TIGA PULUH EMPAT

38 12 45
                                    

Hanny dan Radja cukup terkejut ketika mereka berdua melihat mobil Jansen yang berhenti tepat di depan pintu gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanny dan Radja cukup terkejut ketika mereka berdua melihat mobil Jansen yang berhenti tepat di depan pintu gerbang. Biasanya, Jansen akan memarkirkan mobilnya itu di luar pintu gerbang bagian samping kanan rumah Hanny.

Hanny dan Radja sendiri masih duduk di sofa ruang tamu sembari menatap ke arah luar. Tak lama kemudian, Jansen turun dari dalam mobilnya sehingga membuat Hanny dan Radja terlihat semakin menegang.

Hanny dan Radja mulai saling menatap tanpa bersuara. Setelahnya, mereka berdua kembali mengarahkan pandangan ke arah luar.

Anehnya, kini mereka berdua melihat Jansen yang malah melangkahkan kakinya menuju ke rumah Sigit. Padahal, kalau Jansen mau, halaman rumah Sigit cukup luas untuk menampung sedan hitamnya.

Radja tampak menaikkan sebelah alisnya seraya tersenyum kecil. Sepertinya, kakak kandungnya itu sedang memberi peringatan padanya.

"Sudah, kita lanjutkan tugasnya," titah Radja pada Hanny. "Dia hanya ingin menggertak saya."

Hanny terkekeh pelan setelah ia mendengar ucapan Radja. "Kayak bocah."

"Bocah besar."

"Hahaha ...."

Mereka berdua menertawakan pria tidak ramah lingkungan itu di belakangnya. Dengan kedatangan Jansen ini, Hanny mulai merasa jika ia memang belum kehilangan pria bertubuh tinggi tersebut.

Jansen selalu ada di sekitarnya. Selama Jansen melakukan itu, Hanny pasti tidak akan gelisah walau status mereka kini sudah tidak berpacaran.

Ting

Tiba-tiba, Radja mendengar suara pemberitahuan pesan yang masuk pada ponselnya. Ia segera mengecek pesan singkat tersebut sembari sedikit menyampingkan dulu laptopnya.

 Ia segera mengecek pesan singkat tersebut sembari sedikit menyampingkan dulu laptopnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radja lantas mengulum senyumnya setelah ia membaca isi pesan tersebut.

"Tanda seru semua," gumam Radja sembari menutup mulut dengan tangan kanannya untuk menahan tawa.

"Kakak kamu?" tanya Hanny dengan pelan.

Radja segera menganggukkan kepalanya. "Hm, dia nyuruh saya ke rumah Kak Sigit."

SOULMATE : Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang