TIGA

172 28 70
                                        

“Apa kamu dan adik saya sedang berpacaran?”

“HAH???”

Pertanyaan dari Jansen sontak saja membuat Hanny terkejut. Apa saat ini, ia sedang di interogasi oleh kakak dari temannya? Apa ia akan disalahkan atas perginya Radja beberapa hari ini karena ia terlihat dekat dengan cowok menyebalkan itu? Setidaknya, itulah yang Hanny pikirkan.

“Iya, aku pacarnya Radja,” jawab Hanny akhirnya, dengan memasang raut wajah yang sedikit menantang.

Jansen tidak bersuara, ia masih menatap Hanny dengan air muka yang begitu datar. Semua itu langsung menyimpulkan bahwa Jansen sama dinginnya dengan Radja.

Hih, gak kakak, gak adik, irit banget kalo ngomong!” gerutu Hanny di dalam hatinya.

“Lalu, kenapa dia pergi ke Kota Jakarta jika kekasihnya ada di sini?” cecar Jansen.

Hanny kehabisan akal untuk menjawab. Sepertinya, Jansen bukan tipe pria yang akan melepaskan seseorang begitu saja jika orang tersebut belum memberikan penjelasan yang jelas.

“Kenapa kamu gak tanya langsung sama adik kamu?” tanya Hanny dengan nada yang terdengar sangat kesal.

Raut wajah Jansen masih terlihat datar. Sepertinya, pria berparas oriental itu memang tidak memiliki niat untuk bersikap ramah padanya.

Tanpa berkata apa pun lagi, Jansen malah berlalu meninggalkan Hanny. Semua itu sontak saja membuat Hanny dibuat kesal sejadinya.

“Waaaahhh .... Kenapa ada muka batu kayak dia!” gerutu Hanny sembari menepuk singkat keningnya.

Tiba-tiba, ada pria lain yang menghampiri Hanny dengan wajah yang tertegun. Hanny mulai menetralkan raut wajahnya. Ia tampak menatap pria tersebut dengan tatapan yang cukup sendu.

“Ayo, pulang,” ajaknya sesampainya ia di hadapan Hanny.

Hanny mendongakkan kepalanya seraya menatap sengit wajah pria tersebut. “Ngapain ke sini?” tanyanya dengan ketus.

“Ozzy bilang, dia gak bisa jemput kamu. Makanya aku datang,” jawabnya dengan suara yang cukup pelan.

“Kamu baru inget sama aku setelah di hubungi sama si Ozzy?” protes Hanny sembari sedikit membentak.

Pria itu semakin menundukkan kepalanya. “Maaf, aku sibuk banget di tempat kerja. Apa lagi, aku masih anak baru.”

Pria tersebut adalah Novri Yudha Permana, kekasih Hanny. Akhir-akhir ini, Yudha memang jarang menemui Hanny karena pekerjaan di tempat barunya selalu menumpuk. Setidaknya, alasan itulah yang selalu diberikan oleh Yudha pada Hanny.

Hubungan mereka sebenarnya sudah berjalan cukup lama. Hanny berpacaran dengan Yudha sejak ia menduduki bangku sekolah kelas dua SMP. Terhitung, sudah lima tahun mereka bersama.

Usia Yudha berada satu tahun di atas Hanny. Mereka berdua bisa saling mengenal karena mereka tinggal di lingkungan yang sama. Sejak kecil, Hanny dan Yudha memang sudah berteman dekat. Apa lagi, Yudha satu angkatan dengan Ozzy dan mereka pernah bersekolah di sekolah yang sama.

Awalnya, hubungan Hanny dan Yudha selalu tampak harmonis. Yudha adalah pria yang lembut dan tidak pernah berkata kasar pada Hanny. Padahal, Hanny memiliki sifat yang lumayan keras.

Namun, beberapa masalah mulai terjadi pada mereka setelah Yudha pindah bekerja. Yudha kerap kali susah dihubungi oleh Hanny. Bahkan, Yudha selalu menolak ketika Hanny mengajaknya bertemu dengan alasan ia sedang sibuk bekerja.

Tak jauh dari sana, Jansen melihat kebersamaan antara Hanny dan Yudha. Semua itu tentu saja membuat Jansen sedikit kebingungan. Yang ia tahu, Hanny adalah kekasih Radja. Tapi, kenapa ada pria lain yang menggandeng tangan Hanny? Bahkan, sampai memboncengnya pergi dengan menggunakan sepeda motor.

SOULMATE : Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang