasi yang begitu kuat di dalam pikirannya. Semua mata--yang awalnya hanya tertuju pada pintu masuk Seaworld--kini terarah dengan penuh keheranan ke arah lima orang sahabat mereka yang tengah kumat.

"Astaghfirullah! Kenapa, sih, makin hari mereka makin konyol kaya begini?" gumam Daira, hampir menangis.

Rafa merangkul Daira dengan lembut, mencoba untuk menyabarkannya.

"Sabar, ya, Day. Percayalah, bukan hanya elo yang merasa malu saat ini. Gue juga," ungkap Rafa, blak-blakan.

Daira pun merasa tak punya jalan lain. Ia menarik nafas dalam-dalam, lalu mengembuskannya dengan kasar.

"WOYYY!!! BERHENTI, ATAU GUE BAKAL JADIIN KALIAN MAKANAN IKAN HIU!!!" ancam Daira.

Seketika kelima anggota geng sayur asem lainnya pun segera berhenti dari acara reality show yang mereka adakan secara dadakan. Mereka berjalan menuju ke arah Daira dan Rafa, sambil berusaha menyembunyikan semua peralatan yang tadi mereka gunakan untuk membuat musik latar. Kedua mata Daira menyipit seraya menatap tajam ke arah kelima sahabatnya.

"Lo semua tuh benar-benar keterlaluan, ya! Enggak ingat tempat kalau mau berbuat gila! Apa enggak ada yang merasa malu gitu, ditontonin sama banyak orang?" tanya Daira.

"Maaf, Day. Sebenarnya kita enggak bermaksud kaya begitu. Cuma tadi Farhan yang minta kita bertiga untuk menyambut dia dan Ay, kalau udah turun dari bus," jawab Denis, jujur.

Sohib By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang