SATU

730 58 254
                                    

NOTE :
Ini adalah kisah nyata author bersama dengan suami dan adik ipar. Kisah ini dimulai jauh sebelum aku dan suamiku menikah. Jadi, semoga kalian terhibur dengan kisah kami yang agak absurd ini, yaaa 🤣🤌
Aku juga berkolaborasi bersama dengan adik ipar karena ada beberapa kejadian yang aku sendiri gak ada di sana.
Aku sama adik ipar menamai kolaborasi kami atas nama AUTHOR PALSU.
So, happy reading 🖤🖤

__**********..**********__

Bandung, Bulan Agustus Tahun 2009

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, Bulan Agustus Tahun 2009.

Hanny Suci Fullnazar. Seorang gadis berusia delapan belas Tahun ini, baru saja memasuki semester awal kuliahnya di sebuah Universitas Swasta yang berada di sekitar Jalan Suci, Kota Bandung, dengan mengambil Fakultas Ilmu Komunikasi.

Hanny berperawakan mungil dengan tinggi badan sekitar seratus lima puluh tujuh senti meter. Ia berparas cukup anggun walaupun gadis tersebut memiliki gaya yang sangat cuek. Surai hitamnya selalu tergerai panjang, wajah berkulit kuning langsatnya selalu ia biarkan polos tanpa ada butiran bedak yang menempel seperti gadis kebanyakan.

Masa ospek sudah berlalu sekitar dua minggu yang lalu. Kini, Hanny resmi menjadi seorang Mahasiswi walau pun melalui jalur beasiswa.

Sebenarnya, ia tidak pernah membayangkan untuk meneruskan pendidikannya seperti ini karena keterbatasan biaya. Ia memiliki dua orang adik yang masih bersekolah. Sedangkan ayahnya hanyalah seorang pedagang kecil yang selalu menitipkan barang dagangannya ke beberapa jongko di pasar tradisional.

Saat berada di dalam kampus, Hanny berjalan sendirian menuju ke fakultasnya karena ia memang belum mendapatkan teman yang akrab untuk bisa diajak berangkat bersama. Ketika Hanny masuk ke area koridor kelasnya, ada seseorang yang menarik pelan tas selempangnya seraya menyusul langkahnya. Orang tersebut berhenti tepat di hadapan Hanny sehingga membuat gadis tomboy tersebut mengerutkan dahinya karena kebingungan.

“Kamu, satu fakultas dengan saya?” tanyanya dengan Bahasa Indonesia yang cukup kaku.

Cowok itu berparas oriental. Matanya sedikit sipit dengan kulit yang begitu putih. Sepertinya, ia adalah seorang Mahasiswa pertukaran dari negara tetangga karena Bahasa Indonesianya masih terdengar begitu baku.

“Kamu dari jurusan mana?” Hanny balik bertanya karena ia memang baru pertama kali melihat cowok tersebut.

“Saya dari Fakultas Ilmu Komunikasi, sama seperti kamu,” jawabnya sembari tersenyum. Matanya seketika tenggelam ketika ia sedang mengibarkan senyum lebarnya.

Hanny tersenyum hambar pada cowok tersebut seraya menggaruk kepalanya yang sekali pun tidak gatal. Ia memang tidak pernah memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Sampai ada cowok setampan itu di jurusannya pun, ia tidak tahu.

“Ya, aku juga dari Fakultas Ilmu Komunikasi,” ujar Hanny sambil memasang senyum hambarnya lagi. “Kenapa? Kamu tersesat?”

Cowok itu menggelengkan kepalanya. “Tidak, saya hanya ingin berteman denganmu. Kamu begitu unik karena tidak pernah menatap saya seperti mahasiswi yang lain.”

SOULMATE : Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang