Usai menandaskan es campur di depan gerbang sekolah, mereka bertujuh segera beranjak menuju ke ke arah lapangan basket. Bel masuk masih belum juga berbunyi, sehingga membuat mereka duduk-duduk terlebih dahulu di pinggir lapangan basket yang tidak terlalu ramai.
Angin berembus semilir, menenangkan perut-perut yang telah kenyang usai makan siang.
"Duh, cuma es campur doang, tapi perut gue rasanya kenyang banget," ujar Daira.
"Tadi maunya pesan yang mangkok kecil aja, Day. Nih, pakai minyak kayu putih, biar perutnya enakan," Rafa menyodorkan botol minyak kayu putih pada Daira.
Daira pun menerima botol minyak kayu putih tersebut dan mulai menuang isinya ke atas telapak tangan, sebelum menggosokkannya pada perut di dalam baju seragam.
"Guys ... perasaan gue makin enggak enak, nih," keluh Denis.
"Ya Allah, Den. Enggak enak kenapa lagi?" tanya Iqbal.
"Please, jangan bilang kalau elo masih merasa kurang kenyang, meski habis minum dua mangkok es campur," pinta Alden.
"Gue ... gue ...."
BRUKKK!!!
Tubuh Denis pun ambruk dan tersungkur di pinggir lapangan.
"DENISSSS!!!" jerit Ayu, panik.
"Astaghfirullah!!!" Alden ikutan beristighfar.
Farhan dan Rafa segera meraih tubuh pria itu. Iqbal dan Alden pun membantu untuk menggotongnya menuju ke UKS. Daira berusaha membantu dengan membaui hidung Denis dengan minyak kayu putih yang masih dipegangnya.
"Duh, gila! Berat banget!" keluh Rafa.
"Kebanyakan dosa, nih, si Denis!!!" tambah Farhan.
"Mana UKS jauh, lagi!!!" Iqbal ikut mengeluh.
"Orang mah nabung duit, si Denis mah nabung beban!!!" Alden tak mau ketinggalan.
"Udah, deh! Kalian kebanyakan ngeluh tahu enggak!" semprot Ayu.
"Tahu nih, ikhlas sedikit lah sama sohib sendiri," Daira menambahkan semprotan tersebut.
Perawat di UKS pun segera membantu menaikkan Denis ke atas ranjang, saat melihatnya digotong beramai-ramai seperti kambing guling.
"Teman kalian kenapa?" tanya perawat tersebut.
"Teman saya kesambet setan lapar, Bu," jawab Iqbal, refleks.
Membuat semua orang terpana dan menatap ke arahnya.
"Hah? Setan lapar? Tahu dari mana kamu, kalau setannya lapar?" tanya perawat.
Daira meringis.
"Udah gue bilang, jangan nyalahin setan. Emang dasar si Denisnya aja yang kemaruk sama makanan," geramnya.
Perawat UKS menatap ke arah Daira sekarang, seakan meminta penjelasan.
"Teman saya ini sepertinya mabuk, Bu," ujar Daira.
"Mabuk? Memangnya habis minum apa dia sampai mabuk?" tanya si Perawat, setengah kaget.
"Es campur empat liter, Bu," jawab Daira, kalem.
"Astaghfirullah ... minum es campur sampai empat liter? Dia ikutan challenge di tok-tok, gitu?"
"Enggak, Bu. Dia enggak perlu ikutan challenge di tok-tok untuk makan seabrek. Emang dasarnya aja dia doyan ngisi lambung sampai overlimit. Itu juga enggak cuma es campur, kok, Bu. Ada tambahan lain. Cilung sepuluh tusuk, bakpau lima buah, baso aci tulang rangu tiga mangkok, dan tadi dia juga makan mie pangsit dua mangkok," jelas Daira, lengkap.
![](https://img.wattpad.com/cover/370948320-288-k296753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sohib By Accident
HumorIni kisah anak SMA yang benar-benar di luar dugaan. Percayalah, tidak akan ada yang percaya kalau ini kisah anak SMA. Bahkan, penulisnya pun ragu kalau mereka adalah anak SMA. Tapi, inilah kisah anak SMA. Jika ingin protes, katakanlah pada mereka.