Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanny terlihat sedang membantu Mey untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Saat ini, mereka berdua sedang duduk di lantai, ruang tamu rumah Jansen.
Radja membawa Mey ke rumah untuk berpacaran. Tapi, dengan polosnya gadis belia itu mengeluarkan tugas sekolah seraya menyodorkannya pada Hanny untuk meminta bantuan.
Salah Radja adalah membawa Mey langsung dari sekolahnya. Untuk itu, Mey pasti membawa semua tugas sekolahnya di dalam tas yang selalu ia gendong.
Radja sendiri saat ini sedang duduk di atas sofa sembari menatap keduanya dengan sedikit kesal. Sementara Jansen masih ada keperluan di kampus yang harus ia selesaikan terlebih dahulu.
“Lama!” protes Radja sembari menghempaskan punggungnya pada sandaran sofa.
Hanny dan Mey lantas menoleh bersamaan pada pria berparas oriental itu.
“Sabar! Sedikit lagi juga beres!” Hanny ikut melontarkan protesnya.
Mey tampak melirik sekilas ke arah Radja. “Kak Radja kenapa?” tanyanya seraya berbisik pada Hanny.
Mey sendiri hanya meng “oh” kan ucapan Hanny tersebut. Gadis itu benar-benar tidak tahu jika saat ini Radja sedang ingin berduaan dengannya. Radja juga mengira jika kakaknya sudah pulang. Ternyata, Hanny masih didiamkan seorang diri dalam rumah.
Beberapa saat kemudian, Mey telah menyelesaikan tugas sekolahnya. Membuat mata Radja berbinar seketika. Bersamaan dengan itu, mobil Jansen juga masuk ke dalam halaman rumahnya, membuat mata Hanny ikut berbinar karena pria yang sangat ia cintai sudah pulang.
Namun, hal di luar dugaan terjadi.
“Win, kita harus mengurus Izin Tinggal Terbatas kita dulu,” titah Jansen pada Radja sesampainya ia di dalam rumah.
Radja semakin menghembuskan napas kesalnya karena lagi-lagi ia tidak bisa berduaan dengan Mey.
Sesaat, Jansen mengalihkan pandangannya pada Hanny dan Mey. “Kalian berdua ikut saja. Sekalian, kita makan bersama.”
Hanny dan Mey hanya mengangguk antusias. Radja sendiri langsung bersiap karena Izin Tinggal Terbatas sangat penting untuk mereka berdua, selain Visa dan Izin Belajar.
Jansen segera membawa mereka ke kantor Imigrasi di daerah Jalan Surapati, Kota Bandung. Sesampainya di kantor Imigrasi tersebut, Jansen hanya membawa Radja masuk ke dalam. Sedangkan Hanny dan Mey tetap menunggu di dalam mobil.
“Mereka mau ngapain, Kak?” tanya Mey yang sedari tadi hanya diam.
“Mereka Warga Negara Asing. Jadi, mereka harus memperpanjang masa tinggal mereka di sini dulu biar tetap aman,” jelas Hanny, setahunya ia saja.
Mey tampak menganggukkan kepalanya pelan. “Ribet juga, ya, Kak.”
“Tapi, kayaknya mereka berdua juga gak terbebani sama semua itu. Buktinya, mereka betah-betah aja tinggal di sini,” celetuk Hanny.