pasar malam

41 1 0
                                    

Setelah kejadian itu indra tak berhenti-henti memikirkan imah. Ia biasa melihat wanita cantik (karena dia biasanya bersama penyanyi perempuan lain dan juga lebih cantik dari imah) tetapi tak semua bisa membuat indra jatuh hati. walaupun dia biasanya berkencan dengan perempuan tetapi tak satu pun membuat indra yakin. Dan saat dia melihat imah dia begitu yakin bahwa dia lah yang cocok sebagai pendamping serta ibu dari anak-anaknya.
Tak lama kemudian ada pesan masuk pesan itu dari ivan

 Tak lama kemudian ada pesan masuk pesan itu dari ivan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapatkan pesan dari ivan. indra hanya tersenyum dan menyiapkan pakaian yang akan dia pakai nanti. Dan pakaian yang akan dipakai adalah baju hitam celana hitam dan juga jaket hitam yang membuat dia terlihat sangat tampan.


Bel sekolah berbunyi menunjukkan bahwa sekarang waktunya pulang. Setelah mereka menjawab salam dari guru mereka.hanifah ke meja imah dan berkata

"mah nanti malem ikut aku yaa, kita lihat pasar malem" ujar hanifah dengan senyum manisnya. Sementara itu imah yang masih sibuk dengan buku dan tasnya pun membalas hanifah dengan singkat.

"iya,nanti jemput aku yaa" ujar imah.

"iya ma,tenang saja kalo begitu aku pulang duluan yaa" ujar hanifah dengan melambaikan tangan ke arah imah yang di balas langsung oleh imah.

Imah dan indra itu terpaut umur yang lumayan jauh yaa gaiss. Dan juga imah juga primadona di desanya,  walaupun dia sering di dekati oleh laki-laki. Tetapi dia tidak pernah mau ketika ada laki-laki yang mengajaknya berpacaran.

//skip//

Malam hari pun tiba hanifah datang kerumah imah dan langsung berangkat ke lokasi pasar malam itu tempatnya tak jauh dari rumah mereka. Setelah sampai di sana dia melihat indra dan ivan sudah sampai lebih dulu disana.

"hai udah lama di sini? " ujar hanifah dengan melepas helmnya. Imah hanya diam dan menaruh helmnya di samping helm hanifah. *benarkan ada cowok itu* batin imah.

" ehh engak kok baru saja sampek tenang saja, yaa kan ndra? " ujar ivan dengan menyengol lengan indra.

"iya kok baru sampek tenang saja,oh iya aku ga pernah lihat kamu sebelumnya boleh kenalan? namamu siapa? Kenalin aku indra" ujar indra dengan mengulurkan tangannya kearah imah. Hanifah dan ivan pun hanya terdiam dan tersenyum bersama melihat imah dan indra yang mematung dan malu-malu.

"nama aku imah aku teman nya hanifah" ujar imah dengan membalas uluran tangan indra dan tersenyum tipis.

"udah kenalannya tangannya jangan pegangan lama-lama donk" ujar ivan dengan nada jailnya.

"ihh kamu mahh kebiasaan ihh, masuk saja yuk" ujar hanifah dengan medahului mereka bertiga disusul dengan ivan yang langsung memegang tangan hanifah. meninggalkan imah dan indra di belakang mereka berjalan pelan dan menikmati suasana dingin kala itu.

"di sini sangat dingin yaa?" ujar indra yang membuka pembicaraan di tengah keheningan.

"iya nih, mana aku pakek baju pendek lagi" ujar imah dengan memegang kedua lengannya yang kedinginan.

"pakek ini saja yaa" ujar indra dengan memakaikan jaket hitam yang dia pakai ke badan imah.

"aduh,jangan lah kamu juga kan kedinginan"ujar imah yang hampir melepaskan jaket dari indra.

"udah gapapa kok santai saja" ujar indra dengan senyum dan kedua tanganya menahan tangan imah untuk melepaskan jaketnya.

Mereka berdua menaiki dan mencoba banyak mainan seperti: kora-kora, kuda-kudaan dan banyak permainan lainnya. Setelah bermain cukup lama waktu menunjukkan pukul 10 tandanya imah harus segera pulang.

"ndra,sepertinya aku harus segera pulang"ujar imah

"ohh oke deh kalau begitu ayo kita ke parkiran" ujar indra yang di balas angukan oleh imah.

dia menuntun imah untuk turun dari wahananya dia tersenyum dan melangkahkan kakinya di samping indra mereka berjalan bersama menuju parkiran.

"aduhh kalian ini ke mana saja sihh? aku cari-cari dari tadi" ujar ivan yang kebinggungan sejak tadi mencari imah dan ivan.

"iyaa nihh, kalian dari mana saja sih? Ibumu menelfonku dari tadi imah" ujar hanifah dengan nada panik.

"maaf aku tadi..." belum selesai dia berbicara hanifah memotong pembicaraan imah.

"imah itu bukannya jaket indra yaa ihh kalian romatis juga yahh, vann... " ujar hanifah dengan merajuk gemas ke arah ivan.

"aduhh,iya ini buat kamu" ujar ivan dengan menaruh jaket hitam kesayangannya ke badan hanifah. ia hanya tersenyum dan berkata

"yeyyy makasihh van, sebelum kita pulang foto dahulu yuk" ujar hanifah dengan menyiapkan hpnya untuk berfoto. Dia mengangkat hpnya kedepan dan

"satu, dua, tiga senyum" ujar hanifah. Sebuah foto terabadikan di heandphone hanifah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah selesai berfoto mereka pulang bersama-sama ivan dan indra mengikuti mereka dari belakang dan memastikan bahwa mereka sampai rumah dengan selamat.

Setelah sampai rumah, pintu yang tak di kunci membuat imah kaget dia langsung masuk dan mendapati ibunya yang sedang duduk di sofa.

"apa yang kamu lakukan sampai pulang larut malam imah" ujar ibu imah Dengan menyentuh kepalanya yang pening menunggu anak perempuan keduanya.

"aku tadi bermain dengan hanifah bu.. " ujar imah dengan nada takut dan gemetaran sekarang tak akan ada yang bisa menolongnya karena ayahnya sedang keluar kota untuk bekerja dan pulang saat hari minggu saja.

"main apa? Sampai-sampai kamu pulang semalam ini imah? Jadi perempuan macam apa kamu imah jika pulang malam seperti ini? Bermain dengan hanifah apanya? Ibu melihatmu pergi bersama laki-laki siapa laki laki itu IMAH" ujar ibu dengan nada lantang saat menyebut namanya. dia kaget gemetaran dan menangis dan pergi berlari kekamarnya dan menutup pintu. Ibunya hanya mengeleng pelan dia duduk kembali disofa yang dia tempati tadi. Dia memijat kepalanya pelan dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya.

Sementara itu imah mengambil gambar ayahnya dan berkata

"ayah kemana yah? Aku kangen, ga ada yang ngerti perasaan aku disini selain ayah, kembali lah secepatnya ayah aku merindukanmu" ujar imah  dengan mengusap air mata yang turun sejak tadi. dia tertidur dengan memeluk foto ayahnya. Entah mengapa dia begitu merindukan ayahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disini ada yang merindukan imah seperti imah merindukan ayahnya?
Komen dan vote yaa!!!!

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang